4 juta Loker di Jepang, Kadin Academy Jabar MoU dengan PT Soken Guna Tingkatkan SDM


BANDUNG, JABARBICARA.COM – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Academy Jawa Barat (Jabar) menandatangani Memorandum of Undestanding (MoU) dengan PT Soken Indonesia atau Indonesia Research Institute dalam bidang peningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Jabar untuk memenuhi kebutuhan pekerja blue collar di Jepang.

Kebutuhan pekerja kerah biru (blue collar) setiap tahunnya antara empat juta sampai enam juta orang, karenanya CEO Indonesia Research Institute, Albertus Prasetyo Heru Nugroho mengatakan kerjasama dengan Kadin Jabar dilakukan karena di Jepang kebutuhan pekerja blue collar sangat tinggi.

Blue collar itu tidak bekerja diatas meja tetapi langsung di lapangan seperti pekerja di pabrik, pertanian, restoran dan sebagainya,” ujarnya.

Menurut Albertus, selama ini kebutuhan tenaga kerja di Jepang banyak dipenuhi oleh pekerja dari Vietnam. Mereka pun hanya bisa menyediakan sebanyak 70 ribu orang saja.

“Jadi kekurangannya masih sangat tinggi,” ungkapnya.

Ketum (Ketua Umum) Kadin Jabar Cucu Sutara mengapresiasi kerjasama antara Kadin Jabar dengan PT Soken dari Jepang untuk peningkatan SDM yang menjadi salah satu tugas pokok dan fungsi Kadin.

“Khusus kita bicara hari ini, MoU peningkatan tentang SDM. Bagaimana nantinya, kawan-kawan dari lulusan S1, S2 termasuk SMA atau SMK bisa bekerja di Jepang,” jelasnya di Gedung Kadin Jabar, Jl. Sukabumi No. 42 Kota Bandung, Rabu (12/10/2022).

Cucu berharap MoU ini bisa dilanjutkan dengan pembuatan bisnis plant, agar bisa cepat ditindaklanjuti.

Wakil Ketua Kadin Jawa Barat Bidang Pengembangan Usaha Berbasis Teknologi Terapan yang juga Direktur Kadin Academy, Hadi S Cokrodimedjo memandang MoU tersebut merupakan kesempatan bagi tenaga kerja Indonesia.

Menurutnya, jumlah pengangguran produktif di Indonesia sangat banyak, tidak terkecuali di Jabar.

“Sebelum pandemi, jumlah pengangguran di Jawa Barat mencapai dua juta orang. Sekarang sudah mencapai empat juta orang,” terang Hadi.

Karenanya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja tersebut SDM harus dilatih dan belajar terlebih dahulu melalui Kadin Academy terkait bahasa, attitude dan daya tahan.

“Kebanyakan yang sudah pergi ke Jepang itu tidak tahan, sebab mereka mengira pertanian di Jepang itu banyak orang, kerjanya rame-rame. Lahan pertaniannya itu seratus hektare dikerjakan sendiri. Stres mereka, balik lagi,” tandas Hadi. (***) 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.