Dana PIP Di Sunat, Ormas BPBN Minta Tim Saber Pungli Turun Tangan


GARUT, JABARBICARA.COM - Program Indonesia Pintar (PIP) merupakan bantuan pemerintah yang bertujuan untuk membantu anak usia sekolah dari keluarga pra sejahtera agar tidak putus sekolah.

Tidak terkecuali siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) 1 Ma'arif Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut turut mendapat bantuan PIP, yang mana setiap siswa mendapatkan sejumlah Rp. 750 ribu. Dari total 360 siswa, hanya 81 siswa yang mendapatkan PIP.

Namun sungguh ironis bantuan PIP tersebut diduga disunat langsung oleh pihak sekolah sebesar Rp 450 ribu. Beberapa orang tua siswa menjelaskan modus pemotongan PIP yakni saat pengambilan dana PIP di bank, kepala sekolah dan staf ikut mendampingi.

"Saat dana PIP sudah diambil, para siswa diminta menyerahkan uang ke pihak sekolah sebesar Rp 450 ribu tanpa ada alasan yang jelas untuk apa uang hasil pemotongan itu," ucap salah seorang orang tua siswa yang identitasnya tidak mau disebutkan kepada jabarbicara.com, Kamis (13/02/2020).

"Yang lebih mengherankan lagi, pengutipan dana itu dilakukan di dalam mobil, lalu struk pencairan dari bank ikut diambil oleh pihak sekolah," imbuhnya.

"Jadi siswa hanya menerima dana PIP sebesar Rp 300 ribu dari yang seharusnya diterima sebesar Rp 750 ribu," ungkapnya.

Saat dikonfirmasi ke pihak sekolah, Kepala MTs 1 Ma'arif Asep Nurjaman mengatakan apa yang telah pihak sekolah lakukan (pengutipan) dana PIP merupakan hasil musyawarah dengan komite sekolah dan para orang tua siswa.

"Salah satu point hasil musyawarah tersebut disepakati ada sumbangan dari orang tua siswa sebesar Rp 450 ribu untuk pengadaan 45 Unit komputer untuk kebutuhan pelaksanaan ujian madrasah," jalasnya.

Namun lanjut Asep sumbangan itu hanya bisa menutupi 70 persen saja dari jumlah siswa yang ada.

"Kebetulan ada program bantuan PIP, jadi orang tua yang belum bayar sumbangan tersebut kita ambil dari Bantuan PIP, dan membenarkan pengambilan dana dari siswa itu dilakukan di mobil saat selasai pencairan di bank," katanya.

Menurut Asep, apa yang kami lakukan sudah sesuai dengan mekanisme yaitu telah di musyawarahkan terlebih dahulu dengan komite sekolah dan orang tua siswa.

Terpisah, Ketua Ormas Barisan Patriot Bela Negara, Apen Supriadi ketika diminta tanggapannya, terkait kutipan dana PIP di MTs 1 Ma'arif mengatakan, apa yang dilakukan oleh pihak sekolah kami anggap kurang tepat.

"Karena dana PIP bukan untuk oengadaan komputer. Sehingga program yang dicanangkan oleh pemerintah pusat nelalui PIP dipastikan hasilnya akan gagal. Sebaiknya dilakukan investigasi oleh Kementrian Agama Kabupaten Garut," tuturnya.

"Kemana anggaran pendidikan yang mencapai 20 persen apabila pengadaan komputer dibebankan ke siswa miskin melalui pemotongan dana PIP. Kuat dugaan itu hanya modus belaka oknum tidak bertanggungjawab, memanfaatkan bantuan PIP," tegasnya.

"Kami minta tim saber pungli, aparat penegak hukum, Kemenag Kabupaten Garut, pemerintah daerah dan pusat untuk segera melakukan evaluasi dan investigasi mendalam ke sekolah tersebut. Tidak menutup kemungkinan sekolah lain juga menggunankan modus yang sama," pungkasnya. (Ridwan F)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.