GBSRI Peduli Kelestarian Satwa Harimau Sumatera


JABARBICARA.COM-- Saat ini, terdapat 13 negara di dunia yang menjadi habitat harimau, termasuk Indonesia dengan enam Lanskap Konservasi Harimau prioritas, yakni wilayah yang dilindungi untuk melestarikan harimau, di Sumatera: Ulumasen-Leuser, Kampar-Kerumutan, Bukit Tiga puluh, KerinciSeblat, Bukit BalaiRejang Selatan, dan Bukit Barisan Selatan. Selain harimau Sumatera (Pantheratigrissumatrae), Indonesia pernah menjadi rumah bagi harimau Bali dan Jawa, tetapi dua jenis harimau tersebut telah punah pada tahun 1960-an akibat aktivitas perburuan yang merajalela. Penelitian yang dilakukan oleh Smithsonian Institute padatahun 2010 memperkirakan bahwa tidak lebih dari 400 harimau tersisa di Sumatera. Dengan hanya sedikit harimau tersisa di Sumatera, Lanskap Konservasi Harimau memainkan peran yang amat penting.

Harimau tidak hanya merupakan mega fauna yang karismatik, tetapi juga merupakan ‘spesiespayung.’ Sebagai predator yang berada di puncak rantai makanan, harimau menjaga keseimbangan jumlah herbivor dan tumbuh-tumbuhan yang menjadi santapan para herbivor. Maka, dengan melindungi dan melestarikan harimau, kita juga membantu menjaga keanekaragaman hayati dan seluruh proses ekologis di dalam habitatnya. Harimau juga merupakan satwa penyendiri, sehingga harimau membutuhkan wilayah yang luas untuk dapat bertahanhidup. Sayangnya, hilangnya habitat dan perburuan telah menurunkan jumlah populasi harimau secara signifikan.

Menurut World Wildlife Fund, dunia telah kehilangan 97 persen harimau liar hanya dalam kurun waktu satu abad. Saat ini, jumlah harimau liar yang tersisa diperkirakan kurang dari 3,500 ekor.

GBSRI dengan segenap Perupa Nusantara menyelenggarakan gerakan keprihatinan atas kelestarian Harimau Sumatera, dengan Pameran Art For Maunk yang akan diselenggarakan dari bulan Juli sampai DEsember 2020 sekaligus Peringatan Hari Harimau Sedunia atau Global Tiger Day (GTD) setiap 29 Juli layak dijadikan momentum untuk memperjuangkan penyelamatan Harimau Sumatera.

Gagasan Pameran Peduli Harimau ini bertajuk Art For Maunk diharapkan kita tidak terlalu terlena dengan pandemi covid-19, masih banyak yang harus kita perhatikan saat ini selain menghadapi keadaan virus corona yang melanda dunia. Mudah-mudahan dengan gerakan ini penyadaran masyarakat bisa terbangun untuk saling mengingatkan dalam upaya pelestarian Harimau, Pemerintah lebih Fokus untuk menjaga habitat dari Harimau ini. Peserta Pameran ini diikuti dari seluruh Provinsi di Indonesia dan melalui tahap kurasi, dari jumlah peserta yang masuk sekitar 379 orang di kurasi menjadi 77 peserta. Peserta adalah Seniman, Pelajar, Mahasiswa dan Umum dari berbagai Wilayah Indonesia Karya Berupa 2D (Lukisan, Batik dll ) dan 3D (Patung, dll) 

Peserta Pameran Art For Maunk : R. Cahyadi (Bandung), Teti Eryani (Subang), R. Heri Subari (Bandung), Hafidz ilmi (Malang), Nadine Ashlee Tio (Jakarta), Anwar Baidin (Pekalongan), Deni Andrianto (Bali), Bas Andiseno (Jogjakarta), Dian H Bulgari (Bandung), Suyitno (Malang), Yudha Sasmito (Cirebon), Johanes Irianto (Malang), Agus Salim (Batu), Anne Lesar (Bandung-Menado), Haris Nugroho (Bandung), Firdiana (Brebes), Taufik Nugraha (Garut), Ade Lukman Hakim (Cirebon), Yani Dwi Jayanti  (Lamongan), Yangboo (Surabaya), Suyanto (Cirebon), Encep Sopyan (Cianjur), Maria Puspitawati (Surabaya), Alfian Imasya (Malang), Iyan Riyana (Bandung), Esep Raharja (Sukabumi), Susi Herawati (Malang), Yuyun Prabu (Sumedang), Adjie Noer (Cirebon), Edi Kuncoro (Malang), Corry Harisyahatullaely (Sukabumi), Dedi Kurnia (Subang), Sadikin Pard (Malang), Nanang Suatmadji (Malang), Alex Sambodo (Malang), Ridwan Taufik (Kota Sukabumi), E'u Pandawalima (Jakarta), Sudibyo (Malang), Husein (Magelang), Idham Chalik (Kediri), Fadjar Sutardi (Sragen), Djoko Harijanto (Bekasi), Iwan Widodo (Karawang), Ardi (Cirebon), Rizat (Blitar), Fenny Rochbeind (Malang), Bonar Diat Senan Putro  (Bantul), Usye Eko Murwanto (Surabaya), Totok Sunarto (Jepara), Dona Rahmawati (Surabaya), M. Khoironi (Malang), Sekar Ayu Kuncoroputri (Cimahi), Muhamad Zainuddin (Cirebon), Surya eriffin (Surabaya), Sari Dewi Kuncoroputri  (Cimahi), Soleh Hadiyana  (Cirebon), Rizan Ahmad Subqi (Bojonegoro), Katarina Widyawati Kusuma (Cirebon), Tata Sutaryat (Bandung), Suhendra/Arif Hendra (Jakarta Timur), Hesti Setyowati (Sidoarjo), Tonerin (Brebes), Agus kayol (Pemalang), Shopia Himatul Alya  (Bandung), Syaiful Arif Arif (Mojokerto), Afrudin (Tasikmalaya), Danil Makurappa (Jepara), Achmad Asfali (Malang), Deskamtoro Dwi Utomo (Depok), Hennisman musmir (Bintan), Harlin Amrullah (Jogjakarta), Eko Susetyo Wahyudi (Malang), Munadi (Tangerang), Iman Budiman (Bandung), Farid Kholili (Pekalongan), Ridho Ardian (Jakarta), Lesh Dewika (Bekasi)

Kita tidak dapat lagi membiarkan punahnya harimau Sumatera. Banyak riset menemukan bahwa kehilangan habitat, perburuan terhadap mangsa harimau, dan perburuan harimau adalah tiga ancaman utama terhadap populasi harimau di Sumatera. Dibutuhkan upaya kolaboratif untuk memastikan bahwa habitat spesies ikonis ini dapat tetap dilindungi dan dilestarikan.
Pameran Maunk Bisa Disaksikan Dibeberapa Medsos
youtube : www.youtube.com/channel/UCqdOA0fimm8q3IBGMKdnWSA
website : https://gbsri.com/
instagram : https://www.instagram.com/galeribaraya/
facebook : https://www.facebook.com/groups/404768723467577/

(Lukman Zen/Jb)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.