DPR : Pemerintah Terlalu Banyak Keluarkan Aturan Hadapi Covid-19


JABARBICARA.COM--Wakil Ketua Badan Urusan Rumah Tangga DPR RI, Dimyati Natakusumah, menyatakan, pemerintah terlalu mengeluarkan aturan, yang justru semuanya bersifat mengimbau saja.

Hal ini, menurut Dimyati menjadi tidak jelas sanksi hukumnya, sehingga terkesan labil dan bingung dalam menghadapi Covid-19. 
"Saat ini apa yang dilakukan pemerintah menjadi serba salah, sehingga tidak jelas sampai kapan Covid-19 berakhir sehingga tidak lagi memakan korban jiwa rakyat indonesia," katanya.

Dimyati juga mempertanyakan akan rencana strategis yang akan dilakukan pemerintah secara masif dan cepat untuk melawan Covid-19. Covid-19 sangat berdampak terhadap masa depan anak-anak dalam ilmu pengetahuan atau sumber daya manusia; termasuk berdampak terhadap perekonomian bangsa Indonesia dan dunia usaha yang saat ini kesulitan.

"Kantor tutup, pabrik tutup, perbankan siaga satu, yang mengakibatkan kebutuhan hidup dan kebutuhan pokok masyarakat sulit. Banyaknya pengangguran dapat membuat banyak masyarakat depresi. Ujungnya stres, sakit, serta meninggal dunia karena tertekan situasi kondisi keamanan dan kecukupan konsumsi sandang pangan dan papan," ujarnya.

Dalam hal ini, lanjut Didik, perlu keputusan presiden sebagai kepala negara yang berani, cepat, dan tepat mengambil keputusan yang terbaik; serta jadwal jelas, sehingga ada target waktu untuk setiap pekerjaan yang dilakukan serta pencapaian tujuan. 

"Peraturannyapun jangan semua institusi mengeluarkan aturan sehingga sangat membingungkan masyarakat dan para pemangku kepentingan, termasuk aparatur di bawahnya," ungkapnya. 

Sebaiknya terkait hal tersebut, lanjutnya lagi, agar peraturannya cukup dengan peraturan presiden saja. Yang penting lengkap, mudah dibaca dan dilaksanakan oleh aparaturnya dan masyarakat Indonesia. 
"Presiden jangan gusar, kami siap membantu melawan musuh bangsa dan negara tercinta ini. Semoga musibah dan penyakit masyarakat cepat berlalu selesai dan tuntas dengan langkah-langkah yang terencana, terstruktur, sistematis dan masif," ujarnya.

Sumber: suara.com

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.