BMKG Kembali menyelenggarakan SLI untuk Para Petani Dan Penyuluh Pertanian


BANDUNG, JABARBICARA.COM-- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali menyelenggarakan Sekolah Lapang Iklim (SLI) untuk para petani dan penyuluh pertanian. Kali ini untuk para petani tanaman kentang di Pangalengan Kabupaten Bandung. Kegiatan SLI ini dihadiri oleh Anggota Komisi V DPR RI, Iis Rosyita Dewi dan Anggota Komisi II DPRD Prov. Jabar, Dadang Kurniawan.
Pada kesempatan itu, Iis menyapaikan penting SLI ini bagi para petani dan Ketahanan Pangan Nasional.

“SLI BMKG ini sangat dibutuhkan masyarakat petani, karena kondisi iklim sangat mempengaruhi produktivitas pertanian yang pada akhirnya mempengaruhi Ketahanan Pangan Nasional. Masyarakat petani menginginkan ada perhatian dari pemerintah. Disini BMKG sebagai pemerintah ikut berperan serta dimana negara kita adalah negara agraris. Pertanian adalah sektor yang paling diharapkan oleh negara kita," kata Iis, Jumat (18/03/2022).

Menurut Dadang, selain sebagai Anggota DPRD Prov. Jabar juga sebagai pengusaha pertanian ini, para petani di Pangalengan beberapa kali mengalami kegagalan panen karena adanya embun es yang datang tiba-tiba pada malam hari yang merusak tanaman petani.

"Petani perlu memahami informasi cuaca dan iklim yang disampaikan BMKG dan memahami prilaku tanaman dengan baik sehingga dapat meminimalisir kerusakan tanaman akibat embun es tersebut,” tandas Dadang, saat diskusi dengan Tim SLI Pangalengan.

Kemudian pentingnya pemahaman cuaca dan iklim dengan baik juga disampaikan Kepala Pusat Layanan Iklim BMKG Ardasena Sopaheluwakan.

“Sebenarnya SLI ini program lama kami yang telah dilaksanakan sejak 2010. Tujuannya adalah membantu petani untuk dapat beradaptasi dengan iklim. Kemudian mementum yang lebih penting lagi ketika kita menghadapi perubahan iklim yang berdampak pada kejadian bencana dan juga berdampak pada kegagalan panen. Karena itu BMKG menggap penting untuk mendukung petani di Indonesia, khususnya yang ada di Pangalengan ini untuk meningkatkan literasi terhadap cuaca dan iklim, sehingga mereka mampu beradaptasi terhadap cuaca dan iklim sehingga dapat meningkatkan pruduktivitas pertaniannya," ungkap Ardasena

Para petani dan penyuluh pertanian peserta SLI ini akan dibimbing langsung oleh para ahli dari BMKG selama satu kali musim panen tanaman kentang atau selama tiga bulan.  Hal ini disampaikan oleh Indra Gustari selaku Kepala Stasiun Klimatologi Bogor.

“Banyak produk informasi iklim dari BMKG belum dipahami atau dimanfaatkan oleh petani secara maksimal. Oleh karena itu kami mengajak para petani ikut serta kegiatan SLI, dalam hal ini petani tanaman kentang dan para penyuluh petani yang memiliki peran peting dalam meneruskan informasi. Kegiatan SLI ini dilaksanakan selama satu musim tanam, mulai dari persiapan lahan, pemeliharaan, hingga panen.

Walaupun masyarakat petani disini telah melakukannya secara turun menurun, namun tetap mengalami kegagalan. Salah satu penyebabnya adalah kondisi ekstrim cuaca, seperti hujan lebat, embun es yang tiba-tiba. Harapannya dengan kegiatan SLI ini para petani dapat meminimalisir kegagalan panen,"kata Indra.

Kegiatan SLI Pangalengan ini diikuti 50 peserta secara offline dan online dari para petani kentang dan penyuluh pertanian. Peserta belajar di dalam ruangan Rumah Djuang, serta lahan praktek pertanian yang dilengkapi dengan beberapa peralatan pengamatan cuaca dan iklim dari BMKG. (dade)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.