Pameran Ilustrasi “Benang Merah” Virtual


BANDUNG, JABARBICARA.COM-- Pandemi masih berlangsung. Segala aktivitas yang bersifat berkerumun masih sangat dibatasi. Begitupula juga dengan pameran-pameran lukisan. Namun, kondisi seperti ini tidak didiamkan berlama-lama dan tidak membuat patah semangat untuk berkarya. Beragam upaya dan inovasi pun dilakukan oleh para pelaku seni, galeri-galeri seni rupa dan komunitas seni untuk tetap bertahan, tetap berkarya dan tetap menyelenggarakan pameran lukisan. Bahkan dalam skala yang lebih luas, lebih murah dari segi biaya dan bisa dijangkau lebih banyak pihak hingga internasional.
Ketika pameran fisik tertunda dan bahkan dibatalkan, dunia mulai berubah arah. Teknologi diperdayakan dengan maksimal. Pada akhirnya, virtual menjadi hal yang terbaik. Mulai dari pertemuan digital virtual hinggan akhirnya pameran lukisan digital virtual.

Kini sudah menjadi hal yang lumrah, galeri seni kenamaan hingga komunitas perupa dari yang besar hingga kecil dan pelaku seni secara perseorangan untuk membuat pameran karya entah tunggal atau bersama-sama secara virtual. Such of a blessing in disguise, di tengah pandemi yang sejujurnya buruk ada keberkahan yang bisa diambil yaitu salah satunya dengan mengadakan pameran virtual pribadi. Siapa saja bisa menunjukkan karyanya bahkan ke skala yang jauh lebih luas, dalam skala internasional.
Ada beragam cara untuk mengadakan pameran lukisan virtual. Bisa berupa kolase video atau menggunakan teknologi virtual yang membuat kita seakan-akan berada di ruangan pameran, berjalan-jalan melihat lukisan yang tergantung secara 3D.

Hal inilah yang dilakukan oleh salah satu pelaku seni bernama Lesh Dewika. Menurut dirinya, ia hanya berusaha menampilkan beberapa karya-karya ilustrasi yang telah dibuat olehnya untuk bisa dinikmati secara lebih luas. Karya-karya tersebut adalah ilustrasi yang ada di dalam novel perdananya Benang Merah, sebuah novel fiksi yang mengusung konsep novel berilustrasi.

Ilustrasi-ilustrasi yang dibuat dari sekitar tahun 2015 – 2002 dengan menggunakan media cat air dan tinta hitam, hadir apik di dalam novel. Sebagian dari ilustrasi tersebut juga bisa diwarnai sebagai media relaksasi atau semacam art therapy, seni untuk terapi. Novel setebal 295 halaman ini memberikan suatu terobosan baru bagi para pembaca novel Indonesia.

Berangkat dari kisah tentang Benang Merah, Lesh Dewika pun membuat Pameran Ilustrasi Virtual Perdana. Ada sekitar 32 ilustasi yang bisa diniknmati secara virtual dengan konsep 3D. Pameran ini juga menampilkan lagu ASMARANDANA sebagai lagu latar pameran sekaligus juga soundtrack dari novel Benang Merah.

ASMARANDANA adalah sebuah terobosan lainnya, sebuah kolaborasi dengan band BEN. Lesh Dewika yang tidak hanya sebagai pelaku seni tetapi juga sebagai penulis novel Benang Merah mencoba menggabungkan ketiga bidang tersebut, seni rupa, tulisan dan musik menjadi satu. Semua kolaborasi dan penggabungan ini diharapkan akan membuat lebih banyak pihak bisa menikmati 3 jenis hal berbeda dalam satu bentuk karya. Ia hanya berusaha untuk berinovasi dan berupaya di tengah pandemi. Menunjukkan sisi kreativitasnya.

Sedangkan BEN adalah trio pop rock asal Tangerang. Beranggotakan Benny Navaro (Synth), Johan Nurrokhman ( Guitar) dan Surya Luckmana (Vokal). Mengambil ambiece dan sound musik 80an dan 90an. Lirik dan Judul juga menjadi hal yang menjadi perhatian utama di band ini. Idiom-idiom tak lumrah macam Asmarandana, Residu, Gentas, Karma Terbaik, muncul menghiasi album perdana mereka yang albumnya juga berjudul ASMARANDANA dan lukisan dari Lesh Dewika juga didapuk untuk dipakai sebagai Cover Digital ASMARANDANA.
Selain bisa dinikmati dalam bentuk pameran virtual, ilustrasi Benang Merah menjadi ilustrasi untuk video lirik Asmarandana di channel Youtube Official BEN https://youtu.be/Gsmmq9wz9t0.

Pameran Ilustrasi Benang Merah virtual ini bisa dinikmati kapan saja, tanpa jeda waktu di channel youtube Lesh Dewika https://youtu.be/Myy_t4zmSY (Noona Leshdewika). Selamat datang kedalam dunia bentuk baru. Dunia ketika batasan real dan virtual bersatu. Ada dan tiada. (Art/Jb)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.