Jika Dirinya Jadi Presiden akan Undang Ruslan Buton, Kata Refly Harun kepada Ustaz Abdul Somad


JABARBICARA.COM-- Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, di kanal YouTube miliknya, melakukan dialog dengan Ustaz Abdul Somad. Dia  sempat membahas pecatan TNI bernama Ruslan Buton, yang belum lama ini menulis surat terbuka agar Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mundur dari jabatannya.

Refly Harun mengatakan, apabila dirinya menjadi presiden Indonesia, dia akan mengundang langsung Ruslan Buton untuk bertemu. 

Dikutip dari YouTube Refly Harun, Sabtu (6/6/2020), awalnya Ustaz Abdul Somad yang hadir sebagai narasumber bertanya kepada Refly.

Ustaz Abdul Somad atau UAS menanyakan kepada Refly apa yang akan dilakukan terhadap Ruslan Buton apabila ia menjadi presiden Indonesia.

"Kalau Bang Refly jadi presiden, apa yang Bang Refly lakukan terhadap Ruslan Buton," tanya Ustaz Abdul Somad.

"Luar biasa, pertanyaan berat sekali," saut Refly.

Mantan Komisaris Utama Pelindo I mengatakan dia akan mengundang Ruslan Buton untuk tatap muka dengannya.

"Saya undang Ruslan Buton biar dia ngomong di depan saya, mau apa dia," kata Refly sembari tertawa.

Mendengar jawaban Refly, Ustaz Abdul Somad sontak tersenyum lebar.

"Mantap-mantap," timpal lelaki yang kerap disapa UAS.

"Dari pada dia susah-susah, undang saja Ruslan Buton," balas Refly.

Seusai membahas soal Ruslan Buton, Refly mengungkapkan pandangannya soal penguasa.

Ia merasa heran mengapa penguasa jarang ada yang mau mendengarkan suara dari oposisi.

"Saya kadang-kadang heran dengan penguasa, pemimpin bangsa kenapa dia selalu ingin mendengarkan orang-orang yang sepaham, searah dengan dia," kata Refly.

"Tidak mau menganggap orang-orang yang berbeda pendapat," sambungnya.

Menurut Refly bagi penguasa yang penting justru mendengar pendapat dari pihak yang berseberangan.

"Kalau orang-orang yang sepaham dan searah kan enggak perlu di-treatment lagi," kata Refly.

"Harusnya kan yang perlu didengarkan adalah orang-orang yang berbeda pendapat."

Refly lalu membahas sekilas soal pengalamannya berada di dalam lingkar pemerintahan.

Berdasarkan pengalamannya tersebut, Refly menyimpulkan mereka yang memiliki pendapat berseberangan dengan pemerintah akan dipandang sebagai 'lawan'.

"Tapi saya kira dimanapun tad (Ustaz Abdul Somad), saya mengalami juga tad," kata Refly.

"Kan saya dalam masa tertentu pernah diundang ke Istana, bahkan saya empat bulan pernah jadi staf khusus Menteri Sekretaris Negara Pratikno tapi saya mengundurkan diri setelah itu."

"Saya merasakan betul kalau pendapat kita sama, teman, kalau pendapat kita berbeda dalam 'lawan'."
"Kira-kira begitu tad," imbuhnya.

Refly mengatakan dirinya menyadari bahwa tidak mudah untuk menjadi pemimpin.
"Makannya saya bilang enggak gampang memang jadi pemimpin," jelasnya.
"Berjiwa besar, berlapang dada itu sulitnya minta ampun," pungkasnya. Diambil dari Sosok.ID

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.