“Edukasi Seks Bagi Siswa Siswi SMA Pelita Fajar Bandung”


Oleh Dr. Meilani Rohinsa., M.Psi., Psikolog.
meilani.rohinsa @psy.maranatha.edu

JABARBICARA.COM -- Masa remaja merupakan periode peralihan dari masa anak menjadi dewasa. Masa remaja menjadi salah satu periode kritis dalam kehidupan seseorang karena terjadi perubahan fisik, hormon, psikologis, dan sosial. Dalam berbagai literatur disebutkan bahwa masa remaja adalah periode kunci dalam rentang hidup untuk perkembangan seksual. Selama masa remaja, kematangan reproduksi tercapai, dan hubungan yang lebih intim dengan pasangan biasanya dimulai. Meskipun perkembangan seksual merupakan bagian alami dari masa remaja, seksualitas remaja sering kali menjadi fakto risiko bagi  kesehatan remaja.  Risalah (2022) menuliskan bahwa data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia mengungkapkan bahwa remaja berusia 15-19 tahun paling rentan terhadap HIV/AIDS. Menurut Ketua Satgas HIV IDAI, penularan pada remaja pada umumnya  disebabkan oleh seks bebas dan penggunaan narkoba melalui jarum suntik.

Pada saat seseorang mencapai usia remaja, pada umumnya sudah menerima banyak pesan tentang seksualitas (Strasburger, 2005). Sayangnya tidak semua remaja memperoleh informasi yang akurat dan komprehensif terkait pendidikan seksual. Fenomena yang marak  terjadi di Indonesia adalah masih banyak orang tua maupun orang dewasa yang seharusnya bertanggung jawab terhadap remaja  beranggapan bahwa pendidikan seks merupakan hal tabu untuk dibicarakan sebelum anak beranjak dewasa. Sebagai dampaknya masih banyak remaja yang tumbuh tanpa pendidikan seksual yang memadai. 

Dengan minimnya informasi yang memadai dan tepat tentang seksualitas, banyak remaja beralih ke sumber informasi lain seperti teman sebaya, internet, dan media (Gruber & Grube, 2000). Tidak jarang hal ini membuat remaja beresiko terpapar oleh informasi yang salah daan selanjutnya membuat remaja  tidak memiliki pemahaman tentang hubungan yang sehat dengan lawan jenisnya, dan bagaimana cara menjaga kesehatan reproduksinya. Minimnya informasi ini  membuat remaja menjadi sangat memungkinkan untuk  melakukan perilaku yang beresiko serta merugikan diri sendiri.
Dapat dikatakan remaja sangat memerlukan pendidikan seks. Orangtua maupun orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap remaja sebaiknya dapat memberikan bekal yang memadai dan tepat untuk membantu remaja menghindari perilaku seksual pranikah, mengurangi perilaku seks bebas pada remaja dan juga menjaga kesehatan reproduksinya. Pendidikan seks menjadi salah satu upaya penanganan dan pencegahan yang dapat dilakukan terhadap kasus yang berhubungan dengan perilaku seks yang tidak bertanggung jawab yang dapat terjadi pada remaja.

Sekolah dapat menjadi salah satu pihak berperan aktif dalam mengarahkan remaja untuk memahami mengenai seksualitas secara tepat. Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Maranatha menggandeng salah satu SMA di kota Bandung yaitu SMA Pelita Fajar untuk memberikan edukasi seks bagi siswa siswinya. Tujuan dari edukasi seks yang dilakukan adalah memberikan informasi kepada remaja mengenai tugas perkembangannya, memberikan informasi kepada remaja mengenai perubahan yang tengah dialaminya dan tantangannya, memberikan informasi mengenai konsekuensi dari pubertas serta peran gender remaja. Hal ini dimaksudkan agar para siswa dapat mengembangkan perilaku seksual yang positif sehingga mendorong remaja untuk menyadari perubahan yang ada didalam dirinya dan menyikapinya secara positif.

Edukasi dilaksanakan tanggal 8 Mei 2023 dengan dihadiri 32 siswa yang berusia remaja. Setelah melakukan edukasi, dilakukan evaluasi terhadap edukasi yang telah dilakukan. Hasil yang diperoleh sebagai berikut: Sebagian besar peserta  setuju bahwa materi yang diberikan dapat menjawab berbagai pertanyaan yang ingin diketahui dan sudah sesuai dengan harapan mereka. Selain itu, sebagian besar peserta juga menyadari bahwa pendidikan seksual itu penting untuk mereka. Mayoritas peserta juga sangat setuju bahwa mereka memahami materi perkembangan remaja dan perkembangan seksual remaja, juga perbedaan perilaku seksual yang sehat dan tidak sehat. Bahkan sebagian besar peserta juga setuju untuk menerapkan tips dan trik yang telah diberikan untuk mencegah perilaku seksual yang tidak sehat.

IMG_20230807_103240.jpgPemaparan materi kepada siswa siswi SMA Pelita Fajar oleh tim pengabdi
dari Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. (Dr. Meilani Rohinsa.,)

IMG_20230807_103424.jpgSiswa-siswi SMA Pelita Fajar mengisi lembar evaluasi edukasi. (Dr. Meilani Rohinsa.,)

IMG_20230807_103503.jpgSalah satu bentuk aktivitas dalam kegiatan psikoedukasi yang diikuti oleh siswa siswi SMA Pelita Fajar. (Dr. Meilani Rohinsa.,)
***


0 Komentar :

    Belum ada komentar.