HMI Garut Menilai Kenaikan BBM Bersubsidi Membebani Masyarakat Kelas Bawah.


[FajarAlamsyah Sekretaris Umum HMI Garut (poto jabarbicara.com)]

GARUT, JABARBICARA.COM— Sekretaris Umum HMI Cabang Garut Fajar Alamsyah menyayangkan rencana pemerintah yang akan menaikan lagi harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Menurut dia, harga pertalite di Jawa Barat saat ini mencapai Rp7.650 per liter dan solar Rp5.150 per liter. Dengan harga sebesar itu masyarakat bawah sudah mengeluhkan, apalagi sekarang ada rencana kenaikan pertalite menjadi Rp10.000 per liter dan solar Rp8.500 per liter.

“Kita contohkan, pendapatan per kapita Kabupaten Garut berada di bawah rata-rata penduduk Jawa Barat mencapai 21 %. Pendapatan rata-rata penduduk Jawa Barat mencapai Rp11 juta per kapita per tahun, sedangkan pendapatan per kapita penduduk Garut hanya sebesar Rp8 juta pertahun. Ini menjadi persoalan yang menyebabkan kemiskinan di Garut cukup tinggi, artinya kondisi daya beli masyarakat rendah dalam hal ini apabila BBM bersubsidi naik justru pemerintah menambah beban masyarakat bawah,” ujar Fajar Alamsyah Sekum HMI Garut.

Fajar menambahkan, dengan kenaikan BBM tersebut laju inflasi tahun ini bisa melonjak lantaran kenaikan harga BBM juga menyulut harga lainnya, terutama transportasi dan bahan pokok masyarakat.
Kenaikan harga BBM akan berdampak pada kenaikan harga pangan lantaran ada kenaikan biaya logistik.

“Saya menanyakan langsung ke masyarakat untuk meminta tanggapan jika kenaikan BBM bersubsidi dilakukan, dan respon masyarakat justru sangat keberatan dan menolak, malah meminta pemerintah untuk menurunkan harga BBM bersubsidi,” kata Fajar, melalui siaran pers yang diterima jabarbicara.com, Selasa pagi (23/08/2022).

Fajar juga mengaku, mendengar kondisi tersebut pihaknya sangat prihatin dan pemerintah harus lebih peka terhadap beban ekonomi masyarakat saat ini, meskipun dalihnya kenaikan BBM tersebut karena beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“BBM bersubsidi ini harus lebih ditegaskan oleh pemerintah agar tepat sasaran untuk masyarakat kalangan bawah. Hari ini kalau mau membeli pertalite di SPBU ngantri panjang dan sering kosong seolah langka. Jangan sampai ketika pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi ketersediaan pertalite menjadi seolah langka, kasihan masyarakat,” tandas Fajar.

Ia menyampaikan bahwa HMI Cabang Garut meminta Presiden Joko Widodo dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk tidak menaikkan harga BBM bersubsidi. Apabila rencana kenaikan itu dilakukan, pihaknya berkesimpulan kebijakan pemerintah sudah tidak pro rakyat dan tidak memperhatikan kesulitan masyarakat.

“Untuk menyikapi hal itu, dalam waktu dekat ini HMI Cabang Garut akan berunjukrasa menolak kenaikan BBM bersubsidi tersebut,” Fajar Alamsyah memungkas. (***) 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.