PMK Membuat Ekonomi Melonjak Naik,  Rakyat dan Peternak Menjerit


Oleh Ruri Retianty
Ibu Rumah Tangga dan Pegiat Dakwah

JABARBICARA.COM -- Hari Raya Idul adha akan segera datang, tentunya umat Islam menyambutnya dengan gembira. Biasanya perayaan Iduladha identik dengan pelaksanaan ibadah haji ke tanah suci Mekkah, Arab Saudi dan penyembelihan hewan (kurban). Masyarakat yang mampu akan mengupayakan untuk berkurban, baik kurban sapi ataupun kambing. 

Hewan kurban yang akan dipilih tentunya hewan yang sehat dan berkualitas baik, namun akhir-akhir ini banyak hewan ternak yang terkena penyakit hingga mengakibatkan kematian. Penyakit tersebut yaitu Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang saat ini sedang menyerang hewan-hewan ternak, hingga tak dimungkiri kasus ini membuat khawatir masyarakat dan membuat resah para peternak karena akan berdampak pada perekonomian mereka.

Seperti yang terjadi di Kabupaten Bandung, menurut Tisna Umaran selaku Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung bahwa kurang dari dua pekan hewan yang terjangkit PMK naik secara signifikan dan tersebar di wilayah Kecamatan Kertasari, Pangalengan, Pasir Jambu dan Ciwidey. PMK tersebut bermula hanya berkisar belasan (14 ekor) kini menjadi ribuan yakni sekitar 1.276 ekor. Melesatnya angka PMK diduga karena keterlambatan vaksin terhadap hewan ternak tersebut dan keterbatasan obat-obatan yang tersedia.

Tisna menyampaikan pula bahwa penyebaran PMK ini sangat cepat hingga menembus jumlah 1.276 kasus itu baru dari sekitar 18.621 ternak yang diperiksa. Terdiri dari sapi perah berkisar 1.050 ekor, sapi potong 212 ekor, domba 11 ekor, dan kerbau 3 ekor, untuk kambing belum ada yang dilaporkan positif PMK. Tidak menutup kemungkinan jumlah kasus di kandang sebenarnya bisa lebih besar dari yang terdata. Dilansir dari Iaman Liputan6.com, hari Kamis (02/06/2022). 

Untuk menekan pertumbuhan kasus, maka Dinas Pertanian Kabupaten Bandung tidak merekomendasikan para peternak untuk menambah stoknya dari wilayah lain. Berhubung akan menjelang Iduladha biasanya para peternak menambahkan  ternaknya dari luar yang sudah punya Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH), tapi tidak sepenuhnya menjamin ternak tersebut bebas PMK, masih ada potensi hewan terinfeksi.

Seharusnya pemerintah segera menangani permasalahan PMK secara serius, dimulai dari memberikan penyuluhan terhadap para peternak, menyediakan pangan ternak yang terjangkau harganya, memberikan vaksin, dan menyediakan obat-obatan secara gratis. 

Permasalahan PMK sudah sering terjadi di negara kita. Tidak adanya perhatian yang serius dari pemerintah dalam menanganinya menyebabkan masalah ini terus muncul. Seharusnya pemerintah segera mengatasinya, karena tidak lama lagi akan tiba hari Raya Iduladha. Apabila ada hewan yang terkena PMK kemudian menjadi hewan kurban pada saat Iduladha dan dikonsumsi oleh masyarakat tentu akan menimbulkan  berbagai masalah. 

Tidaklah heran di era sistem kapitalis sekuler, permasalahan apapun akan selalu muncul di segala bidang termasuk masalah PMK. PMK masuk ke Indonesia bermula karena adanya introduksi virus dari lalu lintas ilegal antar wilayah negara, sehingga meningkatkan risiko kejadian kasus penyebaran PMK jadi meluas.
Kasus PMK ini jelas berdampak pada ketersediaan hidup jelang Iduladha, dimana yang tadinya lalu lintas distribusi hewan ternak ke berbagai daerah berjalan dengan lancar kini tersendat. Pemerintah dinilai lalai dalam upaya mencegah lalu lintas ilegal ternak antar wilayah dan negara, rendahnya implementasi biosekuriti pada peternakan rakyat, kurangnya sumber daya manusia, serta dukungan logistik dan anggaran untuk vaksinasi yang tidak memadai. Persoalan ini bisa berdampak besar terhadap menurunnya perekonomian masyarakat jika tidak segera diatasi.

Islam merupakan solusi dari semua permasalahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Dengan menerapkan aturan paripurna yang datang dari Allah Swt. mampu mengatasi semua permasalahan hidup umat. Seorang pemimpin dalam sistem Islam akan bertanggung jawab atas keberlangsungan hidup umatnya. Pemimpin dalam Islam akan berpegang teguh pada keimanan dan takut akan murka Allah. Sabda Rasulullah saw. :
"Imam (pemimpin) adalah pengurus/penggembala. Dan ia akan dimintai pertanggungjawabannya atas apa yang diurusinya". (HR al-Bukhari) 

Terkait kurban, Islam mengatur sedemikian luar biasa, karena kurban bentuk ibadah yang mengandung ketaatan dan pengorbanan. Siapa pun dianjurkan berkurban saat telah memiliki kemampuan. Ukuran mampu berkurban hakikatnya sama dengan ukuran kemampuan sedekah, yaitu mempunyai kelebihan harta (uang) setelah terpenuhinya kebutuhan pokok yaitu sandang, pangan, dan papan dan kebutuhan penyempurna yang lazim bagi seseorang. Begitu pula halnya sosialisasi pemeliharaan serta peternakan hewan kurban, negara akan memastikan aman dan nyaman dari mulai produsen hingga dikonsumen.

Negara akan terus memantau perkembangan dan pertumbuhan ternak-ternak di seluruh wilayah, sehingga lalu lintas distribusi hewan akan terpantau dengan baik dan tertib. Apabila ada ternak yang sakit maka tidak boleh ada pertambahan hewan dari luar wilayah. Ternak yang sakit akan dipisahkan dengan yang sehat, kemudian dirawat dengan baik hingga sehat kembali.
 
Adapun hewan untuk kurban disyaratkan berikut: pertama, harus hewan ternak seperti unta, sapi, kerbau, kambing, dan biri-biri. Kedua, umur hewan untuk unta 5 tahun, sapi dan kerbau 2 tahun, kambing 1 tahun, domba 6 bulan. Ketiga, jumlah kurban, satu domba atau biri-biri boleh untuk satu orang atau satu keluarga, satu unta atau sapi untuk tujuh orang. Keempat, kondisi fisik hewan harus selamat dari cacat, harus sehat, mulus dan bagus, berkualitas prima dan top, bukan kualitas sembarangan. 

Selain yang demikian tidak dibenarkan berkurban dengan hewan yang cacat (buta), menderita penyakit, pincang, lemah kakinya dan lemas, tidak ada sebagian tanduknya, tidak ada sebagian kupingnya, terpotong hidungnya, ekornya tidak ada karena terpotong atau putus, rabun matanya. 

Negara akan melakukan penyuluhan-penyuluhan terhadap para peternak untuk menempatkan pola hidup bersih dan sehat dalam memelihara hewan ternak. Selain itu, negara juga akan memenuhi kebutuhan pangan ternak, memberikan vaksin dan memberikan obat-obatan secara gratis, sehingga hewan ternak akan terjamin kesehatannya. 

Demikian sekilas peran negara dalam sistem Islam yang mengatur kehidupan umat. Kekhawatiran akibat lalainya pemimpin, menderitanya rakyat, tentu tidak akan terjadi apabila kaim muslim satu visi dan misi memperjuangkan negara model ini di tengah masyarakat dan di hadapan dunia agar kehidupan umat penuh keberkahan dalam landasan keimanan.

Wallahu a'lam bishshawab.

Isi Artikel di luar tanggungjawab Redaksi JabarBicara.com


0 Komentar :

    Belum ada komentar.