Cara Tasya Kamila Terapkan Gaya Hidup 'Go Green' di Rumah


JABARBICARA.ID:--  Masalah lingkungan masih menjadi isu global, yang tak ada habisnya untuk dibahas. Masih berbekas di ingatan kita, beberapa waktu lada penyu yang hidungnya kemasukan plastik. Lalu, ada paus yang mati karena terlalu banyak plastik dalam lambungnya.

Dilansir dari HAI BUNDA, Sebagai duta lingkungan hidup, Tasya Kamila mengaku miris melihat itu. Menurutnya, masalah sampah masih dianggap sepele oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

"Satu sampah kecil misal bungkus permen masih sering dibuang sembarangan karena mereka yang membuang merasa 'Ah enggak bakal ngaruh di kehidupan aku'. Coba bayangkan kalau ada satu juta orang yang berpikir seperti itu. Berarti ada satu juta sampah yang terbuang tiap waktu," ujar Tasya di Workshop BukaLapak 'Trash to Treasure', di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (21/2/2019).

Tasya mengungkap fakta bahwa tiap tahunnya Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah. Kemudian, sekitar 75 persen masyarakat Indonesia belum bisa mengelola sampah. 

"Apalagi prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) pasti belum dilaksanakan. Kita memindahkan sampah ke TPA (tempat pembuangan akhir) sebenarnya hanya memindahkan masalah saja. Sampah butuh dikelola, karena sampah bisa menghasilkan metan dan mengakibatkan pemanasan global," ujar Tasya.

Tasya mengimbau, sampah adalah tanggung jawab semua pihak, karena kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah masih kurang dari 20 persen. Jika mengandalkan satu pihak saja misalnya Dinas Kebersihan, akan butuh waktu yang tak sebentar.

Oleh karena itu, kata Tasya menyarankan untuk menerapkan gaya hidup 'go green' yang dimulai dari diri sendiri. Paling mudah diterapkan dari kebiasaan di rumah. Lalu, apa saja ya yang Tasya lakukan di rumah? Berikut caranya.

1. Terapkan prinsip 3R

"Di rumah mulai pakai prinsip 3R. Kalau mau beli barang, pilih yang nggak menghasilkan sampah. Cari barang yang bisa digunakan berulang-ulang, misal ke kantor bawa tumbler," kata Tasya.

Untuk para orang tua, Tasya menyarankan untuk selalu mempersiapkan bekal anak-anak ke sekolah. Hal ini supaya mereka enggak jajan pakai plastik sekali pakai.

2. Pilah sampah

Untuk memulainya, pilah sampah menjadi dua jenis yakni organik dan anorganik. Organik misalnya, potongan kulit buah, sayur, kertas, tisu. Sedangkan anorganik, plastik, lampu bekas, parfum. Pemilahan sampah menjadi dua jenis ini untuk mempermudah proses belajar anak menerapkan gaya hidup hijau.

"Kalau terlalu banyak memilahnya, orang rumah atau anak akan bingung," kata Tasya.

3. Composting

"Di rumah aku composting, mengubah sampah organik menjadi kompos. Ada tong, ada cairan bioaktivator, sampah yang bisa terurai dalam satu tong, ditutup. Ampasnya bisa jadi kompos. Biasanya di toko online juga ada yang jual kok," kata Tasya.

4. Gunakan produk ramah lingkungan

Tasya mengatakan, jangan lupa untuk gunakan produk-produk ramah lingkungan, misalnya sedotan stainless, kosmetik yang ramah lingkungan, dan lainnya.

"Kita enggak pengen ngeliat lingkungan kotor, kita juga enggak pengen anak cucu kita enggak bisa menikmati lingkungan yang indah," tutup Tasya.

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.