Skeptis Adalah Bersikap Ragu pada Banyak Hal, Inilah 5 Cara memiliki Skeptisisme Positif


JABARBICARA.COM-- Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, skeptis adalah kurang percaya atau ragu-ragu terhadap keberhasilan ajaran dan sebagainya. Kita mengenal sikap skeptis ketika orang lain bersikap kritis dan tak mudah percaya akan fakta yang ia dengar. 

Orang skeptis memahami bahwa menguji asumsi menyebabkan pengetahuan yang lebih luas, inovasi, dan kreativitas. Agama, filsafat, sains,sejarah, psikologi, umumnya percaya bahwa setiap sumber pengetahuan memiliki batasnya. 

Pengertian skeptis menurut ilmu filsafat

Skeptis adalah bagian penting dari pemikiran kritis. Istilah skeptis berasal dari bahasa Yunani yaitu skeptikos, yang berarti “untuk menanyakan” atau “melihat-lihat”. Orang skeptis biasanya membutuhkan bukti tambahan sebelum menerima sesuatu sebagai kebenaran. Mereka berani menantang status quo dengan pertanyaan yang terbuka dan mendalam.Dari sudut pandang ilmu filsafat, skeptis adalah suatu sikap meragukan suatu informasi maupun pengetahuan yang telah diwariskan kepada umat manusia selama ini. Berbagai ilmu yang tertulis di masa lampau dianggap bukan sesuatu hal yang pasti.

Di zaman Yunani Kuno, skeptis diartikan lebih jauh karena tak ada yang bisa mengklaim kebenaran, yang terbaik adalah menunda penilaian selama mungkin. Pemikiran skeptis ini mendorong salah satu filsuf Eropa, Rene Descartes untuk melontarkan kritik yang kuat akan paham skeptisisme. Descartes ingin membuktikan kebenaran tertentu adalah bawaan dan tidak dapat diganggu gugat. Untuk melakukannya, dia mulai memilih setiap klaim kebenaran yang bisa dia pikirkan, termasuk bagaimana kita melihat dunia, dan menantangnya. Bagi Descartes, persepsi tidak dapat diandalkan. Anda mungkin berpikir dunia di sekitar Anda nyata karena Anda dapat mengalaminya melalui indera Anda, tapi bagaimana Anda tahu bahwa Anda tidak sedang bermimpi? Bagaimanapun mimpi pasti terasa nyata ketika Anda berada di dalamnya. Atau siapa tahu Anda ternyata hidup di dalam dunia kecil dan ada dunia lain yang lebih besar, sedangkan manusia adalah percobaannya

Garis pemikiran ini membuat Descartes mempertanyakan keberadaannya sendiri. Di tengah kepanikan intelektual, akhirnya dia menyadari fakta yang tak terbantahkan bahwa ia sedang berpikir. Dari sini dia menyimpulkan bahwa ‘jika saya berpikir, maka saya ada’. Kutipan terkenal “I think, therefore I am” pun muncul.

5 Cara memiliki skeptisisme positif

Bagaimana orang dewasa mencontoh seni skeptisisme positif tidak hanya membantu membuat keputusan, tapi juga menunjukkan kepada anak-anak cara berpikir untuk diri mereka sendiri. Dan jika anak-anak belajar berpikir untuk diri mereka sendiri, mereka belajar percaya pada diri sendiri. Berikut ini 5 cara untuk menerapkan sikap skeptis positif dan selalu mempertanyakan akan kebenaran:

  1. Jadilah orang yang terus curiga

Jadilah orang yang terus curiga bahwa ada fakta lain di balik sebuah fakta. Dari orang yang menjual produk dan layanan, hingga kandidat calon untuk jabatan politik, kita dibanjiri dengan keputusan yang mengharuskan kita untuk bertindak. Thomas Kida, dalam bukunya “Don’t Believe Everything You Think”, menunjukkan betapa mudahnya kita dibodohi dan mengapa kita harus belajar berpikir skeptis.Coba tantang sebuah fakta dengan beberapa pertanyaan: “apa yang membuat mereka berpikir seperti itu?”, “asumsi apa yang menjadi dasar klaim fakta itu?”, “fakta atau penelitian apa yang mendukung ide itu?”, “apakah ada fakta atau penelitian yang membantah klaim itu?”.

  1. Penuh dengan keraguan

Kita rentan akan indoktrinasi, propaganda, dan daya tarik emosional yang kuat. Itulah sebabnya iklan, berita TV, atau kampanye apa pun terus-menerus mencoba mengatur cara berpikir kita. Coba kenali batasan klaim kebenaran kepada siapa pun. Ajukan pertanyaan kepada diri sendiri, seperti ”apa logika argumen ini?”. Dengarkan diri Anda ketika ada sesuatu yang tidak beres.

  1. Ambil posisi oposisi

Cara menjadi skeptis positif selanjutnya adalah mengambil posisi yang belum tentu Anda setujui hanya demi argumen. Posisinya tidak harus agresif, tapi cukup dengan mengatakan: “Untuk memahami ide ini dengan lebih baik, biarkan aku berperan sebagai oposisi”. Hal ini dilakukan agar mendapat pemahaman yang lebih besar tentang suatu masalah.

  1. Gunakan logika dan intuisi

Dalam buku “Embracing Contraries”, Peter Elbow mengatakan bahwa meragukan dan percaya adalah salah satu tindakan dasar paling kuat yang dapat kita lakukan dengan pikiran kita. Manusia menjadi pemikir yang lebih baik ketika menyebarkan keraguan dan kepercayaan secara lebih sadar melalui penggunaan logika dan intuisi daripada secara kebetulan.

  1. Jangan memihak

Tidak memihak adalah sifat yang sangat membantu ketika menonton berita TV. Tanyakan pada diri sendiri, “apa sisi lain dari berita ini?”, “apakah ini cerita satu orang atau berlaku untuk ribuan orang?”, “apakah ada keyakinan atau asumsi mendasar yang dibuat yang mencerminkan reporter ini?”

Sumber: Sehatq.com

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.