Wacana Gubernur Lemhamnas Yang Menggoda Selera Humor Kita


Oleh: Jacob Ereste

JABARBICARA.COM-- Sekedar wacana -- kalau pun memang serius -- gagasan Gubernur Lemhanas yang melemparkan isu  agar Polri berada dibawah, Kementrian, seakan serius pula ditanggapi Anggota DPR RI, sebagai sesuatu yang tak main-main.

Seperti drama Korea yang membuat Emak-emak jadi betah di rumah, meski drama Korea itu sebetulnya cuma permainan watak belaka, toh tak main-main pula dibuatnya. Kalau tidak, mana mungkin Emak-emak bisa seperti  kerasukan saat menontonnya.

Lha, kalau saja wacana Gubernur Lemhanas juga begitu essensi dari hasrat yang menghasutnya, apanya yang salah. Toh, bisa dianggap saja sebagai hiburan untuk mengalihkan agar mereka-mereka yang ceriwis mengkritisi hutang pemerintah bisa sedikit mereda. Atau, bisa juga sebagai upaya menghibur diri dari stress akibat ancaman keambrukan negeri ini yang sedang berada diujung tanduk.

Pernyataan Gubernur Lemhanas itu seperti yang terus mendapat sambutan riuh dari berbagai pihak seperti berseliweran di media sosial, boleh jadi sekedar untuk haha hihi yang tidak bermutu, agar publik bisa mempunyai topik serius, meskipun konyol seperti lawakan maupun standing up komedi yang perlu diadakan di setiap kesempatan, agar kerunyaman memikirkan negeri ini dapat sedikit mendapat penghiburan. Jadi tak perlu tegang jadi bertegang-tegang.

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco boleh saja berkata sangat menyayangkan pernyataan Gubernur Lemhanas Agus Widjojo yang  melontarkan bola panas itu kepada Polri agar berada dibawah ketiak  Kementrian Keamanan Dalam Negeri (Kemendagri) dan Dewan Keamanan Nasional. (NKRI.Post.Com, 3 Januari 2021).

Alasanya Anggota Dewan yang dahulu menjadi bintang dalam skenario pembuatan UU Cipta Kerja yang sering terpleset disebut UU Cilaka itu, toh sama juga tanpa pernah terlebih dulu melakukan kajian secara mendalam. Apalagi mau mengajak warga atau unsur masyarakat yang merasa berkepentingan pada wacana gila-gilaan yang sama.

Jika pun sampai menimbulkan kegaduhan dan keresahan, bisa jadi itulah bagian dari hikmahnya yang patut dipetik, minimal bisa melupakan sejenak harga cabe dan telur yang melambung, sebab kalau sampai menjadi tranding topik, toh kurang elegan bagi pemerintah. Maka boleh jadi ada baiknya pula seperti fungsi dari drama Korea yang mampu menjinakkan Emak-emak agar tak keranjingan shoping seperti pejabat negara kita yang bingung sehabis ngentit duit rakyat yang tak alang kepalang banyak jumlahnya.

Kalau harus jadi gaduh, agaknya belum sesanter dari kasus Ustad yang harus didatangi langsung Komandan Korem hingga memonopoli pemberitaan di media sosial samping menempati rating tertinggi selama dua pekan terakhir.

Intinya paparan dari tulisan ini pun sekedar ingin  mengingatkan saja agar wacana Sang Gubernur Lemhamnas dan Anggota DPR RI itu, tak perlu membuat warga masyarakat di kampung saya tidak sampai sembelit, jadi rusak pencernaan maupun selera humornya. Sebab hidup tak boleh dibawa serius melulu. Sesekali bisa disikapi seperti bermain-main. Supaya tidak semakin stress pekerjaan yang diidolakan tak kunjung didapat. Atau, karena jabatan yang sudah dikangkangi, mau ditukar-gulingkan oleh pejabat yang lebih berkuasa. Persis seperti pengalaman nyata Mas, Kasiman yang mau digeser posisinya sebagai pekerja di pabrik bihun di kampung saya yang juga sedang terancam kolep. (Red.Jabi)

Isi Artikel diluar tanggungjawab Redaksi jabarbicara.com

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.