JABARBICARA.COM-- Dilansir dari VIVA, Di Amerika jumlah penderita COVID-19 terus bertambah, tak sedikit tim medis yang merasa lelah hingga trauma karena kian hari, jumlah pasien positif corona COVID-19 terus membludak.
Dikutip dari laman Metro, seorang perawat bahkan tampak trauma menghadapi pasien COVID-19. Dia menangis sedih ketika mengingat perubahan besar terjadi di tengah krisis virus korona yang memburuk yang membuat rumah sakit dibanjiri oleh pasien yang sekarat.
Perawat ICU dari Southeast, Michigan, AS yang tidak disebutkan namanya ini bercerita, dia merekam video dirinya dalam mobil, melampiaskan kelelahannya setelah 13 jam kerja shift yang mengerikan. Dia sengaja menceritakan penderitaannya, tentang banyaknya korban COVID-19. Dia pun memperingatkan pada semua orang, agar tidak menganggap sepele wabah virus corona.
"Aku tidak tahu apa yang baru saja terjadi selama 13 jam terakhir. Sejujurnya kawan-kawan, rasanya seperti saya bekerja di zona perang," kata perawat itu, yang diidentifikasi sebagai Melissa Steiner mengatakan dalam video dengan air mata berlinang.
Menurut LinkedIn Steiner, ia bekerja sebagai perawat terdaftar di Beaumont Health. "Saya benar-benar terisolasi dari anggota tim saya, sumber daya terbatas, persediaan terbatas, respon terbatas dari dokter karena mereka sama kewalahannya dengan kita yang berurusan dengan banyak hal lain.
"Jadi saya menghabiskan 13 jam untuk merawat dua pasien COVID-19 yang sakit kritis dengan ventilator. Jadi, demi semua orang tolong menganggap ini serius," lanjutnya."Jujur rasanya seperti saya bekerja di zona perang ... Saya sudah melanggar sehingga saya harap, semua orang menganggap ini serius." (TG)
0 Komentar :
Belum ada komentar.