Alumni Faperta Uniga, Aldjibal : Antara Tuhan dan Covid-19


GARUT, JABARBICARA.COM-- Satu kata yang membuat seisi dunia menjadi gempar, kenapa? Berawal virus ini berasal dari kota Wuhan di negara China. Virus yang menyasar siapa saja baik orang lanjut usia, dewasa, remaja bahkan balita. Covid-19 menjadi malapetaka di dunia terutama di Indonesia korban meninggal pun tidak sedikit, peraturan pun di buat oleh pemerintah dari mulai physical distancing, social distancing dan PSBB.

Sulit memang kita harus menerapkan sebagian peraturan yang dibuat pemerintah, kenapa? karena banyak orang yang mencari nafkah dengan tidak diam di rumah , hal itu sungguh menjadi dilema disisi lain dengan banyak beraktivitas diluar maka semakin dekat dengan terjangkitnya covid-19 namun apabila diam di rumah tentu siapa yang akan memenuhi kebutuhan sehari hari.

Hal tersebut diungkapkan alumni Faperta Uniga sekaligus Staf Kemahasiswaan Faperta Uniga, Aldjibal Muslimy Riksanagara. “Covid 19? Lawan !,” katanya, (25/05/2020).

Berdasarkan cerita catatan sejarah, ternyata wabah penyakit atau virus sudah datang ke Nusantara pada abad ke -14, yaitu penyakit cacar yang muncul pertama kali di Negara Mesir pada 10.000 – SM. Penyakit tersebut telah membunuh sekitar 18.000 yang pada saat itu belum di temukan vaksinnya dan barulah pada tahun 1951 di temukan vaksinnya yang akhirnya dilakukan vaksinasi guna menurunkan jumlah penderita dan korban jiwa.

Hal tersebut menjadi gambaran bahwa kita jangan takut dengan covid-19, dalam kalimat jangan “ takut” ini kita harus mengedepankan apa yang dimaksud dengan peraturan-peraturan yang telah dibuat ,“ vatikan sepi, Jerusalem sunyi tembok ratapan dipagari, paskah tak pasti. Ka’bah ditutup sholat jumat dirumahkan umrah batal, corona datang seolah-olah membawa pesan bahwa ritual itu rapuh, hura-hura atas nama Tuhan itu semu, bahwa simbol dan upacara itu banyak yang hanya menjadi topeng dan komoditi dagangan saja, corona memaksa engkau dipaksa mencari Tuhan bukan dibasilika Santopetrus bukan di Ka’bah, bukan di dalam gereja bukan di dalam mesjid bukan di dalam mimbar doa bukan dalam Majlis Ta’lim bukan dalam misa minggu…- Gusmus “

Bagi yang masih bekerja tetap jaga kesehatan dan utamakan keselamatan. Banyaklah berserah diri pada Tuhan, karena dengan adanya wabah covid-19 banyak sekali hikmah yang bisa kita ambil. Datangnya musibah yang meresahkan di seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia, seolah-olah cara Tuhan untuk mengingatkan manusia, temukanlah Dia pada dirimu sendiri agar selalu berpikir positif, jadikanlah Dia tempatmu datang dan tempatmu kembali. Keep healthy and safety. (Fitri)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.