Webinar Hari ke-2, Endang Caturwati: 'Kertas itu Ibarat Bayi yang Baru Lahir'


oleh garasiseni10.com.  

JABARBICARA.COM-- Pameran Virtual Festival Kertas Sejagat yang digagas Prof. Dr. Setiawan Sabana, MFA dan dikurasi oleh Zusfa Roihan ini berlangsung 10 - 20 Mei 2020, di halaman web garasiseni10.com

Pameran diikuti sekitar 47 seniman dari berbagai Kota di Indonesia, juga oleh anak cucu dari peserta pameran dan Komunitas Peduli Anak Spesial (K-PAS) Indonesia. 

Karya-karya pada pameran ini merupakan respon perupa terhadap tema dari pameran yaitu 'Semesta Kertas dalam Renungan'.

Adapun rangkaian acara pameran Festival Kertas Sejagat ini adalah  Seminar Nasional Daring (webinar), terdiri atas 4 sesi, berlangsung sejak Senin, 11 Mei 2020 hingga  Sabtu, 16 Mei 2020.

Prof. Tjetjep sedang memaparkan materi di webinar (Poto Eksklusif)

Acara webinar ini dikelola  Ketua Seminar, Dr. Wegig Purwonugroho, dengan tema “Lampu Kuning Era Kertas sedang Berkelip, Menyongsong Nyala Lampu Hijau Era Digital, Apa Debaran Anda?”.

Seminar hari ke 2, tampil sebagai pemakalah Prof. Dr. Tjetjep R Rohidi, M.A (UDINUS), membawakan tema  “Kertas, Kebudayaan dan Seni”, dilanjutkan pemakalah Prof. Dr. Endang Caturwati, M.S. (ISBI Bandung), dengan tema “Kertas, Astungkara dan Parisukma”. 

Moderator untuk acara webinar di hari kedua ini dibawakan oleh Dr. Ira Adriati, M.Sn dan Dr. Ismet Zainal Effendi, M.Sn.

Dalam seminarnya itu, Prof. Dr. Tjetjep R Rohidi, M.A, menyampaikan, kertas memiliki peran penting pada kemajuan kebudayaan. Di masa sebelum teknologi digital mendominasi peradaban saat ini, kertas digunakan dalam semua unsur kebudayaan, dan hari ini potensi terbesar kertas digunakan sebagai 'kertas itu sendiri' ada pada wilayah Seni.

Sementara dalam pamdangan Prof. Dr. Endang Caturwati, M.S., kertas sebagai medium masih memiliki peranan penting hingga hari ini. 

Yang menarik dari pernyataan Prof. Endang yaitu analogi kertas dalam konteks Islam, bahwa kertas sebagai  perumpamaan bayi yang baru dilahirkan seperti dalam Hadist Riwayat Ahmad Ibn Hambal yang dikutipnya. 

Kesadarannya terhadap pentingnya peran kertas dalam kehidupan manusia, dimanfaatkannya sebagai bagian dari medium eksplorasi untuk karya seni tari ciptaannya “Astungkara” dan “Parisukma” yang berkolaborasi dengan master kertas  Prof. Dr. Setiawan Sabana, MFA.

Prof. Dr. Endang Caturwati, M.S., termasuk di dalamnya Setiawan Sabana, yang memanfaatkan kekuatan kertas yang artistik dan estetik, selaras dengan pernyataan Prof. Dr. Tjetjep R Rohidi, M.A., bahwa “seni menjadi ruang yang terbuka bagi kertas untuk menunjukkan dirinya sendiri”.

Prof. Dr. Setiawan Sabana, MFA., menyatakan "Berkarya itu semestinya seirama dengan helaan nafas berdenyut, tidak pernah berhenti hingga ajal menjemput." Kertas sebagai medium dan kekuatan artistik dapat dijadikan sebagai sarana meningkatkan spiritual, “Ngertas Ngertos”. (ed. T Gempur)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.