Boeing Tunda Pembaruan Peranti Lunak 737 Max 8 Sejak Januari


JABARBICARA.ID:-- Rencana Boeing untuk memperbarui peranti lunak(software) pesawat 737 Max 8 pada April menyusul kecelakaan Ethiopian Airlines pada Minggu (10/03/2019). Rencana pembaruan peranti lunak diketahui sempat tertunda dari jadwal awal pada Januari 2019.

Pembaruan peranti lunak seharusnya dilakukan setelah peristiwa jatuhnya Lion Air JT610 di Karawang pada Oktober 2019. Kejadian di Ethiopia dan Indonesia sama-sama menggunakan pesawat Boeing 737 Max 8.

Pembaruan akan mengubah banyak sensor (data feeds) untuk mengganti sistem pengaturan tunggal setelah kejadian Lion Air yang menewaskan 189 penumpang dan awak. Sistem pengaturan tunggal diterapkan dalam sistem anti-stall.


Dilansir dari New York Post lewat CNN Indonesia, Boeing diketahui memutuskan untuk menunda pembaruan lantaran gagal bernegosiasi dengan Badan Aviasi Federal AS (FAA).

Sebuah sumber kepada The Wall Street Journal mengatakan bahwa regulator federal menetapkan bahwa penundaan itu dapat diterima. Pasalnya para ahli percaya tidak ada ancaman keamanan yang akan terjadi.

Keterlambatan pembaruan terjadi karena silang pendapat antar para pejabat di Boeing. Pejabat di perusahaan tersebut dilaporkan tidak setuju dengan regulator federal mengenai seberapa luas pembaruan peranti lunak perlu dilakukan.

Di satu titik, perusahaan mengeluh ketika disarankan untuk menggunakan beberapa sensor yang menjalankan Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS). Perusahaan meyakini penggunaan beberapa sensor akan lebih rumit dalam menjalankan MCAS.

Boeing mengklaim sistem sensor tunggal dapat diandalkan dan memiliki rekam jejak yang baik pada model pesawat lain. FAA juga menentukan langkah yang harus diambil setelah bencana Lion Air, salah satunya adalah dengan mengajari pilot tentang bagaimana sistem operasi itu bekerja. 

Boeing tidak mengomentari penundaan diskusi dengan FAA. Akan tetapi, perusahaan mengonfirmasi jika pembaruan peranti lunak akan dilakukan pada April nanti.

Sementara pejabat AS juga menyarahkan penutupan pemerintahan pada Januari lalu yang berimbas pada penundaan pembaruan peranti lunak setidaknya hingga lima pekan.

Di sisi lain, FAA berkeras jika peninjauan terhadap 737 Max tidak menunjukkan masalah kinerja sistematik dengan sistem kontrol penerbangan dan tidak bisa memberi landasan untuk memerintahkan pelarangan terbang pesawat generasi keempat tipe 737 tersebut.

"Dalam proses peninjauan mendesak kami terhadap data pada kecelakaan Penerbangan 302 Ethiopian Airlines, jika ada masalah yang mempengaruhi kelaikan udara berkelanjutan dari pesawat diidentifikasi, FAA akan mengambil tindakan segera dan sesuai," kata FAA dalam keterangannya.

Berdasarkan pernyataan resmi Boeing, perusahaan terus mengembangkansoftware untuk keamanan pesawat. Termasuk pembaruan dalam panduan MCAS, pilot displays, pengoperasian manual dan pelatihan kru. 

"Selama beberapa bulan terakhir... Boeing telah mengembangkan peningkatan software kontrol penerbangan untuk 737 MAX, yang dirancang untuk membuat pesawat yang sudah aman menjadi lebih aman," kata pernyataan resmi Boeing. (IK/TG)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.