Jangan Lagi Ada Stigma, Kadin Hanya Menjadi Wadahnya Satu Kamar Dagang


GARUT, JABARBICARA.COM--- "Selamat atas kepengurusan baru Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Garut," begitu kata kata pertama yang keluar dari Evi Hartaz Alvian , direktur PT. Bumi Desa Sejahtera,Direktur PT. Bumdesmart Indonesia juga Pengurus Hiswana Migas Kabupaten Garut pada wawancaranya dengan jabarbicara.com, Rabu (16/01/2020).

Menurut Evi, Musyawarah Kabupaten (Mukab) Kadin yang dilaksanakan guna menetapkan ketua untuk masa jabatan selanjutnya, menggantikan ketua sebelumnya, ada hal yang luar biasa dalam proses pemilihan Ketua Kadin kali ini.

Kenapa demikian ? , karena menurut pandangan Evi , masyakarakat garut sangat megharapkan akar ekonomi termasuk UMKM bisa tumbuh kembang melalui Rencana kerja Sang ketua terpilih ke depan.
Tetapi di balik itu, ada proses yang panjang sehingga akhirnya muncul wajah baru yang sekaligus memunculkan sebuah harapan baru.

Dikatakan Evi Hartaz, Kadin merupakan satu-satunya organisasi pengusaha yang dibentuk berdasarkan Undang-undang dan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang dikukuhkan melalui Keputusan Presiden (Kepres).

Ada sepuluh tugas pokok Kadin, di antaranya memberdayakan organisasi perusahaan dan organisasi pengusaha, mendorong tumbuh dan berkembangnya kewirausahaan dan wirausaha baru, serta mengembangkan bisnis, baik yang memiliki lingkup nasional, regional, maupun internasional.

Karena itu menurut Evi , Kadin memiliki peran penting dalam memajukan dunia usaha. Jalannya organisasi Kadin dan perannya dalam melaksanakan tugas-tugas pokoknya secara langsung, akan ikut mendongkrak pertumbuhan ekonomi sebuah daerah .

Di uraikan Evin Hartaz , dari sejumlah indikator, Kabupaten Garut masih termasuk Kabupaten tertinggal di Jawa Barat.
Ranking IPM ke 25 dari 27 Kabupaten/ Kota di Jawa Barat, Pendapatan perkapita Rp.20.000 per orang, " PDRB Nasional Rp.56 juta, sedangkan PDRB Garut rata-rata Rp.13 juta pertahun, jauh sekali dan membuat kita prihatin dengan pertumbuhan ini," ujar Evi Hartaz.

Dikatakan, bahwa mayoritas berpendidikan di kabupaten Garut sangat rendah. Dari penduduk 2.4 juta bisa kita bagi jumlah penduduk tidak sekolah 471.161 orang, tidak tamat SD 227.927 orang, Tamat SD 789.830, jumlah Sarjana Muda 13.765, Diploma IV atau strata l adalah 41.080, strata ll 2.469 strata lll 169 orang.

"lihat saja, angka kemiskinan masih di atas 8% yakni 9,27 persen dari jumlah penduduk kabupaten Garut atau sekitar 250.000 orang dengan penghasilan rata rata 1,5 juta/ bulan," tuturnya lagi.

Rendahnya pertumbuhan ekonomi Garut, salah satunya disebabkan oleh minimnya usaha-usaha produktif yang memberi nilai tambah. Para pengusaha di Garut masih berorientasi pada dana pemerintah sehingga hanya berkutat pada usaha-usaha kegiatan konstruksi.

Nah, di sinilah Kadin Garut bisa mengambil peran, terutama dalam mendorong lahirnya usaha-usaha baru di Garut dan mencetak dalam setahun setidaknya 250 sampe 500 enterpreneurs muda sebagai pelanjut kesuksesan para saudagar atau pengusaha Garut di masa Refomasi ini.

Harapan itu muncul seiring dengan terpilihnya pimpinan baru Kadin Garut. "Jangan lagi ada stigma bahwa Kadin hanya menjadi wadahnya satu kamar dagang, juga jangan sampai terjadi lagi blok-blok bahkan ketidak kompakan antar pelaku usaha di Kabupaten Garut ini" ujarnya.

Kadin harus menjadi wadah pemersatu dan stimulus utama bagi kebangkitan era baru perekonomian Kabupaten Garut.

Dan jangan lagi melahirkan pemahaman pemahan yang individualisme dalam pemahaman tentang kadin ke depan.
"Ciptakan Kadin Yang Maknyuuusss…..bukan kadin yang tetap Kurus " canda Evi sambil menutup wawancara (Ik)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.