Konon Ada Pihak di Internal Kekuasaan Mau Tendang Jokowi, Haris: 'Skenario Mega geser Gus Dur'


JABARBICARA.COM-- Informasi atau isu terkait melengserkan Presiden Jokowi, sebelumnya diungkap Direktur Eksekutif Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens. Isu bakal adanya pihak yang berancang-ancang melengserkan Presiden Jokowi tersebut, juga diungkap aktivis Haris Rusly Moti.
Sejauh itu, eks Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik (PRD) ini yakin gerakan itu tak akan muncul dari kubu oposisi.

Sebaliknya, Haris meyakini bahwa upaya kudeta itu datang dari internal pemerintahan sendiri.

Hal itu disampaikan Haris Rusly Moti melalui akun Twitter @motizenchannel, Kamis (4/06/2020) malam.

“Boni Hargens katakan ada rencana kudeta manfaatkan situasi COVID. Aku yakin rencana kudeta itu tak mungkin dilakukan oposisi,” tulisnya.

Sebaliknya, Haris mengaku mendapat informasi penting terkait rencana penggulingan dimaksud.

Bahkan, informasi yang didapatnya itu menyebut, bahwa upaya penggulingan itu datang dari internal kekuasaan.

“Aku justru dapat informasi, ada faksi-faksi di dalam tubuh kekuasaan yang berencana tendang Joko Widodo dari jabatan Presiden,” sambungnya.

Lebih lanjut, Haris juga mengungkap skenario yang akan dipakai adalah sebagaimana terjadi pada 2001 silam.

Yakni saat Megawati Soekarnoputri menggeser posisi Presiden yang saat itu dijabat Almarhum KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur.
“Skenario Mega geser Gus Dur,” ungkap dia.

Sebelumnya, Boni Hargens menyebut ada empat faksi yang ingin melakukan kudeta terhadap pemerintahan Presiden Jokowi.

Untuk memuluskan hal itu, mereka memanfaatkan sejumlah isu sebagai materi propaganda politik untuk memprovokasi rakyat.

Di antaranya, isu komunisme dan rasisme Papua dengan mengaitkan kematian warga kulit hitam Amerika Serikat, George Floyd.

Mereka juga memanfaatkan potensi krisis ekonomi sebagai dampak inevitable (tidak terhindarkan) pandemi Covid-19.

“Kelompok ini juga membongkar kembali diskursus soal Pancasila sebagai ideologi negara,” ungkap Boni dilansir RMOL, Kamis (4/06/2020).

Dia menegaskan, isu yang mereka gunakan itu adalah instrumen dalam melancarkan serangan politik untuk melemahkan legitimasi pemerintahan yang sah. 

Boni Hargens juga menyebut bahwa kelompok ini sejatinya adalah barisan sakit hati.

Apa yang sedang mereka rancang, sambungnya, bukan dalam konteks dendam politik, melainkan sebagai upaya untuk mengacaukan negara sekaligus memburu rente.

Boni lantas memberikan petunjukan empat faksi yang hendak melakukan kudeta terhadap pemerintah sebagaimana ia maksud.

Pertama, adalah gabungan kelompok politik yang ingin memenangkan pemilihan presiden 2024.

Lalu kelompok bisnis hitam yang menderita kerugian karena kebijakan yang benar selama pemerintahan Jokowi.

Selain itu, juga ada ormas keagamaan terlarang seperti HTI yang ingin mendirikan negara syariah.

Terakhir, ada juga keterlibatan barisan oportunis yang haus kekuasaan dan uang.

Atas alasan itu, Boni lebih sreg menyebut empat faksi itu sebagai ‘laskar pengacau negara’.

Mereka hanya ingin merusak tatanan demokrasi dan berusaha menjatuhkan pemerintahan sah hasil pemilu demokratis.

Selain itu, Boni juga menyebut mereka ingin mempertanyakan kembali Pancasila sebagai ideologi negara.“Ada intensi untuk menuduh Pancasila sebagai bukan ideologi,” tuturnya.

Lebih lanjut, Boni menyebut bahwa ada bandar menengah sampai bandar papan atas di balik gerakan kelompok pengacau ini.

“Bandar menengah misalnya oknum pengusaha pom bensin dan perkebunan asal Bengkulu. Bandar papan atas, ya tak perlu saya sebutkan di sini,” katanya berteka-teki. Diambil dari Pojoksatu

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.