Novel, Ilustrasi, Musik dan Relaksasi


JABARBICARA.COM-- Apakah anda termasuk orang yang senang membaca? Bacaan seperti apa yang anda sukai?
Bagi sebagian orang, membaca adalah suatu aktivitas yang sangat menyenangkan. Tapi mungkin, bagi orang lain membaca adalah suatu aktifitas yang kurang menarik. Padahal, sebagaimana kita tahu ada banyak hal yang bisa didapatkan dengan membaca.
Pernah dengar ungkapan membaca ada jendela dunia? Apa maksudnya?
Membaca bisa memberi banyak pengetahuan dan informasi tentang banyak hal, misalnya tentang suatu negara atau kota yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya, maka dengan membaca, seakan-akan kita telah mengunjungi tempat tersebut karena informasi yang diberikan.

Selain informasi dan pengetahuan, membaca juga memberi rasa rileks atau santai. Ketika kita sedang merasa lelah atau emosi sedang tidak atau kurang baik, membaca bisa menjadi sebuah media alternatif untuk relaksasi. Tentu saja, kita juga harus mampu memilah-milah bacaan seperti apa yang kita akan baca dan tentu saja siapa target dari bacaan tersebut. Sama dengan tontonan, bacaan juga harus disesuaikan dengan usia pembacanya. Jenis bacaan secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu fiksi dan non fiksi. Bacaan non fiksi contohnya adaalah, koran, majalah, jurnal ilmiah, buku biografi dan sebagainya, sedangkan contoh bacaan non fiksi adalah buku cerita, komik, novel dan lain-lain

Novel, adalah salah satu jenis bacaan yang paling banyak dibaca dan dinikmati karena novel cenderung lebih ringan dibanding bacaan lain, bisa membuat imajinasi lebih berkembang dan memberi efek santai dan menyenangkan apalagi kalu novel tersebut memiliki ilustrasi. Lalu bagaimana jika ilustrasi tersebut juga bisa diwarnai sebagai sebuah media untuk relaksasi atau semacam art therapy, seni untuk terapi.

Hal inilah yang ditawarkan dari novel berjudul Benang Merah karya Lesh Dewika. Novel setebal 295 halaman ini memberikan suatu terobosan baru bagi para pembaca novel Indonesia.

Benang Merah adalah novel roman ringan yang bercerita tentang sepenggal kisah dari dua orang anak manusia bernama Andaru dan Sandara yang “ditakdirkan” untuk bertemu. Berlatar belakang suasana kota Yogyakarta dan dunia sastra, teater, juga seni di lingkungan kampus, novel ini akan mengajak pembaca untuk memahami tentang makna jalinan benang merah diantara hubungan manusia. Ini juga tentang mengejar mimpi yang tertunda.
Benang Merah di kisah ini terinspirasi dari legenda benang merah atau sebuah kepercayaan yang bisa ditemui dalam budaya Cina, Korea dan juga Jepang. Konsep ini dipercayai bahwa dua orang yang telah terhubung oleh Benang Merah adalah pasangan yang telah ditakdirkan untuk bersama, tanpa memperdulikan tempat, waktu dan keadaan.

Benang Merah yang telah terhubung bisa saja merenggang ataupun kusut, tapi tidak akan terputus. Begitupula dengan kisah utama dua tokoh di novel ini yang menagajarkan pula bahwa dalam hidup tidak ada namanya sebuah kebetulan. Segala hal yang terjadi, segala pertemuan mirip jaring laba-laba yang saling terhubung.

Novel Benang Merah ini memang cukup tebal, tapi penulis memberikan suatu hal menarik agar novel ini lebih mudah dinikmati yaitu ilustrasi. Ada sekitar 32 ilustrasi didalam novel ini yang bisa dinikmati dan sebagian bisa diwarnai sebagai coloring page art therapy , seni untuk terapi. Sehingga diharapkan para pembaca yang tidak biasa membaca novel akan lebih tertarik.

Apakah itu terapi seni? Terapi seni adalah disiplin berbeda yang menggabungkan metode kreatif ekspresi melalui media seni visual. Terapi seni, sebagai profesi terapi seni kreatif, berasal dari bidang seni dan psikoterapi dan dapat berbeda dalam definisi.

Lalu bagaimana bisa mewarnai bisa menjadi salah satu terapi seni sederhana? Mewarnai memiliki potensi terapeutik untuk mengurangi kecemasan, menciptakan fokus, atau membawa perhatian lebih, "kata Berberian. Penelitian inovatif yang dilakukan oleh dirinya pada tahun 2005 membuktikan bahwa tingkat kecemasan menurun saat subjek mewarnai mandala, yaitu bingkai bundar dengan pola geometris di dalamnya.

Sama seperti meditasi, mewarnai juga memungkinkan kita untuk mematikan otak kita dari pikiran lain dan hanya fokus pada saat tertentu, membantu mengurangi kecemasan yang melayang bebas. Ini bisa sangat efektif untuk orang-orang yang tidak nyaman dengan bentuk seni yang lebih kreatif dan ekspresif. Selain itu nenurut pengalamannya lagi, para peserta yang lebih berhati-hati menemukan banyak ketenangan dalam mewarnai gambar. Rasanya lebih aman dan menyenangkan. menciptakan penahanan di sekitar proses mereka.

Terobosan terakhir adalah penulis berkolaborasi dengan band BEN untuk menghadirkan soundtrack atau lagu latar yang bisa didownload dengan gratis dari link yang tersedia di pembatas buku di dalam novel. Selama ini kita sudah cukup umum mendengar soundtrack untuk film tapi untuk sebuah novel, ini adalah suatu hal baru. Bisa jadi yang pertama di Indonesia. 2 lagu yang bisa didonwload gratis berjudul Asmarandana dan Di Kota Ini yang nuansanya pas dengan isi novel.

Novel ini bisa dibeli online melalui penerbitnya Jejak Publishing atau situs belanja online Shoppee dan Bukalapak. Jadi kapan lagi anda bisa membaca sebuah novel sambil mewarnai untuk relaksasi dan mendapatkan lagu soundtracknya dalam 1 paket? Hanya ada di Benang Merah, karena Benang Merah adalah kisah yang terbuat dari takdir, kenangan dan mimpi. (Art/Jb)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.