Kerupuk Jengkol di Tengah Pandemi


GARUT, JABARBICARA.COM-- Adalah Ido, pemilik home industri kerupuk jengkol di Kampung Kondang RT 01 RT05, Desa Kertajaya, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, dia mengaku sangat kesulitan melakukan penasaran saat pandemi Covid-19.

Sejauh itu dirinya tetap bersemangat dan optimis memproduksi serta memasarkan produknya, dan percaya kepada Allah SWT bahwa Dia tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan.

Disampaikan Ido, usaha yang dirintis sejak tahun 2010 di rumahnya sendiri tersebut berawal dari 1 tungku kecil; kini memiliki 4 tungku besar dengan jumlah karyawan 12 orang.

"Usaha bapak yang dijalani tidak terpaku kepada hasil pendapatan untuk bapak sendiri melainkan untuk membantu sesama khususnya karyawan yang bapak pekerjakan,bapak ingin berbisnis dengan yang di atas, yang inshalloh akan berkah” ucap Ido kepada mahasiswa KKN STIE Yasa Anggana Garut. Rabu (02/03/2022)

Atas keberadaan usaha Ido tersebut, mahasiswa KKN STIE Yasa Anggana Garut kelompok 8, tertarik untuk lebih mengetahui sistem pemasaran Krupuk Jengkol yang diproduksi oleh pak Ido tersebut.

Disampaikan Koordinator Lapangan KKN Kelompok 8, Salsabila, selain ingin mengetahui sistem pasarnya, pihak KKN juga berniat memberikan pendampingan pembukuan manual dan digital, serta memberi arahan pemasaran melalui market place.

“Kami ingin memberikan pengarahan tentang pembukuan sederhana baik secara manual ataupun digital," ujar Salsabila. Rabu ( 02/03/2022).

Dijelaskan Salsa, pembukuan yang dilakukan Ido masih sangat konvensional.
"Beliau masih menggunakan ingatan dan tidak melakukan pembukuan secara tertulis baik pendapatan maupun pengeluaran dalam produksi sehingga pemantauan perkembangan usaha belum optimal," tutur Salsa.

Dikatakan dia, pihak pemilik perusahaan menerima saran dan masukan terkait dengan pembukuan khususnya penggunaan pembukuan digital menggunakan aplikasi “Buku Warung”.

"Kami dari KKN kelompok 8 berharap dengan adanya pendampingan tersebut pembukuan perusahaan dagang yang beliau jalani dapat terkontrol dengan baik sehingga dapat meninjau perkembangan usahanya secara real," terang Salsa.

Atas upaya para mahasiswa KKN STIE Yasa Anggana, Ido menyampaikan apresiasi dan ucapan terikasih atas pendampingan pembukuan dan pemasaran sehingga pengeluaran dan pendapatan dapat tercatat dengan baik, yang awalnya hanya menggunakan ingatan atau di luar kepala; juga pendampingan packaging produk guna penambahan nilai jual dan agar.

Selebihnya Ido berpesan: “Yang ingin memulai bisnis harus ingat DUIT yaitu Do'a, Usaha, Ikhtiar dan Tawakal.

"Itu harus dijalani secara ikhlas, sabar, konsisten dan juga ulet. Terpenting dari semua itu juga harus mempunyai jiwa pengusaha yang tidak mudah putus asa, “tong kumeok samemeh dipacok” selalu libatkan yang di atas dalam setiap hal," pungkas Ido. (Asep SM/Jabi)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.