Sejumlah Pihak Turun Tangan, Membantu Keluarga Anak tanpa "Lubang Anus"


[Korwil Pendidikan Wanaraja Menyerahkan bantuan ke Orang tua KA. (Poto: Ridwan F)]

GARUT, JABARBICARA.COM -- Seorang anak berusia 10 tahun di kecamatan Wanaraja Garut, yang memiliki kelainan sejak lahir ,  "Atresia ani atau kondisi saat bayi lahir tanpa lubang anus". Anak perempuan Berinisial KA, putri dari pasangan Ahmad Herdiansyah (39) dan Kiki Rizkia (36) . 

Mengutip iNewsjabar.Id, "Dokter spesialis akhirnya hanya membuatkan jalur pembuangan kotoran dari perut sebelah kiri, yang disambungkan dengan kantong kostolomi," ujar Kiki Rizkia. 

Kantong kostolomi ini pun masih digunakan hingga kini, karena KA belum menjalani operasi pembuatan anus. Dia menjelaskan, puterinya ini menjalani keseharian layaknya anak-anak lain seperti biasa. 

"Namun dia membatasi beberapa aktivitas agar KA tak terlalu capek akibat kelainan yang dideritanya. "Seperti biasa Kanya sekolah, belajar agama, main sama anak lainnya. Sekarang sudah bersekolah di SD," katanya. 

IMG-20230207-WA0053.jpg

Upaya untuk melanjutkan operasi pembuatan anus bagi KA pun terhambat kondisi ekonomi keluarga mereka. Menurut Kiki Rizkia, keuangan keluarganya menurun sejak pandemi Covid-19. 

Kiki yang sebelumnya memiliki karir dan pekerjaan, terpaksa diberhentikan karena perusahaan tempat ia bekerja melakukan kebijakan efisiensi. Hal yang sama terjadi pada usaha suaminya yang merupakan seorang wirausahawan. 

"Semua aset kami seperti rumah sebelum tinggal di sini dijual untuk membiayai pengobatan KA. Hingga pada akhirnya kami menunggak tak bisa membayar BPJS mandiri keluarga. Untuk berobat kami kesulitan, karena tunggakan BPJS saja mencapai Rp10 juta," ucapnya. 

Untuk keperluan sehari-hari, Kiki Rizkia yang dibantu suaminya membuat aneka kue basah untuk dijual di pasar tradisional. Dia berharap pemerintah dapat membantu meringankan kondisi mereka dalam mengobati Kanya Anggraeni. 

Sementara itu, Kepala Desa Wanajaya Iip Firman Nurdin, menyatakan "pihaknya akan membantu keluarga KA semaksimal mungkin, pihak pemerintah desa," lanjut Iip Firman Nurdin, dan akan mencoba menyelesaikan tunggakan BPJS Kesehatan keluarga KA sebesar Rp10 juta terlebih dahulu. 

Terpisah, Keluarga anak sedikit bernapas lega, pasalnya sejumlah pihak turun tangan membatu keluarga tersebut.

Iip Firman Nurdin kepala Desa Wanajaya saat ditemui media, Selasa (07/02/2023), mengatakan, "betul barusan dari Kementrian Sosial RI,  Dinas Sosial kab Garut, Baznaz Kabupaten Garut, Kepala Desa Wanaraja, Kepala Desa Wanajaya, Korwil Pendidikan Kecamatan Wanaraja, Forkompimcam Wanaraja, turun membantu untuk menyampaikan bantuan dari Baznas kabupaten Garut, Korwil Pendidikan kecamatan Wanaraja dan Kemensos RI".

Bantuan dari Baznas, Korwil pendidikan untuk pelunasan BPJS mandiri, tunggakan sebelumnya ke BPJS Mandiri sebesar Rp 10.350.000 ( sepuluh juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah) dan kemudian untuk pembuatan BPJS BPI untuk aktivasi bulan Maret 2023. 

"Selain itu keluarga juga menerima beberapa bantuan dari Kemensos dan fasilitas dari dari Baznas Propinvsi Jabar untuk rumah singgah saat menjalani pemerikasaan dan tidakan medis di Bandung nanti," ujar Iip Firman Nurdin Kepala Desa Wanajaya .

Hal senada disampaikan Kusnadi Korwil Pendidikan Kecamatan Wanaraja, "barusan kami serahkan bantuan dari Keluarga Besar Korwil Pendidikan kecamatan Wanaraja  untuk meringankan beban keluarga anak, penyerahan bantuan di kantor kecamatan Wanaraja, semoga nanti operasi anak di berikan kelancaran dan kemudahan," harap Kusnadi. (Rf/jabi) 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.