Mamat warga Garut, Terpaksa Harus Tidur Bersama Sampah dan Rongsokan Plastik


GARUT, JABARBICARA.COM-- Warga miskin yang tinggal di tempat tak layak di temukan di Desa Jati, kecamatan Tarogong Kaler Garut, bernama Mamat atau di panggil dengan sebutan Atum (63), hidup dalam kemiskinan setiap hari dia tidur yang jauh dari kata layak.

Mamat itu tidur di gubuk yang penuh dengan sampah dan barang rongsokan, tak ada satupun barang yg berharga di rumah gubuk tersebut, mamat hidup sendirian setelah di tinggal sama keluarganya sendiri.

"mungkin tak pernah mengira dia harus hidup dalam gubuk bambu berbalut plastik dan spanduk di pinggir jalan dekat alun-alun Tarogong Kaler, Kabupaten Garut. Tapi inilah jalan hidup Mamat. Pria 63 tahun ini harus berbagi tempat tidur dengan hewan-hewan kecil disekitarnya.

Saat malam hari tiba, untuk beraktivitas di dalam gubuk, dia hanya mengandalkan sedikit cahaya dari lampu jalan atau juga lilin. Terkadang Mamat berbagi tempat tidur bersama binatang yang kerap menggigitnya.

Di gubuk itu pun, dia menyambung hidupnya dengan mencari barang-barang rongsok dan kemudian menjualnya untuk mendapatkan uang guna menyambung hidupnya.

“Beginilah dek, dari jualan rongsok paling dapet 100 ribu, itu juga ngumpulinnya selama 1 minggu, kadang juga 50 ribu, ya Syukur Alhamdulillah. Ya kalau gak dapet gak bisa makan, paling kalau lapar ditahan puasa aja,” ungkap Mamat saat ditemui awak media, Sabtu (10/07/2021).

Mamat menuturkan, saudaranya serakah sehingga terpaksa dia meninggalkan rumahnya. Dia mengaku sudah tidak diperdulikan keluarganya, sehingga dia memilih untuk tinggal sendiri di gubuk yang terbuat dari lapisan plastik seadanya yang dia buat. Saat turun hujan dia kedinginan karena plastik gubuknya banyak yang berlubang.

Bicara soal makan, sudah pasti Mamat lebih sering kelaparan tetapi ada juga yang berbelas kasih memberi makan atau uang. Menurutnya, jika tidak ada yang memberinya makan, dia terpaksa menahan lapar itu sendiri. Mamat tetap sabar, dengan kondisi yang dialami dan dijalaninya saat ini. Hidup dengan segala keterbatasan yang dia miliki,dia senantiasa bersyukur dan iklas.

“Saya selalu bilang kepada Sang Khalik, Ya Allah terimakasih atas pertolongan-Mu. Saya terharu, masih ada orang-orang baik yang mau menolong orang seperti saya ini. Saya do’akan semoga Allah SWT senantiasa menolong dan melancarkan rezeki orang-orang yang dengan ringan menolong saya,” ungkapnya, dengan wajah sayup dan linangan air mata terlihat mengalir di kulit pipinya yang mulai mengendur. ia nampak rapuh, tapi dia tetap mampu bersyukur.

Mamat tercatat sebagai salah satu warga Kampung Bera, Desa Cisarua, Kecamatan Samarang sebagaimana tercantum dalam identitasnya Kartu Tanda Penduduk (KTP)-nya. Dia tidak mengharapkan banyak kepada pemerintah Kabupaten Garut, tetapi dia hanya butuh untuk makan saja, itu juga sudah lebih dari cukup.

“Saya tidak minta banyak kepada pemerintah, saya inginnya bisa makan. Tidak minta yang aneh-aneh, begini aja. Segini juga yang penting saya sudah ada tempat tinggal. Saya berdoa semoga ada pihak yang mendengar dan membantu saya dengan ikhlas karena Allah,” ucapnya. (Zenal/Jb)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.