Miris, Rekrutment PPS di Garut Diduga Banyak Rekayasa!


GARUT, JABARBICARA.COM -- Rekrutmen Panita Pemungutan Suara (PPS) untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024) di Kabupaten Garut diduga banyak Rekayasa, salah satunya diwilayah Korwil dua seperti yang terjadi di Kecamatan Pangatikan, dan daerah lainnya diduga penuh syarat kepentingan kelompok kelompok tertentu.

Pipit Siti Paridah salah satu peserta PPS di Desa Sukarasa Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut yang dalam nilai Computer Assisted Test (CAT) tertinggi dengan nilai 108 tidak lolos menjadi PPS ,ia menduga adanya rekayasa dan nepotisme dalam penerimaan PPS diwilayahnya.

IMG_20230124_141743.jpg

“Saya menduga penerimaan PPS ini cuma formalitas saja, semua sudah di stel, proses penilaian wawancara pun kita tidak tau tidak diumumkan ke Publik, berbeda saat melakukan tes CAT kita tahu nilainya berapa sedangkan diwawancara penilainya terlalu subjektif tidak objektif,” ungkap Pipit Siti Paridah, Selasa (24/01/2023).

"Pipit Siti Paridah menganggap penilaian wawancara terlalu subjektif, karena hanya orang-orang yang memiliki rekomendasi saja yang bisa lolos menjadi PPS, ia pun sangat menyayangkan keputusan KPU Garut tersebut, tanpa mempertimbangkan kemampuan dan skor yang diperoleh saat tes CAT.

“Penilaian wawancara bagi saya pribadi terlalu subjektif, karena hanya orang-orang yang memiliki kedekatan dengan komisioner KPUD dan PPK saja yang bisa lolos, Meskipun ia memiliki skor yang tinggi saat CAT, sungguh sangat tidak berpengaruh sama sekali, ketika sudah masuk kedalam tahapan wawancara,” ucap Pipit .

" Beredar informasi dari salah satu anggota PPK bahwa hasil pleno usulan PPS yang lolos tersebut merupakan orang-orang titipan dari KPU ".

“Kami memiliki informasi sebelumnya dari salah satu anggota PPK yang menyebutkan bahwa orang-orang yang masuk kedalam PPS merupakan titipan dari KPU Garut berinisal A."

"Tentunya kalau memang itu benar adanya secara tidak langsung Tim KPU Garut telah melakukan tindakan keluar dari aturan PKPU yang diduga melakukan nepotisme,” ungkap Pipit kepada awak media.

Pipit pun menambahkan, ia sangat menyayangkan orang yang lolos diwilayahnya bukanlah hasil Tes CAT dan Wawancara secara obyektif melainkan orang-orang kerabat family sedarah dengan KPU,

"Padahal dalam penilaiannya ada tanggapan masyarakat yang masuk kedalam kategori penilaian wawancara, logikanya kalau memang itu dilakukan banyak masyarakat yang tidak mengenal orang tersebut tetapi mereka bisa lolos menjadi PPS, buat apa di umumkan ke masyarakat ada perekrutan PPS kalau Toh jadinya, jalur keluarga yang direkrut menjadi PPS, ini sudah masuk dalam katagori pembohongan publik, kerena sudah tidak obyektif ini perekrutan PPS terparah terstruktur dan masiv karena hanya keluarga KPU yang bisa lolos," imbuhnya

“Dalam penilaian wawancara ada tanggapan masyarakat yang bisa menjadi nilai tambah untuk lolos menjadi anggota PPS, logikanya ketika family keluarga KPU saja yang lolos, buat apa ada seleksi CAT dan wawancara? kalau akhirnya jalur keluarga yang di loloskan, sedangkan yang tidak ada hubungan keluarga atau masyarakat umum, tidak lolos, tentu ini sangat ganjil dan bukan contoh yang baik," cetusnya

"Bagaimana masyarakat bisa memberikan tanggapan yang positif sedangkan mereka yang bisa lolos saja, merupakan keluarga KPU itu sendiri dan masyarakat juga harus tau dong bahwa perekrutan PPS kali ini, terindikasi adanya Nepotisme di wilayahnya tersebut,” tutupnya.

"Sementara Ketua PPK Kecamatan Pangatikan Dadan Farid Ridwan ketika dimintai tanggapannya terkait hal tersebut mengatakan, bahwa perihal hasil dari perekrutan calon PPS kami sudah jelaskan bahwa hasil akhir di lakukan oleh KPU Kabupaten Garut, karena kami cuma menjalankan tugas tugas untuk membantu KPU dalam proses perekrutan, diantaranya tempat dan lokasi tempat test wawancara," imbuhnya

"Semua para calon PPS yang hadir dalam acara pembukaan sebelum tes di mulai, KPU Garut menjelaskan bahwa hasil dari kegiatan ini, nantinya adalah keputusan KPU Kabupaten, PPK bukan yang menentukan kelulusan hasil, adapun nanti hasil pengumuman hasil telah ada, maka itu keputusan KPU, adapun keberatan silakan tanggapan masyarakat ke KPU selaku penyelenggara perekrutan calon anggota PPS," terangnya

Dadan Farid menegaskan, "Kami PPK dilibatkan dalam wawancara pertama dalam penilaian kami sesuai dengan apa yang mereka jawab dari pertanyaan yang di berikan,karena ada point point kriteria nilai dalam setiap pertanyaan, untuk selanjutnya hasil semua di serahkan ke KPU yang merekap semua hasilnya." 

" Kami tidak tau berapa nilai akhir para peserta, dan kami pun tidak tau siapa yang lulus, kami menunggu hasil pengumuman resmi dari KPU Garut, dan tadi malam menjelang pagi, pengumuman para calon PPS dikeluarkan, ya kami harus terima apapun hasilnya, itu sudah keputusan dari KPU, memang banyak yang menanyakan kepada PPK tentang hasil pengumuman ini, kami menjawab itu kapasitas KPU, karena kami bukan yang memberikan keputusan akhir," pungkasnya. 

"Beredar informasi di kabupaten Garut bahwa di Desa Sukawangi Kecamatan Singajaya ada peserta PPS yang tidak ikut Tes Wawancara, namun bisa Lolos jadi PPS, Amazing sekali KPU Garut, sampai berita ini di tayangkan, KPU belum bisa di minta tanggapanya. (Rf/jabi) 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.