Makam "Pasukan Pangeran Papak" di Pugar Pemdes Cinunuk Wanaraja


GARUT, JABARBICARA.COM -- Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno mengungkapkan bahwa “Bangsa yang besar, adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya”. Untuk itu kita sebagai generasi penerus bangsa harus bisa meneladani semangat dan nilai kepahlawanan dengan menjadikan pahlawan sebagai panutan.

Ungkapan Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno, betul betul di implementasikan oleh Pemerintah Desa Cinunuk kecamatan Wanaraja Garut , Senin (20/03/2023). Melalui program pemugaran Makam Pahlawan yang berada di Komplek tempat pemakaman umum (TPU) Desa Cinunuk Kecamatan Wanaraja.

12 makam pasukan Pangeran Papak dipugar oleh Pemerintah Desa (pemdes) Cinunuk Wanaraja, Camat Wanaraja Mia Herlina beserta  Danramil Wanaraja Kapten Caj (k) Muji Rahayu meletakan Batu pertama tanda pemugaran Makam Pahlawan di mulai. 

Edi Juanda perangkat Desa Cinunuk menuturkan,  Komplek Taman Makam pahlawan ini, selalu di gunakan untuk kegiatan renungan Suci tiap tanggal 17 Agustus setiap tahunnya, kegiatan di gelar oleh 3 kecamatan.

Pemerintah Desa sudah lama mencanangkan Pemugaran, namun tahun ini baru bisa terealisasi. 

Mia Herlina Camat Wanaraja mengapresiasi langkah Pemerintah Desa Cinunuk yang merealisasikan program Pemugaran Makam Pahlawan. "Atas nama Pemerintah Kecamatan kami, mengucapkan terimakasih pada pemerintah Desa Cinunuk,  yang sudah memperhatikan atau melaksanakan kegiatan renovasi ini, langkah ini sebagai bentuk perhatian kita kepada para pahlawan," ungkap Camat Wanaraja Mia Herlina saat meletakan Batu pertama.

Makam Pahlawan ini merupakan tempat peristirahatan terakhir para kusuma bangsa yang gugur dalam merebut dan mempertahankan  kemerdekaan, sehingga sebagai simbol dari perjuangan bangsa Indonesia, maka keberadaannya perlu dirawat dan di pelihara untuk menjaga marwah dan martabat bangsa,

Peletakan Batu pertama dihadiri Forkompimcam Wanaraja, para Kasi Kecamatan, Pemerintah Desa Cinunuk, para Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Cinunuk dan tokoh masyarakat setempat, Senin (20/03/2023).

Sebelumnya di beritakan, Ratusan warga Desa Cinunuk kecamatan Wanaraja kabupaten Garut, nampak bergotong royong membersihkan tempat pemakaman umum (TPU) yang berlokasi di Dusun Sindangsari Desa Cinunuk kecamatan Wanaraja, Jumat (17/03/2023). 

Nampak, Kasi PMD kecamatan Wanaraja, beberapa staf kecamatan Wanaraja, Babinsa Cinunuk Serma Yoserizal, perangkat Desa Cinunuk, para ketua RT, RW dan warga masyarakat, bahu membahu bersama sama membersihkan TPU yang cukup luas arealnya. 

Mengutip  HISTORI Merdeka.com yang dimuat pada| 25 September 2021. Sejak dua hari lalu, saya melakukan penelusuran sejarah perang Kemerdekaan Indonesia di Garut. Salah satu yang menjadi fokus penelusuran ini adalah keberadaan Pasukan Pangeran Papak, sebuah organ gerilyawan lokal yang aktif melakukan perlawanan terhadap Belanda selama 1945-1949.

Langkah Dadang Koswara terhenti di sebuah tanah yang agak tinggi. Di hadapannya tampak 12 pusara yang sudah lekang oleh zaman. Nisan-nisannya yang berwarna putih sudah agak berlumut. Sementara sisi kanan dan kiri, depan-belakang, ratusan ilalang berdiri tegak lengkap dengan bulu-bulunya yang berwarna putih kecoklat-coklatan.

Bisa jadi tak banyak orang yang mengerti asal-usul pusara-pusara itu berada di kompleks Pemakaman Umum Cinunukan (masuk dalam wilayah Kecamatan Wanaraja, Garut). Dadang sendiri mengetahui sejarahnya karena rajin mendatangi para sesepuh di Wanaraja.

"Mereka yang dikuburkan di sini adalah para pejuang dari pasukan Pangeran Papak, nama kesatuan laskar rakyat yang dibentuk oleh para pemuda Garut untuk menghadapi kembalinya tentara Belanda ke tanah air kita," ungkap lelaki yang sudah berumur lebih dari setengah abad itu.

Menurut Dadang, sejatinya para sesepuhnya dulu banyak terlibat dalam kesatuan itu. Bahkan nama Pangeran Papak sendiri itu sejatinya adalah nama seorang kakek moyangnya yang hidup pada era abad ke-19 dan dikenal sebagai seorang pejuang yang tak pernah mau menyerah kepada penjajah Belanda.

"Karena keteladanan Eyang Pangeran Papak itulah, para pemuda pejuang di Wanaraja lantas memakainya untuk nama pasukan yang kelak juga berjuang melawan (tentara) Belanda," pungkas Dadang Cinunuk. (Team)


0 Komentar :

    Belum ada komentar.