Rahayu Saraswati di Serang Lagi


TANGERANG, JABARBICARA.COM - Pilkada Tangsel panas. Seru..!! Dirty attack dirilis. Setelah "Paha Mulus", sekarang "udel-nya" Rahayu Saraswati ditarget. Pelaku Akun Facebook Bang Djoel follower Benyamin Davnie - Pilar Saga.

Rahayu Saraswati seorang seniman. Cinta seni. Perasaannya halus. Pose "Steatopygian Venus figurine". Mengagungkan peran Sang Ibu; The birth giver.

Carl Gustav Jung berpendapat penghormatan terhadap "archetypal mother" merupakan "collective unconscious" semua manusia.

Penghormatan itu bisa ditemukan pada artifact figurative art yang menggambarkan seorang ibu. Misalnya "Venus of Hohle Fels" yang berusia 35 ribu tahun, Seated Woman of Çatalhöyük, dan Venus of Monruz. Ketiga artifact berasal dari Era Upper Paleolithic atau Late Stone Age. Tua sekali.

Helen Benigni, in her book "Emergence of the Goddess", menyatakan desain konsisten artifact seperti featureless, payudara besar dan figur perempuan hamil yang ditemukan di seluruh dunia merupakan representasi dari "an archetype of a female Supreme Creator".

Masyarakat Korea Selatan punya Dewi Jang Gil-ja (어머니 하나님) sebagai "God the Mother". Padanan Dewi Sri of Javanesse islanders.

Mother goddes Parvati representasi aspek feminine dan shakti (power/energy-creative force). Mother Earth alias Ibu Pertiwi adalah pelengkap konsep "Sky Father".

Politik Pilkada Tangsel mengubah Penghormatan kepada Sang Ibu jadi status pelecehan sexist. Lupa surga ada di telapak kaki ibu.

Kehadiran Rahayu Saraswati di Bursa Pilkada Tangsel adalah melanjutkan perjuangan kakek-pamannya. Bukan untuk mempertahankan "Dinasti Korupsi". Apalagi sekedar mengkapitalisasi jabatan bapak.

By using "mirroring hypothesis" approach, Kandidat Walikota adalah product dari refleksi voter-nya. Nasib Tangsel akan ngga karuan apabila Calon Walikota yang didukung massa brutal berhasil menang.

Tsamara Amany berkata, "Kandidat no 2 & 3 harus tertibkan pendukungnya."
(Zeng Wei J)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.