Gejolak Jiwa Mahasiswa dalam Dilematika Aktivitas Kuliah di Tengah Covid-19


CIREBON, JABARBICARA.COM-- Merebaknya wabah COVID-19 di Indonesia telah berimbas ke segala lini, termasuk sektor pendidikan. Himbauan terkait bekerja atau belajar dari rumah serta social distancing berdampak besar terhadap kegiatan perkuliahan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 17 Maret 2020 menerbitkan Surat Edaran nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran COVID-19. Intinya, proses pembelajaran dilakukan secara daring menggunakan aplikasi yang telah disediakan secara gratis.

Ada beberapa masalah berkaitan dengan pembelajaran daring yang diikuti oleh mahasiswa, di antaranya jaringan internet yang tidak stabil, besarnya kuota internet yang harus disediakan untuk setiap mata kuliah, serta kurang efektifnya bimbingan atau pembelajaran yang dilakukan secara daring.

Dalam hal ini pemerintah sangatlah berpengaruh terhadap keadaan ini semua. Kita semua harusnya memahami pandemi ini merambah ke seluruh lapisan masyarakat baik itu kaya ataupun miskin.

Seorang mahasiswa dari Kuningan, Hanif, menyayangkan pemerintah yang terlalu mengerucutkan masalah pandemi ini terhadap kebijakan bansos yang 'mengatas-namakan rakyat'.

"Mahasiswa juga rakyat dan harus diingat. Kami semua adalah masa depan negeri ini". Ujar Hanif kepada media (16/05/2020) di Kuningan

Menurut Hanif, sungguh ironis ketika saat-saat krisis seperti ini pemerintah hanya terfokuskan kepada bagaimana cara makan rakyat saja, namun lupa ada salah satu yang penting setelah isi perut yaitu isi kepala.

"Kepada Mas Mentri Nadiem Makarim jika benar Anda peduli terhadap pendidikan bangsa maka anda harus melek saat ini. Jsngan dulu anda pikirkan yang lain," tegas Hanif di hadapan awak media. Sabtu (16/05/2020).

Hanif merasa, kini para mahasiswa kebingungan. Pihaknya mempertanyakan, akan dibawa kemana nasib para penerus bangsa yang saat ini sedang berjuang.

Hanif juga menjelaskan kepada media bahwa pihaknya sangat mengutuk keras seluruh rektor jika masih ngotot untuk memeras ekonomi dan otak para mahasiswa dalam keadaan seperti ini, terkhusus yang berada di wilayah Ciayumajakuning.

"Ingat Pak Rektor! Suara saya tak akan berhenti sampai sini. Ini semua tentang hak kami, tentang manusia 'memanusiakan' manusia". gertak Hanif tertuju kepada rektor-rektor di Ciayumajakuning

"Keadaan seperti ini bukan tak mungkin membuat mahasiswa untuk melakukan aksi pada setiap kampus mereka, menghentikan kuliah sebagai protes dan menuntut masalah ini," pungkas Hanif. (Mki/Ik)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.