JABARBICARA.COM-- Transplantasi organ bisa menyelamatkan nyawa seseorang namun juga berisiko
Tranplantasi organ adalah proses memindahkan organ tubuh dari satu manusia ke manusia lain yang membutuhkan, melalui operasi. Organ didapatkan dari pendonor dan ditempatkan pada penerima (recipient).
Transplantasi organ merupakan salah satu prosedur medis yang penting dilakukan apabila organ tubuh seseorang mengalami kerusakan berat, sehingga sudah tidak bisa berfungsi lagi. Ada banyak jenis organ yang bisa didonorkan dan ditransplantasi, seperti ginjal, hati, jantung, paru-paru, kornea, dan pankreas.
Prosedur pemindahan organ ini bisa menyelamatkan nyawa penerimanya. Namun di sisi lain, tindakan tersebut juga berisiko tinggi karena “penolakan” dari tubuh rentan terjadi. Sebab, organ baru tersebut dianggap sebagai benda asing yang harus dilawan. Sehingga, tubuh justru akan memperlakukannya layaknya penyakit dan akibatnya, organ baru itu tidak bisa bekerja dengan baik.
Prosedur transplantasi organ umumnya dilakukan apabila kerusakan yang terjadi pada organ tersebut sudah parah, sehingga fungsinya tidak lagi bisa berjalan dengan normal, bahkan hampir berhenti sama sekali. Sehingga dengan mengganti organ yang rusak dengan organ yang masih sehat, pasien penerima donor bisa mendapatkan beberapa manfaat, seperti:
Meski begitu, operasi transplantasi organ juga memiliki beberapa risiko yang mungkin muncul, seperti:
Manfaat dan risiko selalu ada di setiap prosedur medis, termasuk transplantasi organ. Namun sejauh ini, manfaat yang bisa didapatkan melalui prosedur ini lebih banyak ketimbang risiko yang mungkin terjadi.
Sehingga, transplantasi organ masih menjadi salah satu pilihan perawatan bagi orang-orang yang membutuhkannya. Sebab apabila transplantasi tidak dilakukan, banyak orang yang akan meninggal dunia akibat penyakitnya.
Proses transplantasi organ bisa dibilang cukup rumit karena ada banyak hal yang harus dipastikan sebelum seseorang bisa menerima organ yang cocok. Secara umum, ada tiga hal yang akan dilalui pasien yang akan menerima prosedur ini, yaitu menunggu organ yang cocok, panduan sebelum dan saat operasi, serta tatalaksana setelah operasi.
Untuk bisa menjalani prosedur transplantasi organ, seseorang harus mendapatkan donor organ yang cocok. Organ bisa didapatkan dari orang yang baru meninggal dunia atau orang yang masih hidup dan bersedia menyumbangkan organnya.
Biasanya, orang yang memerlukan donor harus menunggu antrean karena ketersediaan organ yang bisa didonorkan tidaklah sebanyak orang yang memerlukan. Waktu menunggu bisa bervariasi, mulai dari beberapa hari hingga bertahun-tahun.
Lama atau tidaknya seseorang bisa mendapatkan organ yang cocok bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti:
Operasi transplantasi organ akan dijadwalkan dari jauh-jauh hari. Dalam jangka waktu tersebut, penerima donor, pendonor, maupun tim medis akan melakukan berberapa persiapan, seperti:
Operasi transplantasi organ dilakukan di bawah pengaruh bius total maupun lokal. Sehingga, penerima maupun pendonor tidak merasakan sakit saat operasi berjalan. Teknik yang dilakukan untuk transplantasi bisa berbeda-beda, tergantung dari jenis organnya.
Setelah operasi, tim dokter dan perawat akan menempatkan penerima donor di ruang ICU untuk mendapatkan pengawasan ketat. Selain itu, pasien juga akan diberi obat-obatan yang akan mendukung pemulihan.
Biasanya, pasien masih akan kesulitan untuk makan beberapa hari setelah operasi. Pasien akan dirawat hingga pemulihannya dinilai sudah cukup baik. Biasanya, perawatan di rumah sakit memakan waktu kurang lebih satu minggu.
Setelah diperbolehkan pulang, maka pasien harus mengikuti arahan yang diberikan oleh dokter, seperti:
Sebelum melalui proses transplantasi organ, pastikan Anda sudah mengenal semua manfaat yang akan didapatkan dan risiko yang mungkin terjadi. Dokter akan membantu menjelaskan secara detail semua hal yang perlu Anda lewati, termasuk tingkat keberhasilan operasi transplantasi organ yang akan dijalani. (Sehatq.com/Ik)
Belum ada komentar.