Gilang Cempaka: Harkat di Mata Perempuan Perupa Indonesia


JAKARTA, JABARBICARA.COM-- Pameran yang dikuratori oleh Anna Sungkar mengambil tema “Harkat”, yaitu harkat tentang perempuan yang dikaitkan dengan memperingati kebangkitan perempuan dan kebangkitan nasional bangsa Indonesia. 
Penggagas pameran adalah  Revoluta S (Artpora) dan di suport penuh oleh Bapak Prof. Dr. Chrysnanda Dwilaksana, M.Si. (Kampoeng Semar).

Pameran yang akan digelar dimulai dengan kegiatan yang unik yaitu para perupa  melukis bersama dan diselesaikan dalam waktu sehari, tepatnya hari Minggu, 22 Mei 2022 pukul 08.00-17.00 WIB, bertempat di Pelataran depan Pos Polisi Air Mancur Jalan Thamrin, Jakarta.

Mereka melukis diatas kanvas, dengan media yang bebas dan gaya melukis yang berbeda. Setelah selesai lukisan-lukisan tersebut dipamerkan pada tanggal 24 Mei 2022 sampai dengan 1 Juni 2022 (9 hari) di Tugu Kunstkring Paleis Gallery, di Jl. Teuku Umar No. 1, Jakarta Pusat.

Gilang dan karyanya dalam pembukaan pameran Harkat di Tugu Kunstkring Paleis Gallery Jakarta (24/05/2022).
Foto: Istimewa

Jumlah perempuan perupa yang terlibat dalam pameran Harkat ini sebanyak 20 orang. Angka 20 diambil dari Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2022. Mereka dipilih oleh tim panitia melalui seleksi dan kiprah mereka di masyarakat. Dua puluh perempuan perupa ini mempunyai unsur modernitas dalam gaya lukisnya, telah dikenal oleh masyarakat pecinta seni, dan telah berpameran  di dalam dan luar negeri.  Mereka adalah perupa perempuan masa kini yang berpikiran mandiri dan karyanya menginspirasi. Karena itu melukis spontan dan cepat bukanlah sesuatu yang baru, hal itu merepresentasikan  rekam jejak mereka yang telah lama berkecimpung di medan sosial seni rupa Indonesia.

Salah satu perempuan perupa yang teribat dalam kegiatan ini adalah Gilang Cempaka, seorang perupa yang aktif di Komunitas 22 Ibu, dosen Desain Komunikasi Visual di Universitas Paramadina Jakarta, dan saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Rekayasa.

Disela-sela kesibukannya yang padat ia masih bisa menyempatkan diri untuk berpartisipasi, karena melukis adalah hobinya sejak lama, jauh sebelum ia menenpuh pendidikan formal di Jurusan Seni Murni, Institut Teknologi Bandung.

Menurut Gilang, “Harkat” bila dikaitkan pada perempuan yaitu martabat dan kekuatan pada seorang perempuan, dibalik kelembutan dan sifat keibuan yang sudah ada secara natural, perempuan harus memiliki kepercayaan diri dalam bertindak, melangkah dan mengambil keputusan, ia harus berani untuk mandiri dan tidak telalu bergantung dengan orang lain.

Dari konsep tersebut Gilang menggambarkan beberapa sosok perempuan dengan gesture kuat dan percaya diri, dilukis dari angle yang disorot dari bawah sehingga mengesankan bahwa mereka adalah individu yang memiliki keberanian dan kuat. Hal ini ditegaskan pula dengan pemilihan warna terang dan berani yaitu dominasi merah, orange, yang dipadu hitam dan putih. Sapuan kuas dipadukan secara ekspresif sehingga menghasilkan stroke kuas dan lelehan warna dari cat akrilik.

Dalam kegiatan melukis dan berpameran “Harkat”, Gilang menyebutkan bahwa lahir persahabatan perempuan yang terhubung melalui seni.  Diharapkan kegiatan ini akan terus berlanjut dan berdampak positif bagi masyarakat, khususnya para perempuan, dan menjadi inspirasi generasi muda dan masyarakat untuk menjunjung tinggi harkat dan kemulian bangsa Indonesia.

Walaupun para perempuan tersebut memiliki peran ganda yaitu domestik dan publik, mereka dapat dengan cerdas mengatur kesemuanya itu secara seimbang. Peran multiganda perempuan bukanlah beban melainkan tantangan, perempuan dengan sengaja telah menentukan kemajuan suatu bangsa. (**)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.