Kemnaker Resmikan Pipanisasi Air Bersih dan Tanam Jahe di Garut


GARUT, JABARBICARA.COM-- Saat ini, hampir semua negara di dunia, termasuk Indonesia berjibaku menangani pandemi virus corona (Covid-19) yang nyaris memukul seluruh sektor ke hidupan di masyarakat. Pandemi Covid-19 saat ini tidak hanya berdampak pada masyarakat di perkotaan. Masyarakat yang berada di pedesaan juga turut merasakan efek dari pandemi yang melanda setidaknya di 215 negara di dunia.

Untuk itu, pemerintah menggulirkan sejumlah program pemulihan ekonomi khsusunya bagi masyarakat pedesaan yang terdampak pandemi Covid-19, selain terus mengawal pelaksanaan protokol kesehatan guna menekan penyebaran virus.

Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan melaksanakan program Jaring Pengaman Sosial (JPS). Yang mana di antara program JPS tersebut adalah pengembangan dan perluasan kesempatan kerja, terdiri dari program Tenaga Kerja Mandiri untuk penciptaan wirausaha dan Padat Karya yang bertujuan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan yang berkelanjutan.

"Program JPS Covid-19 ini diharapkan dapat mengurangi beban masyarakat desa yang mungkin kehilangan pekerjaan di tengah pandemi, kesulitan mencari kerja, atau yang berasal dari kalangan tidak mampu," kata Staf Khusus Menaker Caswiyono Rushdie saat peresmian pipanisasi air bersih pengunungan dan tanam perdana budidaya jahe di Kampung Dukuh, Desa Karyamukti, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (19/12/2020).

Dalam kegiatan ini, hadir Camat Cibatu Sardiman Tanjung, jajaran pemerintah Desa Karyamukti dan Desa Girimukti, perwakilan Polres dan Koramil Cibatu, Perhutani, pengurus Ansoruna Business School, Kelompok Kerja (Pokja Salarea) yang menjadi pendamping dalam pelaksanaan program padat karya JPS Covid-19 di Garut, serta tamu undangan lainnya.

Menurut Caswiyono, selain program padat karya, Kemnaker juga melaksanakan Bantuan Subsidi Upah (BSU) untuk pekerja/buruh yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan. Sementara untuk menjaga keberlangsungan kegiatan usaha pada masa pandemi, Kemnaker sudah melaksanakan kegiatan promotif dan preventif di antaranya dengan mengeluarkan surat edaran tentang Rencana Keberlangsungan Usaha dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 dan Protokol Pencegahan Penularan Covid-19 di Perusahaan.

"Pemerintah melalui Kemnaker kemnaker juga melaksanakan program penanggulangan Covid-19 di tempat kerja, penerapan gerakan pekerja sehat di perusahaan, dan pengujian lingkungan kerja pada wilayah zona merah," imbuhnya.

Camat Cibatu Sardiman Tanjung mengapresiasi pelaksanaan program padat karya dari Kemnaker di wilayah Cibatu. "Akibat pandemi Covid-19, hampir semua lapisan masyarakat terdampak, terlebih kelas menengah bawah. Kalau krisis ekonomi dan moneter tahun 1997 silanm, UKM tidak merasakan dampaknya tapi beda dengan pandemi saat ini. Banyak UKM di daerah yang tutup usaha, para petani juga kesulitan," ungkapnya.

Atas dasar itu, Sadirman menilai, program padat karya infrastruktur berupa pipanisasi air bersih dan budidaya jahe dari Kemnaker sangat bermanfaat dan membantu masyarakat desa mengurangi beban ekonomi. "Kami berharap bantuan ini berkesinambungan dan ada program lainnya, sehingga bisa membuat warga desa menjadi lebih produktif dan bisa cepat pulih dari situasi krisis pandemi ini," harap dia.

Dadang Sajidin, Ketua Kelompok Tani Kampung Dukuh mengakui, kondisi petani memang sangat delimatis menghadapi situasi pandemi. "Daya beli kami sangat lemah karena berkurangnya pendapatan. Pendapatan dari olah tani hanya bisa untuk bertahan hidup saja, semua lagi susah. Makanya, kami senang ada bantuan dari pemerintah ini, dan berharap pandemi segera usai sehingga daya beli kembali menguat," akunya.

Mohammad Amin, Pendiri Ansoruna Business School menambahkan, pihaknya berkolaborasi dengan para relawan Pokja Salarea, dan stakeholder terkait untuk membantu kelompok masyarakat di Garut dalam merealisasikan program padat karya yang didanai dari Kemnaker. "Mudah mudahan program JPS Covid-19 memberikan manfaat bagi masyarakat desa, sekaligus mengembangkan potensi ekonomi lewat komoditas pangan unggulan yang salah satunya jahe," jelasnya.

Dadan M Ramdan, Pendiri Pokja Salarea (Salarea Foundation) menimpali, budidaya jahe merupakan salah satu pengembangan komoditas pangan selain kopi yang sedang dikembangkan di wilayah Cibatu bersama kelompok tani, dan Perhutani. "Kami memanfaatkan lahan salah satunya di demplot kopi untuk tumpang sari dengan tanaman jahe. Ke depan, kami akan mengembangkan tanaman pangan lainnya seperti bawang merah karena cocok juga ditanam di dataran tinggi Cibatu," sebutnya. (Dani R/Jb)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.