Dalam Musda IX KAMMI, Bupati Garut: 'Garut Hari ini lebih baik Dibanding sebelumnya'


GARUT, JABARBICARA.COM-- Bupati Garut, Rudy Gunawan menghadiri sekaligus membuka acara Musyawarah Daerah (Musda) IX Tahun 2022 KAMMI Kabupaten Garut yang diselenggarakan di Gedung Islamic Centre, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jum'at (02/06/2022).

Disebutkan, tema kegiatan Musda kali ini adalah Tadabbur Ayat Pancasila untuk Meradikalisasi Nilai Nasionalisme Terhadap Muslim Negarawan dalam Rangka Mentauhidkan Indonesia.

Hadir dalam acara tersebut, antara lain Bupati Garut, Wabup Garut, Kadispora, perwakilan Kesbangpol, Dinkes, Disperindag, Kemenag, GOW dan Polres serta beberapa SKPD dan OKP.

Dalam sambutannya, Bupati Garut, Rudy Gunawan berterimakasih kepada para ulama yang telah memberikan kontribusinya di masyarakat.

"Saya selaku Bupati Garut mengucapkan selamat berdemokrasi semoga KAMMI ke depan mampu menjadi lebih baik," ucap Bupati. 

Ditambahkan Rudy pemimpin pemerintahan memiliki keterbatasan sebagaimana manusia biasa.

"Jangankan Bupati, presiden sekalipun pasti melakukan kesalahan. Saya biasa dimaki ataupun dikritik, wajar, karena manusia bermacam-macam.

"Saya memiliki dosen yang berpesan 'jangan bikin malu UNPAD.' akibat perkataan dan perbuatan yang relevan. Saya sangat suka berdiskusi terbuka silahkan, tak sedikit demonstran yang memang membawa data yang dangkal. Namun begitu, kondisi Garut hari ini sudah lebih baik dibanding sebelumnya."

Sementara itu, Ketua pelaksana kegiatan Musda KAMMI IX, Ali Thowaf, mengatakan tema yang diambil dalam kegiatan musda kali ini adalah meradikalisasi.

"Salahsatu terminasi yang kami gunakan adalah radikalisasi, karena begitu pentingnya pemikiran yang radikal. Pemikiran radikal ini akan membentuk prinsip yang kuat dan aksi totalitas yang pada akhirnya melahirkan tujuan yang komprehensif" kata Ali.

Ketua Umum PD KAMMI Garut, Hamzah Sayyidussyuhada, S.T., menyampaikan, Pemda harus bisa menjadi jembatan antara kampus sebagai solution maker dengan masyarakat sebagai problem.

"Banyak sekali masalah yang dihadapi masyarakat tapi banyak pula mahasiswa yang mencari permasalahan untuk diselesaikan sebagai karya ilmiah, namun masyarakat tak menemukan solusi begitupun mahasiswa tak solutif karena mengarang masalah supaya biaya risetnya murah," beber dia.

"Perkara inilah yang membuat kampus sebagai lembaga riset tidak memberikan banyak manfaat kepada masyarakat. Ditambah lagi, pemerintah yang memiliki anggaran untuk menyelesaikan masalah jarang menggunakan pendekatan ilmiah. Semuanya tidak nyambung." Sambung dia.

Dalam akhir sambutannya, Hamzah berkata: "Hari ini kita memiliki Perda Kepemudaan; Bupati bisa mendorong dukungan riset kepada para mahasiswa yang layak dibantu, tentu dengan syarat riset yang relevan dengan masalah yang dihadapi masyarakat dan pemerintah. Bagi saya sebagai mahasiswa, membuat riset yang bermanfaat sangat cukup untuk memberikan kebanggaan secara pribadi." tutup dia. (Jabi)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.