Antara Kegundahan dengan Kecemasan Aksi Besar Mahasiswa bersama Elemen Masyarakat yang Hendak Menduduki Istana


Oleh Jacob Ereste

JABARBICARA.COM-- Sungguh tumben, Jenderal Purnawirawan Wiranto ikutan pasang omong dengan membuka peluang untuk berdialog dengan mahasiswa yang mengorganisir rencana aksi besar pada 11 April 2022.

Wiranto menawarkan diskusi di ruang Adem, ber-ac. Daripada berpanas-panas di Jalan. (Onlineindo News, 2022-04-09). Selaku Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Watinpres), Wiranto membuka peluang untuk berdialog dengan mahasiswa. Tawaran ini diajukan sebagai respon atas rencana aksi besar-besaran mahasiswa bersama sejumlah elemen masyarakat pada 11 April 2022 di Istana Merdeka Jakarta dalam rangka mendesak Presiden Joko Widodo agar mundur.

Wiranto menyebut mahasiswa harus mengutamakan dialog dengan pemerintah, sehingga dia membuka peluang dialog di kantor Watinpres.

Wiranto menyebut dialog akan lebih efektif daripada harus turun ke jalan berpanas-panasan, lebih baik diskusi di ruang yang adem, ber-ac dan mungkin juga bisa dapat suguhan makanan yang super enak dan lezat.

Konon, ceritanya mahasiswa ogah dan tetap kekeh mau aksi, karena dialog sudah tidak lagi diperlukan. Toh, usulan hingga kritik -- bahkan sergahan bernada sengak untuk tidak disebut makian -- sudah habis semua dilontarkan sebelumnya.

Kalau pun sempat menyimak, ragam macam spanduk bernada keras -- bahkan makian -- sudah beredar luas, karena saran, pendapat hingga usulan dan kritik -- bukan hanya dari mahasiswa -- seperti sudah kehilangan kamus dan tak lagi menemukan narasi yang jitu. Kecuali itu mereka semua sudah tampak lelah dan sudah dibebani oleh rasa bosan sampai ke ubun-ubun kepala.

Begitulah kata Wiranto yang terkesan tumben muncul kembali, setelah sekian lama menghilang dari hingar bingar pemberitaan, setidaknya sejak insiden berdarah di Banten pada beberapa waktu lalu.

“Ketimbang panas-panas di jalan, lebih baik kita bicara di ruangan yang adem”, kata Wiranto merayu mahasiswa, seperti dikutip CNN Indonesia, Sabtu 9 April 2022.

Selain itu, Wiranto mengingatkan pula bahwa saat ini adalah bulan Ramadhan. Sehingga akan lebih baik masalah yang mengganjal bagi mahasiswa bisa diselesaikan dengan cara komunikasi yang baik, termasuk tuntutan mahasiswa terhadap wacana tiga periode dan penundaan pemilu 2024 hingga soal melambungnya harga komoditi dan kebutuhan hidup lainnya.

Padahal, masalah yang diusung mahasiswa itu bukan hanya masalah mahasiswa semata, karena masalahnya juga merupakan soal yang dipersoalkan oleh kaum buruh serta kaum pergerakan yang melihat beragam kebrengsekan yang mengancam ambruknya negeri ini.

Sementara kenaikan harga bahan pokok yang sangat dirasakan oleh Emak-emak, sudah tidak alang kepalang memusingkan. Masalah minyak goreng saja tidak kunjung rampung diatasi. Belum lagi kesulitan membeli bahan bakar solar di Jawa Tengah dan sekitarnya sejak Januari 2022 silam.

"Jadi masalah negeri ini bukan cuma keprihatinan adik-adik Mahasiswa", kata Bunda Siska dari Bogor yang juga mengaku akan ikut mengerahkan massa aksinya ke Jakarta pada aksi pada 11 April 2022 di Istana Merdeka, tandasnya.
 
Himbauan Wiranto pada aksi unjuk rasa ini tak baik karena akan dilakukan pada bulan puasa. Tapi alasan ini cuma dianggap sebagai kamuplase belaka untuk dapat menjinakkan Umat Islam, atau bahkan sekedar untuk dijadikan tameng pelindung semata.

Sebab kenaikan harga bahan pangan, BBM Pertamax, bahkan minyak solar yang sulit dibeli di Jawa Tengah seperti minyak goreng yang langka di mana-mana, akibat tidak becus para pejabat untuk mengurus kepentingan rakyat. Karena para menteri kabinet Jokowi, semuanya asyik memperkaya diri sendiri dengan cara menggrogoti hak-hak rakyat.

Reaksi keras pihak Istana dengan cara mengancam aksi yang dimotori mahasiswa Indonesia tampak tidak lagi dapat dibendung, karena kemarahan rakyat terlanjur sudah membuncah dimana-mana. Mulai dari Bogor, Lampung, Ciamis, Tasikmalaya, Solo Surabaya, Jambi, Lampung, Riau, Makassar, Bima NTB, dan tidak sedikit diantara aktivis pergerakan itu yang sudah datang ke Jakarta sejak Kamis malam, 7 April 2022 lalu.

Reaksi dari pihak Istana terhadap rencana aksi demo menolak Joko Widodo menjabat tiga periode atau perpanjangan masa jabatan yang dianggap culas ini, tinggal menunggu waktu. Meski isu ini kata Faldo Maldini yang menjadi bayang bayangan dari juru penerang Istana sejak 5 April 2022 lalu sudah tidak lagi perlu dibicarakan.

Alasannya, karena Presiden telah mengatakan akan tunduk pada konstitusi dan setia pada sumpah jabatan. Tapi toh, angin sudah diarahkan untuk mengubah peraturan dan perundang-undangan seperti memaksakan UU Omnibus Law Cipta Kerja yang mangkrak di Mahkamah Konstitusi itu sampai sekarang.

Jadi persepsi Wiranto bahwa keresahan rakyat sangat khawatir ambruknya negeri tercinta ini, juga tampak jelas dari ekspresi sejumlah purnawirawan dari Jawa Barat yang menyatakan akan ikut turun seperti yang dikomando oleh Presidium FPPI, Kolonel Purn. Sugeng Waras. Info yang diperoleh seperti yang juga telah disampaikan secara terbuka lewat pernyataan sikap FPPI dari Bandung pada 8 April 2022.

Bahkan kegundahan hati politisi Adian Napitupulu pun dapat dipahami ketika menyebut keculasan rezim yang didalangi oleh tiga pimpinan partai politik -- Airlangga Hartarto Golkar, Zulkifli Hasan, PPP dan Muhaimin Iskandar PKB -- merekalah yang telah merangsang birahi dari perpanjangan masa jabatan presiden itu, sementara mereka seakan-akan melepaskan diri dari tanggung jawab politiknya yang culas itu.

Demikian istilah lempar batu sembunyi tangan dari apa yang dimaksudkan Adian Napitupulu itu, karena tidak suka dengan sikap ketiga ketua partai yang menjadi provokator dari wacana untuk jabatan presiden tiga priode, tapi kemudian diam seribu bahasa ketika Presiden Joko Widodo dikecam habis oleh berbagai kalangan seperti hendak didemo oleh mahasiswa dan sejumlah elemen kaum pergerakan pada hari Senen, 11 April 2022 besok.

Agaknya, empati serupa ini yang membuat Wiranto pun jadi terkesan sekonyong-konyong -- tumben -- muncul seperti ingin menjadi juru selamat Istana yang terlanjur hendak diduduki para demonstran pada 11 April 2022.

Sementara info dari sejumlah pusat belanja sudah melakukan upaya pengamanan untuk aset mereka. Sebab para pengusaha dan pedagang pun khawatir akan terjadi kerusuhan yang tidak mampu dikendalikan. (*)

Balaraja, 9 April 2022

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.