Keindahan Kembang-Kembang Digital Dalam Pameran Daring “Kembang Kertas Sejagat Mewangi Nusantara”


Oleh: Gilang Cempaka
Universitas Paramadina Jakarta

JABARBICARA.COM-- Pameran Kembang Kertas Sejagat Mewangi Nusantara merupakan pameran seni rupa daring yang melibatkan 82 Seniman Perempuan Nusantara dan 10 Perupa Internasional, berlangsung pada tanggal 26 September, sampai dengan 16 Oktober 2020 Pameran digagas oleh Prof. Setiawan Sabana, tema “Kembang” dan “Kertas” sebagai sumber inspirasi direspon dalam berbagai media, dua dimensi, tiga dimensi dan multimedia. Kondisi Pandemic Covid-19 mengharuskan perhelatan pameran digelar dalam kondisi daring. Hal ini tidak menyurutkan para perempuan perupa dari berbagai latar belakang disiplin ilmu seni dalam berkarya dan berkreasi. Pameran daring menantang para perupa perempuan dalam bereksplorasi visual secara digital tidak terbatas berkarya secara konvensional.

“Kembang” dan “Kertas” sebagai benang merah konsep pameran direspon dengan berbagai cara dan media, beberapa karya ada yang memiliki kecenderungan yang sama yaitu mengolah objek bunga dan objek perempuan dengan cara drawing yang dikomobinasikan dengan teknik digital.

Salah satu peserta pameran, Gilang Cempaka perupa sekaligus dosen di Universitas Paramadina Jakarta menuangkan idenya berjudul “When the Flowers Bloom”, dengan menggabungkan drawing diatas kertas yang dikolase dengan bunga-bunga berbagai rupa. Total terdapat drawing 16 wajah perempuan dengan ekspresi tersenyum, bunga-bunga khas nusantara yaitu Angrek Bulan, Melati, Mirabillis, Kenanga dan lain-lain, mengelilingi wajah-wajah tersebut. Bunga digarap dengan teknik digital adobe illustrator, dikombinasikan dengan drawing wajah dengan teknik mix media sehingga berkesan kontas. Seolah ingin menceritakan bahwa melalui bunga yang bermekaran, cerita kehidupan perempuan akan lebih berwarna.

When the Flowers Bloom karya Gilang Cempaka. Mix Media. 2020 (kiri).
Dua Dara. Susy Irma Adisurya. Digital Pinsil edit digital PhotoLab. 2020 (kanan)

Penggarapan drawing objek perempuan dikelilingi bunga terlihat dari karya Yunisa Fitri berjudul “Flower Eye”, dosen Universitas Pembangunan Jaya Jakarta. Ia mengambarkan sosok perempuan yang dicitrakan lewat matanya yang cantik digarap dengan pinsil warna. Seluruh wajah perempuan tersebut tertutupi oleh mawar-mawar yang ditoreh dengan apik dengan media pinsil. Finishing digital dalam mematangkan tone warna hitam putih pada bunga-bunga mawar tersebut menciptakan kesan kontras, namun tetap harmoni dengan objek mata yang menjadi fokusnya. Lukisan ini menyiratkan sosok perempuan yang bersembunyi di bawah keindahan bunga, mungkin dengan begitu, sejenak perempuan tersebut akan melupakan segala permasalahan yang ada.

Susy Irma, perupa sekaligus dosen di Universitas Trisakti Jakarta mengusung karya dengan teknik digital berjudul “Dua Dara”. Mengambarkan dua sosok perempuan berhadapan dengan mata terpejam, kepala mereka dimahkotai aneka bunga. Warna-warna yang ditampilkan adalah kontras dengan dominan warna kuning, biru dan merah, begitu pun dengan outline hitam yang ditorehkan secara kontras dalam membentuk objek. Dengan teknik penggarapan digital, Susy berani memilih warna mencolok dan kontas, sapuan kuas digantikan dengan torehan-torehan warna yang bertumpukan sehingga membentuk objek dan kontur. Mahkota bunga yang disematkan pada kepala kedua sosok perempuan ini seolah ingin menyiratkan bahwa semua perempuan itu adalah ratu. Mahkota tidak perlu dari emas perrmata, dengan mahkota bunga semua perempuan bisa menjadi ratu yang cantik.

Tema “Kembang” memang tidak akan habis dieksplorasi dengan berbagai media, dan pendekatan, apalagi bila perempuan perupa yang ditantang dengan tema tersebut, pastinya akan disambut dengan gempita karena “Kembang” identik dengan mereka. Hal ini bisa dibuktikan dalam meriahnya warna-warni bunga, disandingkan dengan perempuan rupawan dalam pameran daring “Kembang Kertas Sejagat Mewangi Nusantara”. Silakan mengapresiasi!. (Art/Red.Jb)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.