Hentikan Wacana Perpanjangan Masa Jabatan Presiden


JABARBICARA.COM-- Para Menteri dan tokoh-tokoh politik di Indonesia untuk berhenti melakukan manuver politik untuk meneruskan wacana perpanjangan masa jabatan Presiden menjadi 3 Periode dan Penundaan Pemilu 2024.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas dalam keterangan tertulisnya pada Jumat, 1 April 2022.

Abbas menilai, isu 3 periode telah ditolak Presiden Jokowi. Jokowi bahkan menegaskan mematuhi konstitusi.

"Jadi berdasarkan hal demikian diharapkan para menteri dan para tokoh politik di negeri ini untuk berhentilah melakukan manuver dan merekayasa, serta menggalang dukungan untuk Pak Jokowi agar masa jabatan beliau bisa diperpanjang atau bisa menjadi tiga periode, karena hal demikian hanya akan membuat negeri ini semakin gaduh dan rusuh," kata Anwar Abbas.

Sebelumnya Presiden Jokowi angkat bicara mengenai teriakan 3 periode yang disampaikan warga saat dia berkunjung di daerah.

"Yang namanya keinginan masyarakat, yang namanya teriakan-teriakan seperti itu kan sudah sering saya dengar," kata Jokowi setelah meninjau Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada Rabu, 30 Maret 2022.

Atas dasar itulah Anwar Abbas menyarakankan agar para Menteri maupun tokoh politik lebih baik fokus menghadapi masalah yang ada.

Disebutkan, satu atau satu setengah tahun sebelum pemilu tahun 2024 para menteri dan tokoh-tokoh politik tersebut (biasanya) akan lebih sibuk memikirkan Pemilu dan Pilpres daripada memikirkan tugasnya.

"Akibatnya pekerjaan yang harus dikerjakan terabaikan sehingga usaha kita untuk melindungi, mencerdaskan dan mensejahterakan rakyat tidak tercapai; akibatnya bak kata orang-orang arif, duit habis tapi rumah tidak selesai," kata dia.

Anwar juga mengatakan, isu Presiden Jokowi 3 periode dan penundaan pemilu tersebut hanya membuat keadaan gaduh sekaligus membuat para menteri dan para tokoh melupakan persoalan bangsa yang sesungguhnya yang masih menumpuk.

"Seperti masalah kesehatan atau Covid-19, harga minyak, pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, ketidakadilan, hutang negara yang semakin membengkak, dan persoalan kemandirian bangsa yang semakin tergerus baik dalam bidang ekonomi dan politik serta keamanan," tutur pengamat sosial ekonomi dan keagamaan ini.

"Untuk itu kepada para menteri yang ada dalam kabinet sekarang ini, karena para menteri itu tugasnya adalah membantu presiden maka kerjakanlah pekerjaan yang menjadi pekerjaannya masing-masing agar apa yang menjadi visi dari presiden bisa terwujud sehingga beliau bisa mengakhiri periode kepemimpinannya dengan baik, anggun dan husnul khatimah," ujar dia mengakhiri. (Jabi dari Harian Haluan)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.