Asep Maher : "Kegagalan Membumikan Pancasila Dalam Politik Dan Ekonomi Jadi Penyebab Tumbuhnya Radikalisme".


GARUT, JABARBICARA.COM-- Berbagai kegaduhan seolah tiada henti merundung negeri ini akibat pernyataan para pejabat yang kurang bijak dan jauh dari sikap seorang pejabat pemerintahan atau negara. Kegaduhan yang masih hangat dan terus berlangsung hingga saat ini akibat pernyataan Kepala BPIP mengundang banyak reaksi berbagai kalangan, dari rakyat jelata hingga mantan pejabat negara, dari agamawan hingga budayawan.

Yudian, Kepala BPIP dalam sebuah talkshow menyatakan, " kalau mau jujur, musuh Pancasila itu, ya, agama". Yudian juga melontarkan pernyataan agar ucapan "assalamu'alaikum" diganti dengan "salam pancasila".

Pernyataan Kepala BPIP itu tak luput dari komentar Asep Maher,  budayawan dan aktivis lingkungan berbasis kearifan Sunda, Incu Putu Aleutan Pangauban Cimanuk.

Ditemui jabarbicara.com di sela acara sebuah sarasehan bertajuk "Madud Kebangsaan" bersama Presiden Jancukers Sudjiwo Tedjo yang diselenggarakan oleh komunitas Paduders, Asep Maher menyatakan rasa Kebangsaan Indonesia saat ini sedang goyah karena ulah dominasi kepentingan sekelompok elit penyelenggara negara yang mengkhianati amanat konstitusi negara dalam rumah besar NKRI di tengah arus tantangan perubahan zaman yang cepat.

Salah satu penanda adanya dominasi kepentingan elit hari ini menurut Asep Maher adalah kegaduhan yang timbul akibat tafsir Pancasila ala rezim kuasa yang diwakili oleh Kepala BPIP.

"Pernyataan Kepala BPIP merupakan suatu pengukuhan dan tafsir Pancasila yang dangkal dan kepentingan taktis saja, yaitu Pancasila sebagai Ideologi yang diperhadapkan dengan menguatnya faham keagamaan yang radikal", ungkap Asep Maher.

"Pengukuhan ideologi Pancasila yang reaksioner, taktis dan elitis ini pada gilirannya akan dihadapkan pula pada isme-isme yang lain, yang dianggap akan mengganggu kepentingan kuasa rezim yang sedang beroperasi. "Isme-isme bergaya SARA yang sekarang subur menumbuh, semestinya dilihat sebagai gejala gugatan anak-anak bangsa atas sebuah klaim ideologi negara", tegas Asep.

Klaim Pancasila sebagai Ideologi Negara implementasinya jauh dari kenyataan rasa keadilan dan kesejahteraan bisa jadi pemicu tumbuhnya paham keagamaan yang radikal. "Tumbuhnya faham keagamaan yang radikal dari anak-anak bangsa ini tidak muncul dengan "seujug-ujug", tetapi salah satunya penyebabnya adalah gagalnya rezim kuasa membumikan Pancasila dalam praktek politik dan ekonomi mereka", pungkas Asep Maher yang juga seorang "Gusdurian". (Tisna)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.