Irvan Dedy: WFH, LFH Aplikasi Pendidikan dan Pembelajaran abad 21


BOGOR, JABARBICARA.COM -  Langkah menjaga jarak dalam bersosialisasi  atau social distancing mempopulerkan dua istilah baru ketika Covid-19 melanda Indonesia. Dua istilah yang dimaksud, yaitu work from home (WHF) dan learn from home (LFH). Keputusan ini diambil oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid 19, sehingga semua pendidik dan peserta didik harus melakukan kegiatan pembelajaran di rumah masing-masing.

Irvan Dedy, S.Pd.,M.Pd Guru Matematika SMA Dwiwarna (Boarding School) Bogor, Juara Olimpiade Matematika 2018 dan Penerima Satyalancana Pendidikan 2019 berpendapat, “Melakukan aktivitas pekerjaan  dari rumah atau work from home (WFH) dan belajar dari rumah atau learning from home (LFH) menjadi populer saat ini,  walaupun bagi sebagian orang sudah menjadi aktivitas biasa. Namun masih banyak pendidik dan peserta didik yang belum benar-benar siap untuk beralih dari pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh menggunakan teknologi digital yang ada. Tanpa kita sadari, kegiatan pembelajaran jarak jauh ini sebenarnya merupakan salah satu ciri pendidikan abad 21 atau yang sering kita kenal dengan 21st century education. Selasa (07/04/2020).

Menurut Irvan Dedy, penerapan teknologi dalam pembelajaran sebenarnya sudah dilakukan di Indonesia, tetapi hanya terbatas untuk beberapa sekolah, universitas atau lembaga pendidikan tertentu. Hal inilah yang harus lebih disosialisasikan kepada seluruh sekolah, universitas atau lembaga pendidikan agar mulai menggunakan teknologi dalam pembelajaran yang merupakan salah satu kerangka pendidikan abad 21. Penggunaan teknologi ini dapat dilakukan secara interaktif antara pendidik dengan peserta didik tanpa batas waktu dan ruang. Pendidik dan peserta didik dapat berinteraksi secara online untuk menjelaskan materi pelajaran, memberikan/mengajukan pertanyaan, berdiskusi, memberikan tugas, dan melakukan evaluasi.

Oleh karena itu dalam abad 21 yang sarat dengan teknologi dan sains dalam masyarakat global, maka pendidikan kita haruslah berorientasi pada ilmu pengetahuan matematika dan sains alam disertai dengan sains sosial dan kemanusiaan (humaniora) dengan keseimbangan yang wajar. Istilah "abad ke-21" sendiri telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pemikiran dan perencanaan pendidikan untuk masa depan. Pendidik dan tenaga kependidikan harus secara aktif mencari cara mempersiapkan peserta didik  mengahadapi masa depan, dimana sistem pendidikan telah berkembang dengan sangat cepat.

Ditambahkannya, pendidikan nasional abad 21 sendiri menurut BSNP bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia, dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan untuk mewujudkan cita-cita bangsanya.

Framework pembelajaran di abad 21 yang menuntut peserta didik untuk memiliki keterampilan, pengetahuan dan kemampuan dibidang teknologi, media dan informasi, keterampilan pembelajaran dan inovasi serta keterampilan hidup dan karir. Kondisi pada saat ini merupakan kesempatan kita untuk menunjukkan bahwa kita (guru) dan peserta didik sudah mempunyai keterampilan yang baik dalam penggunaan teknologi untuk pembelajaran jarak jauh, walaupun kita harus memaklumi kondisi di setiap wilayah tentu berbeda-beda permasalahannya.

Hal terpenting dari penggunaan teknologi adalah agar penyampaian informasi dalam kegiatan pembelajaran menjadi lebih mudah, cepat, dan update, membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan aktif, peserta didik dapat mencari sumber belajar lain dengan mandiri, memicu kreativitas guru dalam mempersiapkan kegiatan pembelajaran, dan memuat data yang lengkap tentang kebutuhan peserta didik dalam pembelajaran agar guru lebih mudah menerapkan metode/strategi yang tepat dalam pembelajaran. Pendidik dan peserta didik dapat berinteraksi secara online untuk menjelaskan materi pelajaran, memberikan/mengajukan pertanyaan, berdiskusi, memberikan tugas, dan melakukan evaluasi.

Peran guru dalam penggunaan teknologi dalam pembelajaran sangatlah penting, baik dalam perencanaan dan pelaksanaan (pengawasan). Harus diperhatikan oleh setiap guru bahwa penggunaan teknologi ini berfungsi untuk sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar, media yang dikembangkan dalam pengajaran penggunaannya bersifat integral dengan tujuan dan isi pelajaran, bukan sebagai alat huburan yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian peserta didik, penggunaanya harus diutamakan untuk mempercepat proses belajar dan membantu siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru, dan harus dapat meningkatkan kualitas atau mutu pembelajaran.

Irvan Dedy berkesimpulan dari semua kelebihan pembelajaran jarak jauh yang ada, pada dasarnya konsep pembelajaran langsung di kelas masih jauh lebih baik dan efektif. Pembelajaran di kelas membuat guru maupun peserta didik bisa berinteraksi langsung sekaligus mendapatkan umpan balik. Kalau ada hal yang tak dimengerti, peserta didik bisa langsung bertanya dan guru langsung menjawab. Selain itu, masalah kejujuran dalam penyelesaian tugas dan evaluasi sistem online menjadi tantangan sendiri buat dunia pendidikan, tegasnya.

Ini merupakan tantangan bagi semua guru Indonesia sebagai agen perubahan untuk dapat menciptakan, menggunakan, dan memanfaatkan teknologi dalam kegiatan pembelajaran, sehingga teknologi yang digunakan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil pembelajaran yang diharapkan, pungkasnya. (Amirudin).

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.