Raker Tahunan Dengan 3 NGO, Akankah Terkorelasi Dengan Visi Jabar ?


Oleh: Lilis Suryani

Pemprov Jabar nampaknya tengah terus berbenah, selaras dengan Visi nya yaitu “Terwujudnya Jawa Barat juara lahir batin dengan inovasi dan kolaborasi". Pemprov Jabar merealisasikan visi tersebut dengan membuat program-program unggulan. Adapun dari beberapa program unggulan tersebut, Pemda Jabar menilai perlu untuk menjalin kerjasama dengan pihak Non-Goverment guna mengefektifkan capaian-capaian yang ingin diraih.

Diberitakan oleh swarajabarnews.com bahwa Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jabar Setiawan Wangsaatmaja menandatangani Rencana Kerja Tahunan dengan tiga Non-Govermental Organization (NGO) secara virtual dari Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (10/12/2020).

Adapun, Tiga NGO yang dimaksud yaitu Jhpiego, USAID (United States Agency for International Development) Madani, dan Environmental Defense Fund (EDF).

JHPIEGO adalah organisasi internasional non-pemerintah yang berafiliasi dengan The Johns Hopkins University yang non-sektarian, non-politik dan non-profit; yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan ibu, bayi dan keluarga. Jhpiego menciptakan dan memberikan solusi perawatan kesehatan transformatif yang menyelamatkan nyawa.

Kemudian, USAIDU Madani merupakan mitra Kementerian Hukum Dan HAM RI di 2020 hingga 2021. Lingkup tugas Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat ini meliputi peningkatan kapasitas Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) juga pemberdayaan tata kelola pemerintahan yang kolaboratif.

Terakhir, Environmental Defense Fund (EDF) adalah kelompok advokasi lingkungan nirlaba yang berbasis di Amerika Serikat . Grup ini dikenal karena karyanya pada isu-isu termasuk pemanasan global , restorasi ekosistem , lautan, dan kesehatan manusia, dan menganjurkan penggunaan ilmu pengetahuan , ekonomi , dan hukum yang baik untuk menemukan solusi lingkungan yang berhasil. Mereka non-partisan, dan pekerjaannya sering mendukung solusi berbasis pasar untuk masalah lingkungan.

Jelas sangat kentara dari namanya saja tiga - NGO ini bukan lembaga atau organisasi nasional yang dikelola anak bangsa. Tiga - NGO ini berasal dari luar negeri dan ada diantaranya dikelola oleh Amerika serikat. Dan kemudian mereka akan bekerjasama dengan Pemda untuk sejumlah wilayah di Jawa barat.

Siapa yang tidak tergiur bila melihat profil dan tujuan dari lembaga atau organisasi tersebut. Dengan publikasi dan marketing yang luar biasa mempromosikan jasa-jasa mereka yang notabene akan mewujudkan keadaan yang lebih baik dari suatu wilayah jika bekerja sama dengan mereka.
Lalu, benarkah demikian?

Sekuat apapun usaha penguasa untuk memperbaiki kondisi bangsa ini akan tetap menghadapi hambatan yang luar biasa. Karena masalahnya bukan pada kebijakan-kebijakan cabang seperti upaya mensejahterakan ibu dan bayi, pemberdayaan tata kelola pemerintahan atau upaya mensejahterakan nelayan. Karena itu semua adalah permasalahan cabang dari akar masalah yang belum terjamah oleh pemikiran para punggawa bangsa.

Apalagi jika kita menilik Rencana kerja tahunan dengan NGO hanya akan membuat Jabar semakin dikuasai Kepentingan asing. Kita lihat sebagai contohnya USAID yang merupakan NGO milik Amerika . Seperti yang sudah-sudah, tentu dalam kerjasama ini tidak ada makan siang gratis. Harus ada kompensasi untuk NGO tersebut yang tentu akan mengancam kedaulatan negara. Dan dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Bangsa ini memang tidak bisa lepas dari dikte bangsa lain. Akibat dari posisinya yang tidak kuat dimata dunia. Apalagi Jabar yang hanya bagian dari wilayah Indonesia. Tentu, berbagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat harus selalu bekerjasama dengan bangsa lain. Padahal, bangsa asing ini mempunyai kepentingan yang lebih besar ketimbang menolong untuk memperbaiki kondisi negeri ini. Apalagi Amerika dengan kerakusannya, telah terbukti merampok SDA bangsa ini selama bertahun-tahun. Maka aneh, jika saat ini kita bekerjasama dengan "perampok" untuk memperbaiki negeri ini.

Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, bahwa sampai saat ini para punggawa bangsa belum mengetahui akar permasalahan negeri ini. Padahal, jika kita mau membuka hati dan pikiran. Kerusakan itu nyata ada dihadapan. Sungguh, akar permasalahan bangsa ini adalah penerapan sistem demokrasi kapitalis yang masih dipertahankan hingga kita.

Faktanya, sistem demokrasi sudah terbukti kebobrokannya dan banyak madaratnya. Di dalam sistem demokrasi sangat mudah dijadikan sebagai ‘pintu masuk’ oleh para pemilik modal dan para penjajah asing untuk menguasai sumber-sumber kekayaan milik rakyat. Bukankah leluasanya pihak asing menguasai BUMN dan sumber-sumber kekayaan alam milik rakyat adalah karena hal itu memang dilegalkan atas nama privatisasi oleh UU—yang notebene dibuat dan disahkan oleh Pemerintah dan DPR—melalui proses demokrasi?

Lebih dari itu, demokrasi bertentangan dengan Islam. Pasalnya, inti dari demokrasi adalah kedaulatan rakyat. Makna praktis dari kedaulatan adalah hak membuat hukum. Itu artinya, demokrasi menjadikan rakyat—riilnya adalah para wakil rakyat—sebagai pembuat hukum. Sebaliknya, dalam Islam, yang berhak membuat dan menentukan hukum itu adalah hak Allah SWT. Artinya, dalam Islam yang berlaku hanya hukum syariah.

Sudah saatnya kita kembali pada visi penciptaan manusia yang ditetapkan Allah dalam al-Quran. Visi itu adalah ketaatan kepada Allah SWT dengan segala hukum-Nya. Allah SWT berfirman (yang artinya): Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah (taat kepada)-Ku (TQS adz-Dzariyat [51]: 56).

Ketaatan kepada Allah SWT berarti melaksanakan seluruh syariah-Nya. Dengan menerapkan syariah Islam dalam semua aspek kehidupan—termasuk dalam pengurusan negara, ekonomi, pendidikan, kesehatan hingga pergaulan—kita akan terbebas dari kesulitan demi kesulitan ini.

Allah SWT telah menjelaskan bahwa hanya Islamlah sistem yang bisa menawarkan kehidupan kepada umat manusia. Hanya Islamlah yang bisa membawa manusia menuju cahaya, sementara sistem selain Islam justru mengeluarkan manusia dari cahaya menuju kegelapan. Allah SWT menegaskan hal itu di dalam firman-Nya (yang artinya): Allah Pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) menuju cahaya (iman). Sebaliknya, orang-orang kafir dan para pelindungnya ialah setan, mengeluarkan mereka dari cahaya menuju kegelapan (kekafiran) (TQS al-Baqarah [2]: 257)

Itu artinya, hanya sistem Islamlah yang bisa menjamin terwujudnya perubahan dan kehidupan yang baik yang diridhai oleh Allah SWT. Sistem Islam datang dari Pencipta manusia yang paling mengetahui hakikat manusia, apa yang baik dan yang tidak, yang bermanfaat dan yang madarat bagi manusia. Sistem Islamlah yang akan memerdekakan manusia dari segala bentuk penindasan. Sistem Islam akan menebarkan kebaikan, rahmat dan hidayah. Sistem Islam akan mewujudkan kesejahteraan, merealisasikan keadilan, melenyapkan kezaliman yang membelenggu manusia dan menyelamatkan manusia dari kegelapan sistem buatan manusia.

Wallahua'lam bishowab (Red.Jb)

Isi artikel di luar tanggung jawab Redaksi

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.