Dari Pameran Tungggal Rini Maulina, "INDUNG SI MATA HOLANG'. Sebuah Eksplorasi Imanen dan Transendental


Oleh: Eddy Hermanto

Eksplorasi hakekatnya merupakan bentuk proses pencarian atau penjelajahan yang bertujuan untuk menemukan sesuatu. Eksplorasi menjadi sebuah kegiatan dalam berkesenian, pemikiran tersebut selalu menjadi alasan untuk mendapatkan kepuasan batin seorang perupa dalam menuangkan ide ke dalam bentuk karya seni. Dalam ruang lingkup seni rupa pengolahan material, media, gagasan ataupun ide menjadi kegiatan eksplorasi untuk mendapatkan kemungkinan baru. Kegiatan eksplorasi juga dapat menimbulkan bentuk, gejala, ataupun hal-hal yang takterduga yang dapat dieksplorasi kembali untuk mendapatkan sebuah karya seni yang unik. Dalam sebuah kegiatan eksplorasi imajinasi seorang perupa menjadi hal yang penting dalam melihat atau menafsirkan sebuah objek. Eksplorasi yang dilakukan terhadap objek apapun hingga menjadi sebuah gagasan karya seni untuk kemudian diapresiasikan lewat pameran. Nilai penting dari kegiatan pameran adalah terletak pada sebuah fungsi komunikatif karena komunikasi dianggap sebagai adaptasi pikiran terhadap sesuatu yang bermanfaat di satu sisi, tetapi di sisi lain sebenarnya menjadi relasi-relasi yang pararel antara perupa (kreator) dan publik sebagai apresian.

Dalam konteks relasi ini, Rini Maulina mengusung pameran tunggalnya yang bertajuk 'Indung Si Mata Holang' ia juga mengusung karyanya dengan objek motif batik tradisi yang menggabungkan dengan gaya lukis modern (cubis). Sebagai konsep perupaan salahsatunya ; matahari dipilih untuk makna indung sebagai simbol sumber kehidupan. Energi sinar matahari membantu semua bentuk kehidupan di bumi dan mengubah iklim dan cuaca. matahari juga dianggap oleh sejumlah peradaban sebagai dewa. Dalam EtnoAstronomi Sunda seperti pada pranatamangsa, suryakala, kala-ider dan palintangan terdapat penamaan untuk tata surya dan benda langit melalui carita pantun dan foklor (cerita rakyat).
Bagi masyarakat tradisional Sunda, matahari adalah inti dari budaya astronomi Sunda, Beredarnya matahari dalam Etno-Astronomi Sunda menjadi patokan untuk penunjuk waktu, nama waktu dan rentang waktu dalam sehari, disertai dengan munculnya tandatanda alam yang terjadi saat peredaran matahari, matahari sebagai energi sangat penting bagi kehidupan masyarakat.
Matahari diletakkan di tengah-tengah bidang, lansekap langit, tanah, air sungai atau rawa mengelilingi matahari pada setiap sisi, flora dan fauna, seperti pohon dan binatang diletakkan dibeberapa bidang, matahari tetap berperan sebagai sumber kehidupan.Itulah gambaran sekilas tentang kekaryaan Rini yang dipamerkan di GSPI (Griya Seni Popo Iskandar) dari 3 – 17 September 2021.

Mengapungkan simbol-simbol dalam setiap karya tersebut hadir sebagai jejak (trace) yang bisa dirunut pembentukannya dalam potensi kelokalan melalui karya seni yang diciptakan. Nilai-nilai kelokalan yang dimaknai kembali dalam konteks kekikian menjadi penanda pada zamannya. Potensi tersebut bukan sekadar merujuk pada teks visual namun juga nilai-nilai kearifannya yang diyakini pada sesuatu yang immanen atau budaya yang sifatnya kontekstual. Spirit tersebut yang terlihat kuat pada pameran Tunggal Rini Maulina dengan tema “Indung Si Mata Holang”. Mata Holang dalam keyakinan masyarakat Sunda merupakan sumber kehidupan atau pandangan hidup yang dikaitkan dengan nilai-nilai dan keyakinan akan makna dari “Indung”. Indung merupakan nilai-nilai warisan leluhur yang mulai dilupakan, sehingga tatkala ditelusuri makna dan hakekatnya terdapat berbagai pandangan dan keyakinan di masayarakat.
Indung merupakan “hal” penting bagi kehidupan manusia yang memiliki sifat keibuan dan berperilaku keibuan, namun disisi lain juga memiliki sifat sebagai pelindung, pemimpin, pusat kehidupan, memiliki kasih, keindahan dan memiliki kemampuan generatif.
Pilihan konsepnya menggunakan objek tersebut yang menghubungkan alam dengan segala isinya dan mengarah pada penciptaan, yakni kreativitas manusia dengan seni. Bercerita tentang segala sesuatu yang kita tahu (kontekstual) dan misteri-misteri alam yang tidak kita ketahui (transsendental), Boleh jadi, baik seniman maupun ahli ilmu pengetahuan telah berusaha memahami dan menekankan konsep kehidupan melalui berbagai ide mengandung polemik. Sebab ide tentang karya konservatif pun selalu kontradiktif. Dengan menjaga jarak dari dunia empiris, karya seni musti menunjukkan isi yang benar-benar berbeda dari karya sebelumnya, dan karya itu tidak sekedar menjadi skema transformasi. Jika kemudian publik (apresiator) mengajukan sebuah pertanyaan “makna” atau isi dibalik karya tersebut, itulah barangkali yang harus dipaparkan.

Pilihan objek lainnya adalah rumah dan pohon Rini mengawilinya dengan narasi :Nyalindung ka bumi nyalindung ka Indung (Berlindung ke bumi berlindung ke Ibu). Representasi rumah sebagai makna indung (ibu) yaitu pohon. Pohon dipilih sebagai simbol rumah.untuk hidup di alam ini, sebab kebutuhan manusia memang berasal alam. Dalam National Geographic Wild : menandaskan bahwa pohon redwood sebagai rumah bagi semua mahluk hidup yang ada disekitarnya, dari tumbuhan-tumbuhan kecil, hewan melata, unggas dan tumbuhan lainnya . Pohon Redwood disitu seolah menjadi rumah sekaligus mahkota bagi hidup dan kehidupan. Keberadaan pohon ditafsirkan sebagai tumbuhan alam yang memiliki falsafah Sunda yaitu: “hejo ngemploh leweungna, recet manukna, curcor caina, cing siriwig laukna, bakal makmur jelmana” (hijau dan lebat hutannya, banyak burungnya, melimpah airnya, banyak ikannya, maka makmurlah manusianya), Muncang labuh ka puhu (kemiri jatuh lagi ke pangkal, artinya orang yang pulang kembali ke kampung halamannya setelah lama mengembara dari tempat lain), Gunung talingakeun, leuweung kanyahokeun, kebon garaaeun, gawir awieun, lebak balongan, sampalan sawahan, walungan rempekan (Gunung harus dijaga, hutan harus dipelajari/diperhatikan, kebun harus diolah, tebing harus ditanami bambu, cekungan lembah dibuatkan kolam, dataran harus dijadikan sawah, sungai ditanami pepohonan pada pinggirannya).

Karya-karya Rini yang diusung berupa ; drawing, grafis, dan lukisan batik Pengalaman estetiknya ia senantiasa bermain dalam formasi, imanen dan hal-hal yang transcendental, sublimasi, dan transformasi kehidupan seni dan falsafah karuhun (leluhur) Itulah content dari pameran tunggal Rini Maulina ia adalah dosen pada Program Studi Desain Komunikasi Visual dan Magister Pascasarjana Universitas Komputer Indonesia. Ia juga lulusan FSRD ITB jurusan Seni murni (Lukis), kini sekarang ia tengah menyelesaikan Program Studi Doktor Ilmu Seni Rupa dan Desain FSRD ITB. (Red.Jabi)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.