Pagi ini, Bima Arya Ungkap Faktor Terurainya Kepadatan di Stasiun Bogor.


BOGOR, JABARBICARA.COM-- Wali Kota Bogor Bima Arya memantau aktivitas di Stasiun Bogor, Senin (13/07/2020). Tiba jam 05.15 WIB pagi, ia langsung melihat alur penumpang yang hendak menaiki bus gratis untuk mengurai kepadatan antrean KRL. 

Tampak petugas gabungan dari Dinas Perhubungan Kota Bogor dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengatur sistem keberangkatan penumpang di Jalan Mayor Oking, Bogor Tengah. Disiapkan pula jalur antrean bus dengan lima tujuan keberangkatan, yakni Sudirman, Juanda, Tanah Abang, Manggarai dan Tebet. 

Petugas juga memeriksa suhu tubuh dan memberikan hand sanitizer kepada penumpang sebelum menaiki bus. Ada 150 bus yang disiagakan, 10 unit diantaranya berangkat dari titik Pool Damri samping Botani Square. Bus-bus tersebut merupakan bantuan dari Kemenhub melalui Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (Perum PPD) dan Pemprov DKI Jakarta. 

Dari pantauan di lapangan, kepadatan penumpang KRL yang terjadi setiap Senin mampu diurai. Bahkan, situasi di Stasiun Bogor sudah bisa terkendali sejak jam 06.00 WIB. Penumpang yang pada Senin sebelumnya harus antre dua jam untuk bisa naik KRL, saat ini hanya membutuhkan waktu 10-20 menit saja. 

Bima Arya mengungkapkan, faktor terurainya kepadatan di Stasiun Bogor pada Senin pagi tadi karena adanya sinergi yang baik dari lintas lembaga, yakni Kementerian Perhubungan, Pemprov DKI Jakarta, PT KAI, PT KCI, Perum PPD dan Pemkot Bogor.

“Tentu ini berkat karena sinergi yang baik. PT KAI menambah dua jadwal lebih pagi pada jam 03.42 dan 3.55 WIB serta sistem antrea juga sudah lebik baik. Kemudian ada 150 bus yang disiapkan, ada 75 unit dari Kemenhub, 75 unit dari Pemprov DKI Jakarta. Sangat membantu untuk mencairkan penumpang,” ungkap Bima.

“Jam segini (06.30 WIB) kalau minggu lalu sedang penuh-penuhnya, sekarang sudah relatif kosong malah. Kita lihat tadi penumpang saat subuh lebih memilih naik bus. Tapi kita arahkan untuk naik kereta dulu, jika di dalam stasiun sudah mulai padat, ya kita buka antrean di bus untuk mengurainya. Buka tutup gitu,” jelasnya. 

Bukan Solusi Permanen

Meski berdampak terhadap terurainya kepadatan penumpang, lanjut Bima, fasilitas bus gratis ini bukan solusi permanen. “Kita sedang mematangkan terus strategi lain yang lebih permanen bersama-sama PT KAI, Kemenhub dan Pemprov DKI. Sebelum ada solusi permanen mudah-mudahan setiap Senin bisa seperti ini. Nanti kita laporkan kepada Pak Menko, Pak Menhub terkait situasi hari ini yang cukup terkendali. Tapi kita tentu akan mematangkan skenario permanen,” terang Bima.

Bima menambahkan, Pemkot Bogor pada hari ini juga akan menggelar rapat dengan Direksi Transjakarta. “Tadi juga sudah ada pembicaraan dengan Kepala BPTJ, sudah disebar juga angket untuk mengetahui respon dari penumpang kereta apabila ada angkutan alternatif bus tetapi berbayar. Kita jajaki itu. Tidak mungkin seperti ini terus. Kita sedang membicarakan, menyiapkan skenario moda transportasi bus yang bisa menjadi permanen,” katanya. 

“Kemungkinan titik keberangkatannya tidak semua di sini, kita sebar. Kita lihat nanti hasil kuesionernya seperti apa. Tapi harus bekerja sama dengan PO lokal. Harus dibangun sistem kerjasama juga dengan Kota Bogor dengan PO Lokal di Bogor,” tambahnya.

Ia juga mengimbau kepada warga bahwa situasi masih belum aman dan bahaya selalu mengintai setiap saat. Jadi, warga Bogor wajib menggunakan masker, cuci tangan dan jaga jarak. (Hum-bgr/Amirudin)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.