3 Tahun Tunda Keinginan Kuliah, Widellia Delvi, S.M Dahulukan Karier Kini S1 pun Diraih


GARUT, JABARBICARA.COM- Widellia Delvi, S.M, Gadis kelahiran Garut 25 tahun yang lalu dan sekarang menetap di Citeureup Kabupaten Bogor ini adalah anak sulung dari 6 bersaudara pasangan suami-istri Nurdin "Ibenk" dari Bogor dan Imas dari Garut.

Widellia akrab dipanggil Wiwid oleh teman-temannya, dan "Teteh" panggilan kesayangan dari keluarga merupakan gadis yang dalam kesehariannya tak lepas dari jilbab merupakan sosok sederhana, pintar, supel dalam bergaul dan terkesan tomboy. Widellia Delvi kini mendapatkan title Sarjana Manajemen(S.M) dibelakang namanya pasca berhasil merampungkan pendidikan S1 Manajemen di Universitas Binaniaga Bogor pada tahun 2021 ini.

Konon kepintaran Widellia Delvi, S.M mewarisi dari ibunya, itu disampaikan para kerabatnya di Garut juga teman-teman sekolah ibunda Wiwid.

Gadis berperawakan tinggi ini memiliki darah Garut dari sang ibu, Imas (49), ibu rumah tangga yang gemar membaca dan menulis Cerber (cerita bersambung), Cerpen juga Puisi dan beberapa karya tulisnya sudah ditayangkan beberapa media online. Imas ini berasal dari Desa Sindangsari Kecamatan Leuwigoong, Garut yang kini menetap di Puspanegara Kecamatan Citeureup, Bogor.

Untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, selama 3 tahun Wiwid bersabar dan kerja keras.

Pasca rampung SMK Wiwid tidak langsung melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Wiwid memilih untuk bekerja dulu dan melamar pekerjaan ke beberapa perusahaan swasta dan diterima bekerja di PT DASARI yang berlokasi di Cibinong, tidak jauh dari Citeureup. Sebelumnya Wiwid di Admin QA, sekarang menjadi Admin Marketing.

Dari gajihnya sebagai karyawan di perusahaan swasta, teteh dapat membantu meringankan biaya hidup keluarganya," ujar Imas ibunda Wiwid.

Imas melanjutkan, kondisi tersebut tidak membuat surut teteh untuk dapat melanjutkan belajar ke jenjang perguruan tinggi yang diinginkannya. Selama 3 tahun dia harus bersabar membuang egonya dan menabung dengan menyisihkan gajinya sisa dari membantu kebutuhan keluarga," imbuh sang ibunda.

Masih kata sang Ibunda, setelah dinilai cukup untuk biaya pendaftaran mahasiswa baru, pada tahun 2016 Teteh pun mendaftar ke Universitas Binaniaga, Bogor dan diterima kuliah disana mengambil jurusan Manajemen. Jarak dari rumah ke kampus itu jauh, tapi keinginan teteh untuk kuliah tidak surut," kata ibu 6 anak ini.

Biaya dan kesibukan teteh pun bertambah. Menyadari itu dia semakin termotivasi dalam berkarier sebagai karyawan di perusahaan swasta, membagi waktu antara kerja (karier), kuliah dan keluarga," ucapnya lagi.

Nyaris tak ada waktu bermain walau hanya sekedar merefresh kepenatan rutinitasnya," ungkap penulis Haruman Jingga dan 10 Malam Di Fatmawati ini.

Dia, kata Imas "tampak semakin bersemangat menajalani hidupnya, tak pernah sekali pun ia mengeluh atau berkeluh kesah kepada orangtuanya.

Dia anak yang cekatan, sejak di SMK dia sudah pandai menulis steno, dan dapat membantu teman-temannya menulis steno. Dari situ dia mendapatkan uang saku untuk jajan," imbuhnya lagi.

Imas memaparkan, Selepas SMK dia diterima kerja di perusahaan swasta di kawasan Cibinong, Bogor. Beberapa lama dari Teteh diterima kerja, alhamdulillah cobaan datang bertubi menimpa kami melalui orang-orang yang kami kasihi dan sangat kami sayangi. Pertama ayah Teteh terserang sakit sekitar 4 tahun yang lalu dan harus istirahat total di rumah," paparnya kepada crew media, Sabtu (28/8) kemarin.

Dua tahun dari ayah teteh sakit kami dikejutkan oleh hasil diagnosis medis yang menyatakan Dimas (Aa) adik laki-laki Teteh mengidap Leukemia (kanker darah) setelah pada sebelumnya beberapa kali berobat di Bogor, keuangan kami pun sudah mengendor. Selanjutnya aa harus dirawat di RSUP Fatmawati, Jakarta. Saat itu tahun 2018, kami pun langsung merujuknya kesana. 10 (Sepuluh) hari dirawat disana aa dipanggil yang maha kuasa saat dalam perawatan medis," paparnya lagi dengan nada sedih.

Berat ditinggalkan anak tersayang bagi saya, dan adik tersayang bagi Teteh. Kami ikhlas dan tetap tegar menerima amanah dan cobaan ini. Dari pengalaman di RSUP Fatmawati saya menuliskan cerpen ("10 Malam Di Fatmawati")," tukasnya.

Wiwid Anak Yang Sabar, Ikhlas Dan Tawwaqal.

Imas melanjutkan pemaparannya, cobaan yang beruntun tidak membuat Wiwid ngedrop. Alhamdulillah membuat teteh semakin tegar menjalani kehidupan walaupun sebenarnya beban teteh semakin berat membantu keluarga karena ayahnya masih dalam keadaan sakit. Tanggung jawab teteh sangat besar, setiap hari teteh membantuku berjualan dulu sementara saya mempersiapkannya di dapur. Pas jam 7 pagi teteh baru siap-siap untuk berangkat kerja," ungkap perempuan yang juga gemar membaca ini.

Kami saling menopang, saling mensupport dan berdo'a, memohon dan berserah diri hanya kepada yang maha kuasa, Allah SWT. Alhamdulillah sekarang teteh sudah lulus S1 dengan IPK (3,6). Walaupun sudah meraih sarjananya, saat ada jeda kerja Teteh masih bikin skripsi juga bantu-bantu temennya.

Yang membuat saya terharu sekaligus bangga kepadanya yaitu teteh mulai dari masuk kuliah melalui jalur umum hingga berhasil meraih Sarjana Manajemen tak sepeser pun saya mengeluarkan biaya," ungkap Imas seraya melanjutkan, Sampai kekurangan biaya kuliah pun dia meminjam uang kepada teman dan bayarnya cicil setiap bulan. Bagi saya teteh adalah segalanya, is the best," ungkap ibunda Wiwid salut dan bangga. (Alm/Jabi)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.