Perintah Presiden, Grafik Pertumbuhan Kasus Virus Corona segera Turun di Bulan Mei, Ditanggapi Epidemilog


JABARBICARA.COM-- Mendengar imbauan Jokowi  bahwa grafik pertumbuhan kasus Virus Corona segera turun di bulan Mei dan target pertumbuhan kasus positif Virus Corona (Covid-19) harus turun dengan cara apapun, Ahli Epidemiologi Pandu Riono menanggapi, sebetulnya hal itu dapat saja dilakukan.

Awalnya, Pandu menyoroti isu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang rencananya akan dilonggarkan pada bulan Juni mendatang.

Pandu Riono menegaskan pemerintah harus benar-benar yakin dengan data di lapangan sebelum membatalkan PSBB."Perbaiki dulu sistemnya, kemudian kita melihat konsistensi dari betulkah jumlah kasus, betulkah jumlah suspect, betulkah jumlah kematian bisa dalam waktu 14 hari terus menurun? Kalau masih naik turun, kita masih belum yakin," papar Pandu Riono. 

Ia menyebutkan PSBB yang tidak dilakukan total di seluruh daerah akan menghambat turunnya jumlah kasus baru."Kedua, yang mau dilonggarkan wilayah mana? Kalau wilayah yang sekarang ini dilakukan PSBB masih beberapa wilayah saja, tidak mungkin kita melonggarkan di seluruh Indonesia, Juga mana yang bisa dilonggarkan, tentu yang risikonya paling ringan," tambahnya.

Pandu Riono menyebutkan banyak faktor yang harus diperhitungkan dalam pelonggaran PSBB."Direncanakan boleh, tapi direncanakan dengan baik," jelas ahli epidemiologi Universitas Indonesia ini."Lebih baik internal di dalam dengan ahli dengan lintas sektoral, sehingga menjadi matang. Kalau memang sudah waktunya melakukan pelonggaran," tambahnya.

Pandu kemudian membahas perintah Jokowi yang meminta kurva kasus segera turun pada bulan Mei. Menurutnya, hal tersebut mungkin saja terjadi."Seharusnya bisa, itu 'kan perintah," kata Pandu.

Menurut dia, Jokowi sudah sangat tegas dengan perintah yang diluncurkan tersebut."Itu 'kan perintah orang marah. Presiden marah, ya dibawa ke kita semua termasuk saya juga. Harus diturunkan secepatnya dengan cara apapun," ungkap Pandu.

Ia menyebutkan Jokowi sudah sangat geram dan prihatin dengan kondisi saat ini.

"Kalau orang Jawa sudah ngomong dengan cara apapun, itu artinya dia marah sekali. Karena kesal lihat situasi kok enggak turun-turun. Sudah rakyat menderita, tapi PSBB-nya tidak di-monitoring, tidak dievaluasi, Ini menjadi galau sebagai seorang pemimpin harus kayak gitu," tambah Pandu. Sumber TribunWow dan Kompas

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.