Pengelolaan Kelas sebagai Faktor Keberhasilan Kegiatan Pembelajaran


Oleh : Rizal Trismawan, S.Pd.

Kepala SMP Plus Nurul Muttaqiin Cisurupan. Mahasiswa Pascasarjana PBSI SPs IPI Garut

JABARBICARA.COM:---Ketercapaian kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor penunjang keberhasilan tersebut adalah kegiatan pengelolaan kelas. Sebaik apapun materi yang akan disampaikan apabila guru tidak memiliki usaha sadar untuk mengelola kelas, maka tujuan pembelajaran yang diharapkan tidak akan maksimal. Sepintar apapun guru yang mengajar, apabila tidak mampu mengelola kelas  maka hasil pembelajaran tidak akan pernah tercapai. Fenomena tersebut mungkin tidak disadari oleh guru pada saat mengajar. Dengan demikian, dalam tulisan sederhana ini akan memuat informasi mengenai tiga hal utama dalam kegiatan pengelolaan kelas yang  berkaitan dengan faktor fisik (prasarana), nonfisik, dan sarana.

Ketercapaian kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor penunjang keberhasilan tersebut adalah kegiatan pengelolaan kelas. Sebaik apapun materi yang akan disampaikan apabila guru tidak memiliki usaha sadar untuk mengelola kelas, maka tujuan pembelajaran yang diharapkan tidak akan maksimal. Sepintar apapun guru yang mengajar, apabila tidak mampu mengelola kelas  maka hasil pembelajaran tidak akan pernah tercapai. Fenomena tersebut mungkin tidak disadari oleh guru pada saat mengajar. Dengan demikian, dalam tulisan sederhana ini akan memuat informasi mengenai tiga hal utama dalam kegiatan pengelolaan kelas yang  berkaitan dengan faktor fisik (prasarana), nonfisik, dan sarana.

Kata kunci : pengelolaan kelas, faktor fisik,faktor nonfisik, faktor sarana.

A. Pendahuluan

Menjadi guru tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Begitulah kiranya sebuah peribahasa menggambarkan aktifitas guru pada saat melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas. Adakalanya guru semangat mengajar, tapi motivasi peserta didik sedang menurun. Disituasi lain guru dan peserta didik sama-sama semangat untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, akan tetapi kondisi kelas dan fasilitas pembelajaran tidak menunjang, tentu ini menjadi persoalan serius, karena tentu akan berpengaruh pada keberhasilan pembelajaran.

Rohani (2004: 2) menjelaskan bahwa pengajaran bukan konsep atau praktik yang sederhana. Dengan kata lain, tugas mengajar adalah berat, kompleks, perlu keseriusan, tidak asal jadi atau sekedar coba-coba.

Ditangan gurulah terletak kemungkinan berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan. Melalui pembelajaran terjadi komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik dan belajar dilakukan oleh peserta didik.

Peserta didik  tentu memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Oleh karenanya, guru dikatakan keliru apabila memandang semua siswa itu sama.  Kaitannya dengan situasi pembelajaran didalam kelas, hal tersebut termasuk kedalam kecakapan dan kemahiran guru pada saat mengelola kelas.

Dengan demikian, menjadi persoalan penting bagi guru agar mahir dalam mengelola kelas sebagai salah satu upaya tercapainya tujuan pembelajaran. Kemudian muncul pertanyaan seperti berikut, (1) bagaimana maksud dari  pengelolaan kelas ? (2) bagaimana cara mengelola kelas yang baik? Kedua pertanyaan tersebut akan dibahas satu persatu dibawah ini.

B. Pengertian Pengelolaan Kelas

Beberapa pemerhati pendidikan memberikan pengertian khusus mengenai pengelolaan kelas;

  1. Menurut Asep Nurjamin (2018: 32),  mengemukakan bahwa pengelolaan kelas merupakan usaha sadar dan sengaja direncanakan, supaya tercipta lingkungan pembelajaran yang kondusif.
  2. Menurut Ahmad Rohani  (2004: 124) menjelaskan bahwa pengelolaan kelas adalah penyiapan kondisi bagi terjadinya proses belajar yang efektif. Pengelolaan kelas merujuk kepada pengaturan orang (peserta didik) maupun pengaturan fasilitas.
  3. Menurut Aminudin Rasyad ( 1996 : 142) memaparkan bahwa pengelolaan kelas adalah  pengelolaan pusat sumber belajar karena didalam kelas terjadi aktivitas proses belajar mengajar, pembuatan media, dan sebagainya.

Dari penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan pengelolaan kelas tidak hanya terpusat pada motivasi guru dan peserta didik semata. Hal lain yang harus diperhatikan adalah sarana prasarana kelas sebagai penunjang kegiatan belajar. Dengan demikian, lingkungan fisik (prasarana) , nonfisik, dan sarana penunjang lainnya akan menentukan suasana pembelajaran yang kondusif. Ketiga hal tersebut akan dijelaskan dibawah ini.

C. Cara Mengelola Kelas yang Baik

Tidak sedikit guru yang terjebak dalam rutinitas mengajar. Guru datang dari rumah ke sekolah tidak mempersiapkan apa-apa, baik yang berkaitan dengan jasmani maupun ruhani (motivasi pengabdian). Belum lagi faktor lain seperti keadaan kelas yang berantakan, peserta didik yang gaduh, sarana yang tidak memadai akan menjadi ‘hantu menakutkan’ pada saat guru masuk ke dalam kelas.

Gambaran suasana seperti dikemukakan diatas akan mempengaruhi terhadap kualitas proses pembelajaran. Disanalah akar masalahnya. Guru sebagai pendidik mau tidak mau, suka tidak suka akan berhadapan dengan situasi semacam itu. Oleh karenanya, kepandaian guru dalam mengelola lingkungan belajar akan mengusir ‘hantu menakutkan’ tadi.

Asep Nurjamin (2018:31) mengemukakan bahwa ada tiga prinsip penataan lingkungan belajar. Prinsip-prinsip tersebut yaitu 1) membangun iklim belajar yang kondusif, 2) membangun kebiasaan yang positif, serta 3) membangun iklim yang efektif.

Bila dicermati, ketiga prinsip tersebut merupakan aspek nonfisik yang termasuk kedalam pola hubungan antara guru dengan peserta didik. Apabila ketiga prinsip tersebut dilaksanakan dengan baik, tidak menutup kemungkinan para siswa akan merasa siap untuk mengikuti proses pembelajaran.

Adapun Ahmad Rohani (2004: 127) menyoroti faktor kondisi fisik (prasarana) sebagai hal yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Lingkungan  fisik yang dimaksud adalah, 1) ruangan yang pas untuk berlangsungnya proses belajar mengajar, 2) pengaturan tempat duduk, 3) ventilasi dan pengaturan cahaya, dan 4) pengaturan penyimpanan barang-barang.

Faktor fisik akan berpengaruh pada lingkungan belajar. Disini diperlukan kecerdikan guru untuk mengelola prasarana yang ada. Buatlah kondisi kelas senyaman mungkin. Dimulai dari hal yang mudah untuk bersama-sama memperhatikan kebersihan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.

Keberadaan prasarana yang belum mendukung bukan alasan guru untuk tidak berpikir positif, kreatif, dan inovatif. Sesekali lakukan aktivitas pembelajaran diluar kelas, tentu dengan materi ajar yang sesuai. Hal tersebut bertujuan supaya peserta didik tidak merasa jenuh.

Lebih jauh lagi, Aminudin Rasyad (1994: 124) mengemukakan bahwa kondisi pembelajaran harus berprinsip pada tiga hal yaitu, 1) bahan belajar, 2) media pengajaran, dan 3) cara mengoperasikan media tersebut. Ketiga hal tersebut jangan dikesampingkan karena menjadi bagian sarana penunjang terlaksananya pembelajaran.

Kondisi fisik dan nonfisik yang mumpuni, dirasa belum cukup apabila tidak didukung dengan keberadaan sarana pembelajaran yang mumpuni pula. Sarana yang dimaksud adalah adanya bahan belajar, seperti buku paket, alat peraga, alat praktek, gambar-gambar, film, slide, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kondisi-kondisi tersebut harus saling bertalian agar berimbang.

D. Penutup

Kegiatan pengelolaan kelas sangatlah kompleks, dari mulai aspek fisik, nonfisik, dan sarana penunjang lainnya. Meski terlihat tidak mudah, guru diharapkan untuk mencoba dan berusaha menciptakan lingkungan pembelajaran dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut. Dengan demikian, tujuan pembelajaran diharapkan berhasil.

Pustaka Bacaan

Nurjamin, Asep. (2018).  Rahasia Keberhasilan Guru Bahasa dan Sastra Indonesia. Layung : Garut.

Rasyad, Aminudin. (1994). Materi Pokok Media Pengajaran. Modul 1-6. Depag: Jakarta.

Rohani, Ahmad. (2004). Pengelolaan Pengajaran. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.