Asean Digital Art Society Selenggarakan Pameran Virtual, Bersama 34 Negara, “Solidariti Melawan Covid-19"


JABARBICARA.COM-- Pameran Virtual Seni Digital Internasional Pertama, yang diselenggarakan oleh  “ASEDAS2020” mengusung tajuk “Solidariti Melawan COVID-19”. Sambutan disampaikan oleh Dr. Ir. Arief Kasuma, IPU, Mba selaku Rektor Universitas Esa Unggul (UEU), selaku Host dari acara pembukaan pameran virtual ini, . Selanjutnya pameran diresmikan oleh Bapak Pustanto selaku Kepala Galeri Nasional Indonesia. Dalam sambutannya, Beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini luar biasa responnya di kala orang ditetapkan untuk bekerja dari rumah. Kreativitas dari kalangan umum dan mahasiswa tidak terhenti karena adanya pandemic ini.

Assoc. Prof Tarmizi selaku Presiden Asedas dari Malaysia melalui platform ini, mengucapkan terima kasih yang sangat tinggi kepada semua ahli jawatan kuasa asedas 2020 dan peserta dari seluruh dunia yang telah berjaya melaksanakan pameran virtual seni digital kali pertama ini. Pencapaian ini, diharapkan sebagai pemantik karya seni digital asean ke tahap yang lebih tinggi dan cemerlang.

ASEDAS

ASEDAS dibentuk pada April 2020, berdasarkan inisiatif dua negara, yaitu Malaysia dan Indonesia. Dikutip dari website resminya, ASEDAS didirikan oleh Assoc. Prof. Ahamad Tarmizi Azizan dari Universiti Malaysia Kelantan (UMK), Malaysia, dan Dr. Ariesa Pandanwangi dari Universitas Kristen Maranatha, Indonesia. ASEDAS 2020 International Virtual Digital Art Exhibition merupakan ajang pameran virtual pertama yang diadakan oleh ASEDAS, dengan mengangkat tema Covid-19. Dalam penyelenggaraannya, ASEDAS menggandeng kemitraan strategis dengan berbagai pihak, khususnya universitas dari Malaysia, Indonesia, dan beberapa negara lainnya. Mereka juga merangkul beberapa media dari Indonesia, Malaysia, Mexico. Seluruh karya yang masuk melalui sistem penjurian dengan beberapa tahapan, yang pertama seleksi administrative, kemudian masuk ke juri panel internal, selanjutnya juri panel lintas Negara.  Tiga orang Kurator dalam pameran virtual ini yaitu Nuning Damayanti dari Indonesia, Tarmizi dari Malaysia dan Ms Sabina Obeholzer dari Swedia.

Peserta Pameran Virtual ASEDAS

ASEDAS mengundang para seniman dari seluruh dunia juga Mahasiswa dan Dosen dari berbagai Program Studi, untuk berpartisipasi dalam ajang ASEDAS 2020 International Virtual Digital Art Exhibition bertemakan “Covid-19 Awareness”. Kegiatan ini mampu menjaring peserta dari 34 negara diantaranya dari Negara Argentina, Azerbaijan, China, Indonesia, Iran, Israel, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Mexico, Netherlands, Palestina, Polandia, Rusia, Spanyol, Switzerland, Thailand, Singapura, Turki, dan lain lain. Peserta dari Asia dan Afrika mendominasi dalam Asedas 2020.

Penerimaan karya telah ditutup pada (15/05/2020), ASEDAS 2020 International Virtual Digital Art Exhibition menerima 524 karya digital art dari 34 negara. Karya yang sudah masuk akan di proses melalui penjurian. Sistem penjurian dibuat berlapis, dan lintas Negara. Adapun para juri panel terdiri atas juri yang berasal dari Malaysia, Indonesia, Mexico, China, dan Jepang. Peserta yang lolos, karyanya dimuat di halaman web ASEDAS. Peserta yang karyanya terseleksi akan mendapatkan sertifikat dan katalog digital.

Salah satu juri panel dari China, Ms Xu Wei, menyampaikan bahwa melalui platform ASEDAS seniman dan akademisi dapat berkesempatan untuk berkontribusi dan membagikan pemikiran mereka mengenai Covid-19 kepada dunia, melalui karya seni digital.

Pameran VIRTUAL ASEDAS

Kreativitas menjadi cara untuk mengatasi masa pandemi Virus Corona, sebagai salah satu bentuk perlawanan terhadap pandemi Covid-19. Pameran dapat diakses melalui chanel You tube Asedas juga website resmi Asedas, selain itu FB juga menayangkan live saat pembukaan, Sabtu (06/06/2020).

Nuning Damayanti selaku Kurator yang dipercaya untuk mengawal pameran ini dalam kesempatan tersebut menyampaikan banyak hal. Ada point yang digaris bawahi terkait paparannya sebagai Kurator yaitu karya partisipan dari 11 negara Asia dan Afrika, yang mendominasi hampir 75% dari keseluruhan karya  dan yang paling banyak adalah partisipan Indonesia, lalu Malaysia, selanjutnya  Iran, China, Thailand, Singapore, Jepang, India, Korea Selatan, Palestina, Syria dan  Mesir. partisipan terdiri dari  3 kalangan sosial, yaitu seniman, seniman/desainer yang akademisi dan mahasiswa seni rupa dan desain.

Cukup sulit melakukan pengamatan pada karya sebanyak itu, akan tetapi karena tema pameran sangat relevan dengan kondisi saat ini yang  dialami oleh orang hampir diseluruh dunia.  Tema   Solidariti melawan Covid19, menjadi karya-karya yang serius dan direspon sesuai dengan baik oleh partisipan Asia dan Afrika.  Karya-karya partisipan dari Asia dan Afrika tersebut selain memiliki kesamaan, juga sangat beragam dan kreatif bila dilihat dari berbagai unsur rupa dan aspek aspek estetik lainnya.

Selanjutnya Nuning juga menegaskan bahwa hal yang sangat menarik lainnya adalah ekspresi nasionalisme yang tinggi dari seniman untuk menunjukan darimana mereka berasal, juga cerminan keyakinan dan kepasrahan kepada Sang Maha Pencipta, menunjukan refleksi sosiologi masyarakatnya yang masih religious. Pameran ini jelas merupakan kegiatan kreatif dan refleksi kesadaran spiritualitas, melawan pandemic Covid 19.  Yang mungkin bisa memotivasi masyarakat berbuat kreatif dalam segala keterbatasan dan kondisi sesulit apapun menghadapi tantangan hidup,  sehingga tidak ada lagi alasan untuk tidak kreatif. Bahwa  di tangan pekerja kreatif, seni akan terus memiliki kapabiltas membangun peradaban manusia. Pada waktunya nanti sejarah akan mencatat inspirasi-inspirasi dan jejak-jejak peran insan seni yang menunjukan perjuangan kehidupan manusia pada masa pandemic Corona Virus 19 yang melanda dunia, pungkasnya menutup sambutannya, Sabtu (06/06/2020). (Ariesa P/Jb)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.