Soal Peluang Duet Anies - Puan, Pengamat: Prabowo harus Hati-hati


JABARBICARA.COM - Pernyataan Ketua DPP PDI-Perjuangan Puan Maharani yang membuka peluang berduet dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Pilpres 2024 ditanggapi oleh pengamat politik.

Menurutnya, duet ini akan sangat bagus untuk meningkatkan elektabilitas Puan.

Ia bahkan mengatakan kalau ada sosok yang harus waspada dengan pernyataan tersebut.

Sosok itu yakni Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Sebab, Prabowo harus melakukan kalkulasi politik terhadap pernyataan tersebut.

Sebelumnya, Puan menyampaikan hal itu menanggapi usul agar dirinya berduet dengan Anies demi mengakhiri polemik 'cebong-kampret' yang sudah berlangsung sejak Pilpres 2014.

Pada kesempatan itu, Puan menegaskan kalau dirinya sama sekali tak punya masalah dengan Anies.

Ia juga mengaku tidak bermusuhan dengan orang nomor satu di DKI Jakarta itu.

Puan pun menegaskan bahwa dalam politik tak ada yang tidak mungkin, termasuk dirinya berduet dengan Anies di Pilpres 2024.

"Mungkin saja (duet dengan Anies), nggak ada yang tidak mungkin di politik. Semua dinamika bisa terjadi. Tinggal kita lihat lagi tahun depan lah bagaimana ceritanya, cerita- cerita politik," kata Puan dilansir dari Tribunnews.com, Kamis (24/03/2022).

Puan kemudian menceritakan bagaimana dirinya kerap bertemu dengan Anies secara tak sengaja.

Ia juga kerap berkomunikasi dengan mantan koleganya di Kabinet Indonesia Kerja itu.

"Saya sering, suka juga secara tidak sengaja bertemu Pak Anies di acara-acara. Komunikasinya, jika ada perlu suka berkomunikasi dan jika ada acara juga komunikasi," imbuhnya.

Puan memastikan pertemanan dan silaturahmi dengan Anies tak ada masalah.

Ia juga menegaskan dirinya tak bermusuhan dengan Anies.

"Perbedaan politik itu kan ya di politik. Tapi pertemanan, silaturahmi kekeluargaan, saya rasa, saya sama Pak Anies nggak ada masalah. Jadi kenapa kayak ada musuhan ya? Nggak ada musuhan," katanya

Prabowo Harus Waspada

Sementara itu, Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai bahwa Puan Maharani amat diuntungkan jika berpasangan dengan Anies Baswedan.

Terlebih, PDIP memiliki tiket sendiri untuk bisa mengusung Capres.

"Kehadiran Anies Baswedan mendampingi Mbak Puan ini memang mengerek elektabiliasnya Puan," kata Hendri Satrio saat dihubungi Tribunnews, Kamis (24/03/2022).

Meski begitu, Hendri mengatakan, jika antara Puan dan Anies berpasangan, masa sosok yang memiliki elektabilitasnya lebih tinggi akan menjadi Capresnya.

"Jadi pertanyaannya siapa yang akan menjadi capres ya kemungkinan besar Anies Baswedan," ungkapnya.

Selain itu, ia mengatakan menurut hasil survei Kedai Kopi, Capres perempuan ini belum terlalu bisa diterima atau secara elektabilitas tidak lebih baik dari capres laki-laki.

"Jadi nampaknya Pak Anies yang akan menjadi Capres," tambahnya.

Selain itu, Hendri Satrio melihat bahwa peryataan Puan Maharani itu justru membuat Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto harus kembali menghitung kalkulasi politik.

Pasalnya, peryataan itu bisa diisyaratkan bahwa peluang Prabowo untuk mendampingi Puan bisa sedikit terjegal.

"Ya ini bagus buat Puan dan sebetulnya justru yang musti berhati-hati atas peryataan itu ya Pak Prabowo, itu harus melakukan kalkulasi-kalkulasi politik terhadap peryataan Puan ini," jelasnya.

Soal Penundaan Pemilu

Dalam kesempatan wawancara yang sama Puan juga menegaskan sikap partainya yang menolak usul penundaan Pemilu.

Puan mengatakan seluruh kader PDI-P patuh pada arahan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

"PDI Perjuangan solid, itu yang harus saya sampaikan bahwa kita semua mengikuti arahan ketua umum. Kalau kemudian ada gimmick-gimmick, ada dinamika di lapangan, itu kan mungkin suara pribadi. Tidak menjadi suara resmi partai atau kemudian suara resmi fraksi DPR, PDIP Perjuangan yang ada di DPR. Jadi ya yang didengar ya yang resmi saja," ujar Puan.

Instruksi Megawati, kata Puan, telah disampaikan pada rapat yang diikuti para kader PDI-P.

Seluruh kader PDI-P menolak penundaan pemilu. PDI-P telah menyepakati Pemilu digelar pada 14 Februari 2022

"Jadi ada suatu rapat yang disampaikan bahwa menurut instruksi Ketua Umum bahwa tahapan-tahapan penyelenggaraan pemilu sesuai dengan kesepakatan DPR dan pemerintah ya segera dilaksanakan, bahwa pemilu akan dilaksanakan 14 Februari. Ya itu kan sudah clear," ucap Puan.

Puan mengatakan penyelenggaraan Pemilu 2024 adalah keputusan final yang disepakati pemerintah, DPR, dan KPU. Menurut Puan, ada mekanisme panjang yang harus dijalani dalam penentuan keputusan tersebut.

"Sebagai ketua DPR sudah sudah jelas bahwa pemerintah, DPR, KPU sesuai dengan mekanismenya sudah menyetujui dan menyepakati pemilu tahun 2024 itu akan dilaksanakan pada tanggal 14 Februari
tahun 2024. Sudah titik. Jadi ya setelah disepakati kemudian disetujui dan bahkan disahkan bahwa DPR, pemerintah, dan KPU menyetujui 14 Februari 2024 itu harus ada penyelenggaraan Pemilu, ya itu yang kita sepakati," ujarnya.

Puan meyakini Presiden Joko Widodo juga tidak akan tergoda menyetujui usul penundaan pemilu dan memperpanjang masa jabatannya.

Puan yakin Jokowi pasti mengikuti amanah yang diberikan rakyat Indonesia.

"Saya meyakini Presiden Jokowi pasti mempunyai keteguhan hati yang bisa menjaga apa yang menjadi amanah dan amanat yang diberikan rakyat Indonesia yang memilih pada periode pertama dan
periode kedua untuk bisa menjaga hal tersebut sampai masa berakhirnya tahun 2024 itu," ucap Puan. (Trbn/Jabi)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.