Disebut Utang Negara Bertambah, Luhut Marah: 'Enggak usah ngomong di TV-lah, ketemu saya sini'


JABARBICARA.COM-- Menteri Koordinator Bidang Kemarintiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, geram dengan adanya kritik soal utang negara bertambah di tengah pandemi Covid-19. Ia bahkan secara tegas menantang pengkritik utang negara itu untuk berhadapan tatap muka dengan dirinya.
Luhut mengatakan bahwa keinginannya bertemu itu untuk membahas mengenai penambahan utang negara.

Keinginannya untuk bertemu dengan pengkritik utang negara itupun bukan tanpa alasan.

Purnawirawan TNI itu mengaku telah geram dengan apa yang dibicarakan oleh pengkritik di sosial media maupun di depan layar televisi.Menurutnya apa yang dikatakan oleh pengkritik utang negara itu adalah sebuah pembodohan masyarakat.Oleh sebab itu, dirinya ingin meluruskan apa yang terjadi terkait penambahan utang negara di tengah pandemi seperti ini.
"Jadi kalau ada yang mengkritik kami, sini saya juga pengin ketemu. Jadi jangan di media sosial saja. Nanti ketemu kami, ngomong," ujarnya melalui diskusi virtual, Jakarta, Selasa (02/06/2020) yang dikutip dari Kompas.com.

Luhut mengaku meski dirinya hanya berlatar sebagai seorang tentara dan tak pernah mengenyam pendidikan ekonomi, ia tak gentar hadapi pengkritik.

Dikatakan dia, dirinya sedikit banyak tahu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi.
"Enggak usah ngomong di TV-lah, ketemu saya sini. Nanti dia kasih angkanya, saya tentara walaupun bukan lulusan ekonomi, saya bisalah jawab itu. Tapi, jangan rakyat dibohongin," sambungnya.

Menlansir dari Kompas.com, Mantan Komandan Khusus Satgas Tempur Kopassus itu menjelaskan, utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) masih rendah ketimbang negara-negara lainnya, seperti Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang.

"Singapura itu lebih dari 100 persen dari debt to GDP-nya. Begitu juga dengan Amerika, malah kita enggak tahu lagi berapa besar," kata dia.

Luhut mengatakan, utang pemerintah Indonesia terhadap PDB akan mencapai 32 persen hingga akhir 2020.

Bila tak ingin bertatap muka dengannya, Luhut pun meminta para ekonom yang mengkritik utang negara itu untuk memberi informasi yang tepat kepada masyarakat.

Luhut pun mengaku pengetahuan mengenai ekonomi ini ia dapatkan dari belajar pada anak-anak muda yang mengerti mengenai ekonomi.
"Saya ini tentara, jadi belajar juga dari anak-anak muda yang ngerti. Jadi kita jangan enggak ngerti juga, bodoh-bodohin rakyat kita ngutang enggak benar. Utang kita itu produktif," ucapnya.

Melansir dari Kontan.co.id, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat total utang pemerintah hingga April 2020 mencapai Rp 5.172,48 Triliun.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, total utang tersebut meningkat Rp 644,03 triliun atau 14,22 persen.

Total utang tersebut setara dengan 31,78 persen terhadap PDB.
Angka tersebut masih dalam batas aman dalam Undang-Undang (UU) Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003 yang menetapkan batas maksimal rasio utang pemerintah sebesar 60 persen dari PDB. Sumber Sosok.ID

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.