Pentahelix, Jurus Baru Dosen Uniga Dalam Tanggulangi Problem Sampah di Kab. Garut


JABARBICARA.COM:--- Pola pentahelix menjadi jurus baru yang hendak dilancarkan Tim Dosen Uniga dalam melakukan penanggulangan masalah sampah di Kab. Garut. Masalah sampah di Kabupaten Garut sudah menjadi persoalan yang mendapat perhatian serius dari berbagai kalangan, tidak terkecuali kalangan akademisi, masalah sampah di Kabupaten Garut puncaknya terjadi di pertengahan tahun 2019 dimana Pemerintah Kab. Garut menyatakan Garut darurat sampah, kondisi ini deiperkuat dengan memburuknya kondisi TPA Pasirbajing.

Dilatar belakangi persoalan tesebut Tim Dosen Uniga yang terdiri dari Dr. Hj. Ike Kania, M.Si, Dr. Tintin Febrianti, S.P., MP. Pupung Pundenswari, M.Si, Ati Atul Quddus, S.Pt, M.Si dan Dini Turipanam Alamanda, ST., MSM. Merencanakan untuk Mengadakan pengabdian masyarakat bidang pengolahan sampah demi mengembalikan lingkungan Kab. Garut yang bersih tidak terkontaminasi dampak sampah yang tidak terkelola dengan baik.

Ketua Tim Dosen Dr. Hj. Ike Kania, M.Si mengungkapkan pola pentahelix dengan basis lima kekuatan Dengan kolaborasi A – B- C -G – M, Academician, Business, Community, Government, Media, kelima unsur tersebut harus kompak, saling support dan sinergi serta menjadi jurus baru dalam pengolahan sampah di Kab. Garut yang sampai saat ini masih menjadi persoalan yang belum terpecahkan selain itu rencana pengabdian masyarakat ini menjadi bagian dari roadmap atau dokumen strategi yang akan dilaksanakan oleh Fisip Uniga ke depan “Hari ini kami menyelenggarakan sebuah Focus group discussion (FGD) yang bertujuan menjaring sebuah gagasan besar dari beberapa stakeholder diantaranya Akademisi, Pengusaha, Penggiat dan Pememrhati Sampah, Pemerintah Daerah dan Media diharapkan dari pertemuan ini mampu menghasilan konsep dasar yang menjadi roadmap dalam penanggulangan sampah yang akan kami lakukan dalam rangka pengabdian masyarakat di tahun 2020 tepatnya di wilayah Desa Cidatar, Cisurupan Kab. Garut,” Ungkap Dr. Ike saat membuka foum diskusi di Fave Hotel Kamis, (24/10)

Dini Turipanam Alamanda, ST., MSM. Mengungkapkan selian dengan FGD yang melibatkan lima unsur elemen masyarakat, sebenarnya kami di Universitas Garut juga sudah mencoba mengajak untuk melibatkan diri dalam persoalan penanganan sampah ini, mesikup ini merupakan roadmap Fisip Uniga tapi pada hakekatnya ini merupakan program lintas fakultas di Uniga, makanya kami hadir disini seperti Saya dari Ekoni, ada Ibu tintin dan bu Ati adri Faperta Uniga yang harapanya memberikan presfektif dari berbagai bidang seperti contohnya dari bidang ekonomi mencoba melihat bagaimana program sampah ini mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dengan merubah mindset masyrakat dimana produk ekonomi yng berasal dari sampah masih menimbulkan sentiment negatif, lalu dari fisip mencoba menggali persoalan sampah dari sisi regulasi dan kebijakan pemerintah. Dari hasil evaluasi kami pengelolaan sampah masih bersipat parsial dan tidak terlalu mempunyai nilai ekonomi yang tinggi akibat sentimennegatif tentang barang ekonomi yang bersumber dari pengelolahan sampah tadi.

Dini menambahkan FGD ini selain melibatkan dosen Uniga dari berbagai kompetensi juga melibatkan Pemkab Garut, STTG serta komunitas pemerhati lingkungan Holistika Institute Indonesia. Diharapkan dari FGD dengan konsep pentahelix ini mampu menghasilkan formula ideal dalam pengelolaan sampah di Kab. Garut karena masalah sampah bukan hanya tangung jawab Pemerintah Kab. Garut tapi menjadi tanggung jawab kita semua sebagai bagaian dari elemen masyarakat. (Fitri N/Yuyus Ys)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.