BANDUNG ART MONTH 2020: Virtual Exhibition Dunki World of Art; Persembahan 7 Tahun Komunitas 22 Ibu.


JABARBICARA.COM-- Karya seni rupa adalah bahasa visual yang muncul sebagai hasil olah ekspresi pada media dengan mengedepankan acuan nilai estetika berkesan memanjakan mata. Dahulu seringkali bahasan perempuan sebagai objek seni terdengar lebih riuh bila dibandingkan dengan perempuan sebagai subjek seni. Bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa, “perempuan itu lebih cocok dilukis bukan sebagai pelukis!”. Namun saat ini hal tersebut kiranya sudah tidak berlaku lagi. Sebagai wujud syukur perjalanan berkreasi seni Komunitas 22 ibu yang merupakan kumpulan wanita-wanita perupa pendidik seni rupa Indonesia menyelenggarakan

Pameran Virtual bertajuk Persembahan 7 Tahun 22 Ibu . Pameran virtual ini juga diselenggarakan sebagai bagian rangkaian event Bandung Art Month 2020.

Masa Pandemi Corona menyebabkan pameran dialihkan pada galeri diruang-ruang virtual. Pameran ini diselenggarakan dari tanggal 22 Agustus 2020 sampai dengan tanggal 22 Desember 2020 sebagai puncak hari lahirnya komunitas 22 ibu.

Pameran yang diikuti oleh sekitar 50 perupa anggota komunitas 22 ibu yang terdiri dari guru, dosen, seniman, desainer, para ibu dan mahasiswa ini dapat diapresiasi dalam 25 ruang galeri virtual yang dapat dikunjungi melalui tautan (link) Youtube yang telah disebar melalui poster dan media sosial seperti FB, Instagram, twitter dan lain sebagainya.

Adanya pandemi Corona di awal tahun 2020 ini yang memaksa pemerintah memberlakukan PSBB, mau tidak mau turut mendorong para anggota komunitas untuk mencari alternatif penyelenggaraan pameran pada ruang publik tanpa harus keluar rumah. Maka dipilihlah media Youtube sebagai ruang galeri eksebisi virtual dalam memamerkan karya.

Pameran virtual ini sangat layak untuk diapresiasi mengingat tidak banyak penyelenggaraan pameran yang hanya menampilkan karya dari para perempuan yang fokus pada dunia pendidikan seni, istimewanya anda tidak perlu keluar rumah untuk dapat mengapresiasi karya seni rupa retrospeksi para ibu-ibu terampil di komunitas 22 ibu semenjak awal berdirinya 7 tahun yang lalu.

Pameran virtual ini diproses dengan apik sangat estetik digarap dengan teknologi rekayasa digital sebagai bentuk ajakan para penikmat seni untuk dapat merasakan pengalaman estetis dalam ruang dimensi yang berbeda dari biasanya. Inagurasi Pameran persembahan 7 tahun komunitas 22 ibu telah dapat disaksikan pada tautan berikut https://youtu.be/xQYyS95aWok.

Dari banyak perupa yang turut meramaikan pameran virtual ini, Siti Wardiyah Sabri atau yang akrab dipanggil Dunki Sabri adalah salah seorang yang ikut berpartisipasi dalam parade karya yang ditampilkan. Dalam video naratif singkat dihadirkan beberapa karya seni rupa berupa lukisan dan ilustrasi yang dibuatnya dalam 10 tahun terakhir. Gaya lukis yang dibuatnya bercorak deformatif figuratif dengan warna-warna yang cerah. Latar belakangnya yang aktif sebagai komikus turut membuat goresan-goresannya cendrung tampak ilustratif. Seperti pada karakter-karakter yang dibuatnya ada kesan naïf dan imajinatif khas anak-anak.

Dunki telah turut bergabung dalam komunitas 22 ibu sejak tahun 2015. Bermula dari perjumpaannya dengan ibu Ayoeningsih Dyah Woelandhary dosen Universitas Paramadina saat acara revisi buku ajar Seni Budaya siswa SMP, Dunki kemudian melalui ajakan bu Ayoe mulai bergabung di Komunitas 22ibu. Lulusan seni rupa Universitas Negeri Jakarta saat ini selain aktif mengajar Seni Rupa di SMP Islam AlAzhar 1 Kebayoran Baru juga kerap menerima tawaran kerjasama membuat gambar ilustrasi untuk sejumlah buku anak dari beberapa penerbit dan workshop-workshop seni rupa.

Menurutnya seni adalah ekspresi diri yang jujur, apa yang sedang ‘trending’ dalam alam pikiran dan perasan pastinya akan termanifestasi dalam karya rupa yang dibuat. “Saya sangat beruntung bisa bergabung dan berkenalan dengan ibu-ibu komunitas 22 ibu Seperti bu Esa, bu Ayu, bu Nuning, bu Niken dan semua-semuanya yang tidak dapat saya sebut satu-persatu, dari sini saya mendapat banyak manfaat yang mendorong saya terus dapat berkreasi.

Terlebih sebagai seorang guru seni saya merasa saya harus dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi murid-murid saya dengan terus mengembangkan wawasan,kemampuan dan pengalaman yang kita miliki”, ujar dunki.

Bersama dua temannya Dina, dan Nina dari almamater Seni Rupa UNJ yang diajaknya turut bergabung dalam komunitas, kini Dunki terus mendorong dirinya aktif berpameran dalam dunia seni rupa. Karya Dunki Sabri dalam parade pameran virtual 22 ibu dapat dilihat ditautan berikut https://www.youtube.com/watch?v=1GRserLajLw (Art/Jb)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.