Peneliti Jepang Kunjungi Pusat Kerajinan Bambu di Selaawi


JABARBICARA.ID — Sejumlah peneliti dari negara Jepang mengunjungi Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut baru-baru ini. Para peneliti ini tertarik atas potensi dan pengembangan produk kerajinan bambu perajin warga di kecamatan itu.

Para peneliti Jepang yang terdiri dari Mitsunori Kubo (Dosen Chiba University, Jepang), Fumio Terauchi (Dosen Chiba University, Jepang), dan Moe Maruyama (Doctoral Student, asisten Prof Kubo), datang ke Selaawi didampingi guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB) Imam Damar Djati.

Kecamatan Selaawi sejak lama dikenal sebagai daerah penghasil beragam produk kerajinan bambu, mulai peralatan rumah tangga, aksesoris, hingga beraneka ragam sangkar burung. Banyak pohon bambu sebagai bahan baku kerajinan tumbuh tersebar di Selaawi.

Penamaan Selaawi tak bisa dilepaskan dari bambu. Sela berarti ruang terhimpit di antara dua hal, sedangkan awi dari kata Sunda berarti bambu.

Camat Selaawi Ridwan Efendi menyatakan bangga serta mengapresiasi kedatangan para peneliti ketika menerima rombongan di kantornya. Kunjungan tersebut sangat penting untuk peningkatan kerja sama usaha kerajinan bambu Selaawi dengan negara luar.

”Alhamdulillah. Ini bagus untuk prospek perekonomian warga, khususnya perajin bambu sebagai potensi unggulan kawasan perdesaan,” ujar Ridwan kepada Inilahkoran.com, Minggu (17/3/2019) dan dikutip JABARBICARA.ID, Senin (18/3/2019).

Menurutnya, kunjungan rombongan peneliti tersebut untuk melihat langsung kegiatan para perajin dalam membuat produk beragam berbahan baku bambu. Nantinya peneliti memeroleh gambaran perbandingan produk berbahan baku bambu Selaawi dengan produk serupa yang dibuat di Jepang.

“Mereka menilai kesamaan, perbedaan, maupun prospek perkembangan pemanfaatannya. Di masa lalu maupun masa kini,” jelasnya.

Para peneliti merasa tertarik dengan pengembangan produk budaya bambu, dari mulai desain yang tradisional hingga modern. Kunjungan tersebut juga merupakan salah satu kegiatan penjajakan dalam rangka rencana riset kolaboratif antara beberapa dosen di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB dengan beberapa dosen dari Graduate School of Engineering, Chiba University, Jepang.

Ridwan menyebutkan, sebelumnya telah dilaksanakan kerja sama pendidikan dan pengajaran. Semisal kuliah umum/tamu, seminar, dan work shop, program “double degree”, studi lanjut program master, dan doktoral.

“Mereka bermaksud datang kembali untuk melakukan penelitian lebih jauh tentang budaya bambu Selaawi,” ujarnya. (IK/Yus)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.