Batu Akik 'Kiarapayung', Primadona Baru Bungbulang Garut Selatan.

GARUT, JABARBICARA.COM-- Beberapa waktu lalu, Garut sempat heboh dengan potensi alam yang bersumber dari bawah tanah, yakni batu akik yang memiliki kualitas serta nilai keindahan yang tinggi.

Seorang peminat batu akik yang akhir-akhir menjadi pengrajin sekaligus ahli bidang batu akik, Ade Kartiwa, mengatakan, batu akik di daerah Bungbulang, khususnya, terus dieksplore guna mendapatkan batu akik yang berkualitas, baik dari sisi kekuatan batu akik maupun daya tariknya.

"Selain di Gunung Kencana, Cigadog, dan Cianggel, sekarang ditemukan lokasi baru di wilayah Gunung Kiarapayung," jelas Ade.

Ditambahkan Ade, jenis-jenis batuk akik seperti Ohen, Marsih, Japarana, Cihaniwung juga berasal dari wilayah Gunung Kiarapayung. Kini batu akik dari lokasi baru tersebut dikenal dengan nama Kiarapayung atau Wari (pemilik lokasi).

Kepada jabarbicara.com, Ade memaparkan tentang kemungkinan terjadinya gundukan bahan batu akik di dalam tanah, khususnya di wilayah Garut Selatan, Bungbulang.

"Berdasarkan para ahli geologi, dulu gunung meletus membawa lahar dingin yang menimbun fosil kayu hingga fosil itu tak mengalami pembusukan," ungkap Ade. Rabu (28/07/2020)

Dengan proses waktu ribuan tahun, lanjut Ade, berkat zat chalcedony, terbentuklah orlet atau gurat-gurat warna batu sesuai asal zat yang dikandung fosil batu tersebut.

"Terciptanya beragam warna pada batu akik tersebut sangat dimungkinkan adanya kandungan tembaga pada fosil kayu itu," tambah Ade.

Ade menuturkan, sebelum booming batu akik beberapa tahun lalu, dia telah terbiasa menjual batu ke luar kota, seperti Bandung, Jakarta, Sukabumi, bahkan ke banyak daerah jawa lainnya.

"Pada puncak musim batu kemarin, saya hanya melayani pihak-pihak yang datang saja," kata Ade.

Sementara itu, saat trend batu di masyarakat mereda, Ade menjual batu langsung ke buyer atau pihak bandar.

"Para peminat batu akik sejati bisa langsung membeli kepada para bandar itu," pungkas Ade. (*/Jb)