Semangat Juang Bapak Karmo Usia 75 Tahun Masih Bekerja Sebagai Tukang Sampah di Bogor


KOTA BOGOR, JABARBICARA.COM – Pekerjaan merupakan aktivitas  seseorang di usia kerja atau produktif jadi target hidup yang dicari seseorang agar dapat mencapai kelangsungan hidupnya dan diakui eksistensinya di lingkungan keluarga atau masyarakat.

Usia produktif masih sering dan banyak dijumpai seseorang belum mendapatkan pekerjaan karena dengan berbagai alasan, misalnya sulit cari pekerjaan, ga cocok dengan ini itu, males dan lain- lain. Padahal usia terus bergerak dan  bertambah. Semangat kerja demi nafkah dan kelangsungan hidup ternyata tidak mengenal usia produktif.

Karmo seorang tukang sampah keliling yang berusia 75 tahun bisa jadi inspirasi, motivator dan semangat agar kita harus terus bekerja dan bekerja.

Dikonfirmasi JabarBicara.com, Kamis (25/08/2022) Karmo atau lebih akrab dipanggil Amo tukang sampah lingkungan mengatakan, usianya sudah 75 tahun. Bekerja sebagai tukang sampah di lingkungan Mantarena sudah bekerja sekitar 9 tahun. Bekerja setiap hari ngelilingi 7 RT memungut sampai dengan gerobag sendiri. 

"Saya melakukannya hampir setiap hari. Alhamdulillah satu bulan saya mendapat gaji satu juta rupiah. Uang tersebut saya gunakan untuk menafkahi istri sisanya buat biaya hidup saya sehari- hari, misalnya untuk makan, dan lain-lain. Sedangkan untuk tidur saya memanfaatkan tempat yang ada disekitar warung Depris Jembatan Merah Kota Bogor. Ya terpaksa tidur bareng teman-teman yang kebetulan nasibnya sama dengan saya tidak sanggup bayar buat biaya kontrakan", tambah Amo.

"Pagi untuk isi perut rutin saya makan gorengan beberapa supaya ada tenaga dan terhindar dari sakit. Ya kalo lagi sakit saya sendiri yang urus karena istri juga jauh di Cibatok. Kalo kesini menemui saya biasanya 3 hari sekali untuk ambil jatah nafkah dari saya. Sebenarnya saya punya anak tapi anak saya jarang berkunjung mungkin karena jauh atau lain hal. Tapi saya harus terus semangat bekerja walau pekerjaan yang saya jalani melelahkan, ya harus gimana lagi harus disyukuri dan saya senang masih ada orang yang bantu memberikan pekerjaan walaupun hanya tukang sampah", pungkas pa Amo. 

Tukang kopi yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan pa Amo emang hampir setiap hari mampir ke warung kopi saya hanya untuk makan gorengan, minum di waktu istirahat.

"Benar pa Amo tidurnya di sekitar Depris Jembatan Merah bergabung dengan orang-orang yang sama nasibnya tidak memiliki kontrakan", pungkasnya (Ard4rt /Jb).


0 Komentar :

    Belum ada komentar.